Pengajian Kitab Tanbihul Ghafilin Bagian Kesepuluh tentang 3 kalimat Kunci Keselamatan dan Kehancuran bagi Seorang Mukmin
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Syaikh Tsabit AlBunnani meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anh dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda, “Apakah kalian mengetahui, siapa orang mu’min itu?
Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”.
Beliau bersabda, “Orang mukmin adalah orang yang tidak akan mati sehingga Allah memenuhi pendengarannya dengan hal hal yang disenanginya. Meskipun jika seseorang melakukan ketaatan di dalam rumah, dalam rumah itu di buat kamar, dalam kamar itu di buat kamar lagi, dalam kamar itu dibuat kamar lagi terus hingga sampai 70 lapis kamar. Setiap kamarnya ditutup dengan pintu dari besi. Pastilah Allah akan memakaikan kepadanya “selendang ketaatannya”, sehingga manusia manusia akan memperbincangkan keindahan “selendang amalnya” itu dan menambahinya.
Para sahabat bertanya, “Bagaimana mereka menambahinya?”
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang beriman menyukai hal hal yang bertambah dari amalnya (senang menambah-nambah amal (ketaatan)”.
Rasulullah kemudian bertanya, “Apakah kalian mengetahui siapa Fajir (orang yang suka berbuat dosa) itu?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”.
Rasulullah bersabda, “Orang Fajir adalah orang yang tidak akan mati sebelum Allah memenuhi telinganya dengan hal hal yang tidak disukainya. Meskipun jika seorang hamba melakukan suatu maksiat di dalam rumah dalam rumah itu di buat kamar, dalam kamar itu di buat kamar lagi, dalam kamar itu dibuat kamar lagi terus hingga sampai 70 lapis kamar. Setiap kamarnya ditutup dengan pintu dari besi. Pastilah Allah akan memakaikan kepadanya “selendang kedurhakaannya”. Sehingga manusia akan memperbincangkan buruknya “selendang perbuatannya” itu dan mereka menambahinya”.
Para sahabat bertanya, “Bagaimana mereka menambahinya?”
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang Fajir menyukai hal hal yang bertambah dari kedurhakaannya (senang menambah nambah kedurhakaan/ kemaksiatan)”.
(Maksud dari hadits di atas, antara lain : orang yang menyembunyikan amalnya serapat apa pun, pastilah Allah akan menampakannya. Sebaliknya, orang yang menyembunyikan kedurhakaannya serapat apa pun, pastilah Allah akan menampilkannya di hadapan manusia. Pen)
Diriwayatkan dari ‘Auf bin ‘Abdullah berkata, “Sesungguhnya sebagian Ahlul Khair (orang-orang yang gemar berbuat kebaikan) menulis surat kepada sesamanya yang berisi 3 Kalimat :
“Barangsiapa beramal untuk akhiratnya maka Allah mencukupi urusan dunianya”
“Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia”
“Barangsiapa memperbaiki batinnya (yang tidak tampak), maka Allah memperbaiki dhahirnya (yang tampak)”
Berkata Syaikh Hamid Al-Lafaf, “Jika Allah menghendaki hancurnya seseorang, maka Allah menimpakan kepadanya 3 kalimat / perkara. Pertama, Allah memberinya ilmu tapi menghalanginya dari amal ahli ilmu (ulama). Kedua, Allah memberinya kesempatan duduk bersama orang shalih, tapi Allah menghalanginya dari memahami hak-hak (kemuliaan) orang shalih. Ketiga, Allah membukakan untuknya pintu ketaatan, tapi Allah menghalanginya dari ikhlas dalam amal.
Berkata Al-Faqih Abu Laits As-Samarqandi radhiyallahu ‘Anh, “Hal itu terjadi karena buruknya niat dan hati orang itu. Karena jika niat seseorang itu benar, maka Allah akan memberinya ilmu yang bermanfaat, keikhlasan dalam amal serta memberinya pemahaman akan kemuliaan orang orang shalih.
Wallahu A’lam.
Alhamdu lillahi robbil ‘alamin
Catatan Pengajian PakNas di Musholla Ar-Raudlah MQ. Nasy’atul Wardiyah Bersama Ust. Hambali Ahmad
Kertanegara, Sabtu Pahing, 16 Februari 2019 M / 11 Jumadil Akhir 1440 H
Wawan Setiawan