Adzab Kubur : Api Keluar dari Liang Lahat

3 min read

Kisah salah satu adzab yang menimpa ahli kubur akibat perbuatannya ketika di dunia. Pengajian Kitab Tanbihul Ghafilin bagian ke-25. Bab Dahsyatnya Siksa Kubur.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Diriwayatkan dari Usaid bin Abdirrohman, ia berkata : telah sampai kepadaku (keterangan) bahwa jika seorang mukmin meninggal dunia, kemudian jenazahnya diangkat (menuju pemakaman), maka ia berkata, “percepatlah membawaku ke kubur”. Ketika diletakkan di kubur, bumi berkata kepadanya, “Aku mencintaimu ketika engkau berada di atasku, kini engkau lebih kucintai lagi”.

Ketika seorang kafir meninggal dunia, kemudian jenazahnya diangkat (menuju pemakaman), maka ia berkata, “kembalikan aku ke rumahku”. Ketika diletakkkan di kubur, bumi berkata kepadanya, “Aku membencimu ketika engkau berada di atasku, kini engkau lebih kubenci lagi”

Diriwayatkan bahwa suatu ketika Sayidina Utsman bin Affan berhenti di pekuburan dan menangis di sana. Beliau beliau ditanya, “Ketika engkau mengingat syurga dan neraka, engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis karena melihat pekuburan ini?”

Beliau menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kubur adalah persinggahan pertama dan beberapa persinggahan akhirat. Barangsiapa selamat di sana, maka persinggahan selanjutnya akan semakin mudah semakin mudah. Jika tidak, maka selanjutnya akan semakin berat”

Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghowli ia berkata, “Aku sedang duduk bersama Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, kemudia ada sekelompok orang mendatangi beliau dan berkata, “Kami pergi haji, bersama kami ada seorang teman yang meninggal di suatu kampung. Maka kami menyiapkan pemakaman untuknya.

Ketika kami menggali liang lahat, kami menemukan ternyata liang kami gali ada banyak sekali ular hitam di dalamnya. Maka kami meninggalkan lubang itu dan menggali di tempat lain. Tapi di lubang yang kedua pun ternyata di dalamnya penuh ular yang hitam. Kami menggali liang lahat yang ketiga kalinya, dan di dalam liang yang kami gali juga banyak sekali ular hitam. Kemudian kami meninggalkan jenazah itu dan mendatangimu untuk bertanya, apa yang harus kami lakukan ?

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma  berkata, “Ular itu adalah perbuatan yang dilakukannya ketika di dunia. Pergilah dan kuburkanlah di salah satu lubang yang kamu gali, meskipun banyak ular hitamnya. Karena, demi Allah, meskipun kalian menggali untuk teman kalian itu, seluruh tanah di muka bumi ini, pasti kalian akan menemukan banyak ular hitam di dalamnya”.

Maka kami pergi untuk menguburkan teman kami. Setelah kami kembali ke kampung setalah berhaji, kami mendatangi keluarganya untuk mengembalikan barang barang milik teman kami. Kami pun bertanya kepada isterinya, tentang pekerjaan yang biasa dia lakukan.

Isterinya menceritakan, “Ia biasa menjual gandum. Hasil penjualannya hanya mencukupi untuk kebutuhan sehari hari saja. Kemudian ia mencampuri gandum itu agar mendapatkan hasil yang lebih banyak”.

Alfaqih Abu Laits Assamarqandi berkata, “Hadits ini menjadi petunjuk bahwa khianat menjadi salah satu sebab dari adzab kubur. Dan apa yang diceritakan ini membawa pelajaran bagi orang-orang yang hidup agar menjaga diri dari sifat khianat”.

Dikatakan bahwa bumi berkata 5 (lima) kali setiap hari, pertama bumi berkata, “Wahai anak Adam, engkau berjalan jalan di atasku, tapi kembalimu adalah ke dalam perutku”. Kedua bumi berkata, “Wahai anak Adam, setiap hari engkau memakan makanan di atasku. Kelak ulat ulat dalam perutku yang akan memakanmu”.

Ketiga bumi berkata, “Wahai anak Adam, engkau tertawa tawa di atasku, kelak engkau akan menangis dalam perutku”. Keempat bumi berkata, “Wahai anak Adam, engkau bersenang senang di atasku, kelak engkau akan bersedih di dalam perutku”. Kelima bumi berkata, “Wahai anak Adam, engkau berbuat dosa dosa di atasku, kelak engkau disiksa dalam perutku”.

Diriwayatkan dari Umar bin Dinar, ia berkata, “Ada seorang laki laki yang tinggal di kota. Ia memiliki saudara perempuan yang tinggal di perkampungan. Suatu ketika saudara perempuannya sakit, maka laki laki itu mengunjunginya.

Takdir membawa saudarinya itu meninggal dunia. Maka saudara laki laki itu menyiapkan pengurusan jenazah hingga ia pun turut menguburkannya. Setelah pemakaman selesai, dan kembali kepada keluarganya, barulah ia teringat kantong dirham yang dibawanya, ternyata tidak ada. Ia menduga, kantong itu jatuh saat memakamkan saudarinya itu.

Maka ia meminta bantuan kepada beberapa lelaki yang sebelumnya turut menggali kuburan untuk membongkar kubur itu kembali. Ketika kubur telah digali, lelaki itu menemukan kantong dirhamnya. Ia berkata kepada para lelaki, “Naiklah, sejenak aku akan melihat keadaan saudariku”.

Lelaki itu mengangkat salah satu kayu yang menutupi liang lahat tempat jenazah saudarinya. Tiba tiba dari dalam liang lahat itu keluar api sampai si lelaki sangat terkejut dan segera menutup kembali liang lahat itu dengan kayu dan menimbun lagi kubur saudarinya seperti semula.

Sebelum kembali ke kota ia singga di rumah ibunya yang tinggal bersama saudarinya, ia berkata, “Wahai ibu, tolong beritahu aku apa kebiasaan buruk saudarikua?”

“Mengapa engkau bertanya seperti itu, ia telah meninggal”

“Ceritakanlah saja ibu,,,”

“Saudari perempuanmu seringkali mengakhirkan shalat, ia pun sering shalat dalam kesucian yang tidak sempurna, dan yang paling sering ia lakukan adalah ia sering mendatangi rumah tetangga ketika pintu rumah mereka sudah ditutup. Ia datang kesana untuk menguping pembicaraan tetangga di dalam rumah mereka. Lalu pembicaraan itu ia gunjingkan (adu kan) kepada orang lain. Hal itu sering menyebabkan pertengkaran”

“Inilah yang menyebabkan siksa kubur” ujar lelaki itu.

Maka barangsiapa yang ingin selamat dari adzab kubur, wajib atasnya menjaga diri dari namimah (adu domba) juga dari dosa dosa yang lainnya agar ia selamat dari adzab kubur dan dimudahkan dalam menjawab pertanyaan Munkar Nakir.

Wallahu A’lam

Alhamdulillaahi robbil ‘alamin

Catatan Pengajian PakNas di Musholla Ar-Raudlah MQ. Nasy’atul Wardiyah Bersama Ust. Hambali Ahmad

Kertanegara, Rabu Pon, 2 Juli 2019 M / 28 Syawal 1440 H

Baca pengajian sebelumnya : https://www.mqnaswa.id/empat-hal-yang-menjadikan-kubur-bercahaya/

Baca juga : http://www.nu.or.id/post/read/67285/amalan-orang-yang-tidak-kena-siksa-kubur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *