Pengajian Kitab Tajul ‘Arus bagian kedua tentang amalan Syaikh Makinuddin
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Sesungguhnya Allah memiliki orang orang yang terus mendekat kepadaNya dengan terus membersihkan hati mereka dari kotoran dosa dan penyakit penyakit hati. Mereka diberi istiqomah (konsistensi) oleh Allah untuk meniti perjalanan itu sehingga didekatkan kepadaNya. Merekalah para kekasih Allah. Kita sering menyebutnya Waliyullah.
Bagaimana perjalanan mereka menuju derajat yang tinggi itu? Salah satunya adalah sebagaimana diceritakan dalam kitab Tajul ‘Arus sebagai berikut :
Syaikh Makinuddin adalah salah satu dari 7 orang Abdal. Abdal adalah derajat/ tingkatan wali dibawah Al-Quthb. Suatu ketika, Syaikh Makinuddin ditanya, bagaimana permulaan perjalanan beliau hingga menjadi seorang wali Abdal.
Syaikh Makinuddin berkata, “Di permulaan perjalananku, aku bersungguh sungguh dan memperkuat diri untuk memikirkan (pada malam hari) apa yang aku lakukan di siang hari. Dan aku selalu menghitung kalimat kalimat yang aku ucapankan di siang hari.
Jika datang waktu sore aku menghisab (menghitung ucapan ucapanku di siang hari dengan) diriku sendiri. Jika aku menemukan bahwa kalimat kalimat yang aku ucapkan adalah baik, maka aku memuji kepada Allah ta’ala dan bersyukur kepadaNya atas hidayah pertolonganNya kepadaku.
Sedangkan jika yang aku menemukan ucapan ucapanku tidak demikian (bukan kebaikan), maka aku bertaubat kepada Allah dan memohon ampun padaNya”
Demikianlah yang dilakukan oleh Syaikh Makinuddin sehingga beliau dijadikan oleh Allah salah seorang dari Wali Abdal.
Wallahu A’lam
Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin
Kertanegara, Kamis Legi, 22 November 2018 M/ 14 Rabi’ul Awwal 1440 H
Wawan Setiawan
Sumber :
Pengajian Kitab Tajul ‘Arus karangan Ibnu Athaillah Assakandary oleh KH. Musthafa Bisri Rembang
BAB Taubat