اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَنَا بِاْلهُدَى، أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَسُبْحَانَ الَّذِيْ أَفْضَلَنَا عَلىَ سَائِرِ مَخْلُوْقَاتِهِ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُوَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أُرْسِلَ إلَى جَمِيْعِ أُمَّتِهِ ، أللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يَتَمَسَّكُوْنَبِسُنَّتِهِ وَدِيْنِهِ ، أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْن . . . اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَ الله. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اْلأَوْلاَدَ رَعِيَّةُ كُلِّ اْلأبَاءِ وَاْلأُمَّهَاتِ وَأَمَانَاتٌ مِنَ اللهِ فَأَحْسِنُوْا تَرْبِيَتَهُمْ وَهَذِّبُوْا أخْلَاقَهُمْ وَعَلِّمُوْا بِمَا يَنْفَعُوْنَ بِهِ فِيْ دِيْنِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ وَآخِرَتِهِمْ. أمَّا بَعْدُ
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah
Mari kita haturkan puji kepada Allah yang menurunkan hujan sehingga menghidupkan tanah yang semulanya mati dan menumbuhkan segala macam pohon serta buah-buahan.
Semoga dengan berkah hari Jum’at, dengan berkah shalat Jama’ah Jum’at ini, Allah menyirami hati kita yang semula mati menjadi hidup dan menumbuhkan pohon-pohon kebaikan. Semakin baik dan semakin subur seiring berjalannya waktu.
“Allahumma ahyi qulubanaa bihurmati hadzal yaum, wa bihurmati hadzal majma’, wabihurmati sayidina Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam”.
Shalawat dan salam, semoga selalu dilimpahkan atas Sayidina Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam yang telah diberkahi dengan putera-puteri mulia, menurunkan keturunan yang mulia hingga sekarang ini.
Sebagai khatib kami berwasiat kepada diri kami sendiri dan jama’ah sekalian untuk menambah ketakwaan kepada Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ.
Menambah pengenalan kita kepadaNya sehingga semakin mengerti kedudukan Allah yang Maha Kuasa dan semakin bisa berbakti kepada Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ.
Hadirin sidang jum’at rahimakumullah.
Salah satu kebahagiaan terbesar bagi orang tua adalah putera dan puteri yang mereka miliki. Anak adalah tempat orang tua menumpahkan kasih sayang.
Melihat mereka tumbuh adalah kebahagiaan bahkan anak-anak adalah harapan orang tua di masa depan. Tetapi kita pun sadar bahwa anak adalah pemberian Allah. Titipan dari Allah.
Maka sudah seharusnya kita mengurus, mendidik, mengasuh sesuai dengan amanat dari yang memberinya, yaitu Allah. Karena pada akhirnya kita dan anak-anak kita akan bersama-sama menghadap kepada Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ.
Seperti kita menitipkan sesuatu pada orang lain. Tentu saja kita menginginkan orang itu menjaganya sesuai yang kita inginkan. Jika dia tidak menjaganya sesuai dengan yang kita harapkan, tentu kita kecewa atau marah.
Bagaimana dengan anak-anak yang dititipkan Allah pada kita. Apakah kita sudah menjaganya sesuai dengan harapan Allah atau kita akan membuat Allah kecewa bahkan marah kepada kita? Itu akan sama-sama kita pertanggung jawabkan secara langsung kepada Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ.
Hadirin Hadaniyallah Wa Iyyakum
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman :
وَاعْلَمُوْا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللهَ عِنْدَه أَجْرٌ عَظِيْمٌ
Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah bagi kamu, dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang agung (QS. Al-Anfal : 28)
Makna fitnah di sini bukan fitnah yang artinya menuduh orang dan semacam itu. Tetapi makna fitnah ini adalah cobaan atau sesuatu yang mengguncang.
Maksudnya, anak-anak adalah cobaan untuk kita apakah kita berhasil membawa mereka ke hadapan Allah ‘Azza wa jalla dengan selamat atau tidak. Anak anak adalah perkara yang bisa mengguncang kehidupan orang tuanya.
Sehingga banyak orang tua berbuat nekat karena melihat keadaan anak anaknya. Anak anak adalah salah satu penentua apakah kita berhak mendapat balasan kemuliaan dari Allah, atau sebaliknya, mendapatkan kekecewaan dan kemarahan Allah, Karena kita membawa mereka menghadap Allah dengan penuh keburukan. Tidak sesuai dengan amanat yang menitipkan. na’udzu billah.
Seorang ulama juga menjelaskan makna fitnah adalah “sesuatu yang menarik kita atau memaksa kita”. Maksudnya, anak-anak itu bisa menarik kita masuk ke dalam syurga yang penuh dengan kebahagiaan dan keridloan Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ, dan sebaliknya, anak-anak juga bisa menarik, bahkan memaksa kita masuk ke dalam neraka yang penuh dengan kesengsaraan dan kemurkaan Allah ‘Azza wajalla. Wal ‘iyaaadzu billaah.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam mengingatkan kita bahwa ada orang tua yang amalnya banyak dan baik sehingga dia dizinkan untuk masuk syurga beserta kenikmatan yang ada di dalamnya.
Tetapi ia dipaksa untuk keluar dari syurga bahkan dimasukkan ke dalam neraka karena anaknya berada di sana. Dia tidak berhasil membawa anaknya bersama dia ke dalam syurga.
Sebaliknya, ada orang tua yang amalnya memiliki banyak kekurangan, tapi karena ia berhasil dalam mendidik putera-puterinya sehingga ia ditarik oleh Allah ke dalam syurga dan kenikmatan di dunia dan akhirat.
Semoga Allah yang Maha Dermawan memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita untuk mengasuh, mendidik dan membawa anak-anak kita, membawa keluarga kita, bahkan handai taulan kita sampai ke negeri yang abadi di hadapan Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ dalam kenikmatan dan keridloan Allah yang abadi.
Berkumpul di dunia dan akhirat dalam kesentosaan. Semoga Allah menghindarkan kita dari fitnah anak-anak sehingga kita tertarik dan terpaksa masuk dalam kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِالْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُهُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَالْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِوَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ.
Khuthbah Kedua
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَكْمَلُ الْمَخْلُوْقَاتْ.. فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيْ الحَاجَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ , رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَالإ حْسَانِ وَاِيْتَآءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
One Reply to “Anak adalah Amanat dan Fitnah”