Anak yang Berbakti dan Seekor Sapi
Ini adalah kisah yang dinukil oleh Sayid Muhammad bin Alwi alMaliki dalam kitab Adabul Islam fi Nidhomil Usroh yang bersumber dari beberapa kitab tafsir.
Zaman dahulu, ada seorang lelaki shaleh. Ia memiliki seorang anak yang masih kecil. Ia pun memiliki seekor sapi yang juga masih kecil.
Saat ia berfirasat, hidupnya mungkin tidak akan lama, ia membawa sapi itu ke hutan.
Sesampainya di sana ia berdo’a : “Ya Allah, hamba menitipkan sapi ini kepada Tuan, untuk putera hamba saat ia telah besar”. (Demikian dekat/ hati lelaki ini kepada Allah)
Benar saja, tidak lama kemudian, lelaki shaleh itu wafat. Jadi lah si sapi tinggal di hutan bertahun lamanya. Tumbuh menjadi sapi yang gemuk dan kulitnya sangat bagus. Tapi (dengan perlindungan Allah) setiap ada yang mendekati ia pasti akan lari menjauh. Tidak ada yang bisa menangkapnya.
Si anak yatim yang ditinggalkan ayahnya, tahun demi tahun berjalan, menjadi seorang pemuda yang sangat berbakti kepada ibunya. Waktu malamnya ia bagi menjadi 3. Sepertiga malam ia mendirikan sholat. Sepertiga malam ia akan tidur. Kemudian sepertiga malam ia duduk di samping kepala ibunya. Menunggu di samping ibunya hingga pagi.
Jika memasuki waktu pagi, ia berangkat mencari kayu bakar ke hutan. Kemudian membawanya ke pasar. Uang hasil penjualan kayu itu, berapa pun ia dapatkan, sepertiga ia sedekahkan, sepertiga ia gunakan untuk kebutuhan makan, dan sepertiga ia serahkan kepada ibunya.
Suatu hari, ibunya berkata, “Wahai anakku terkasih, sesungguhnya ayahmu meninggalkan warisan untukmu berupa seekor sapi yang ia titipkan kepada Allah di hutan. Berangkatlah ke sana. Berdo’alah kepada Tuhannya Ibrahim, Ismail dan Ishaq, agar mengembalikan sapi itu untukmu. Ciri sapi itu adalah, saat engkau melihatnya, seolah sinar matahari keluar dari kulitnya. (kulitnya sangat bersih dan terang).
Sapi itu dijuluki “al-Mudzahhabah” karena sangat bagus dan (cerah) kekuningan.
Pemuda itu pun mendatangi hutan. Ia melihat sapi itu sedang merumput. Maka ia berteriak, “Aku bermaksud kepadamu dengan nama Tuhannya Ibrahim, Ismail dan Ishaq”. (Awasss ! para jomblo dilarang mengamalkan do’a ini, untuk memikat perempuan ya,,, ! ini do’a khusus untuk pemuda sholeh dan sapinya. )
Sapi itu pun mendatanginya dan si pemuda memegangi tanduknya yang bagus kemudian menuntunnya untuk dibawa pulang.
Tiba tiba, dengan izin Allah, sapi itu berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh si pemuda. “Wahai anak yang berbakti kepada sang ibu, naiklah ke atas punggungku, itu akan lebih baik dan mudah bagimu”.
Pemuda itu berkata, “Ibuku hanya menyuruh mengambilmu. Ia sama sekali tidak menyuruhku untuk mengendaraimu”. (kalau kita, pasti sudah loncat dengan gagah, naik di atas sapi seperti pendekar menang perang )
Sapi itu berkata, “Demi Allah, jika saja tadi engkau naik ke atas punggungku, maka aku akan lari, dan engkau tak akan bisa mendapatkan aku, selama lamanya. Mari berangkat, sesungguhnya engkau memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah, sehingga jika saja engkau berdo’a agar gunung bergeser dari tempatnya, niscaya ia akan patuh dan bergeser dari tempatnya semula, karena besarnya bakti kepada ibumu”.
Maka,,,,,
(bersambung, insya Allah)
Pengajian Bundas, Kitab Adabum Islam fi Nidhomil Usroh
Setiap malam Rabu, di MQNaswa.
Kertanegara, MQNaswa
Selasa Kliwon, 19 April 2022 M / 17 Ramadlan 1433 H
Wawan St.