Asal Mula Lailatul Qadar

2 min read

Lailatul Qadar dan riwayat tentang asal mulanya

Bismillahir rahmaanir rahiim

Di antara malam malam Ramadlan, terdapat malam yang dinamakan Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan). Penyebutan “Mulia” bagi malam ini, dinyatakan sendiri oleh Dzat yang Maha Agung, Maha Pencipta Siang dan Malam, Pencipta seluruh alam semesta, Allah ‘Azza Wajalla. Maka “Mulia” nya benar benar tidak bisa kita bayangkan.

Salah satu kemuliaan dari malam tersebut adalah, barangsiapa beribadah di dalamnya, maka ia mendapat kebaikan yang lebih baik daripada beribadah 1000 bulan (83 tahun 4 bulan). Banyak yang menganggap ibadah malam lailatul Qadar “sama” dengan seribu bulan, tidak.

Mari perhatikan lagi ayatnya : QS. Al-Qadr/97 : 3

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Lailatul Qadar itu lebih baik dari 1000 bulan”

Ayatnya mengatakan “Lebih Baik” dari 1000 bulan. Lebih baiknya berapa kali lipat, Wallahu A’lam. Ini benar benar anugerah yang menunjukkan betapa Allah sangat menyayangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan umat beliau.

Akan semakin tampak rahmat agungNya kepada Kanjeng Nabi dan kita sekalian umatnya, jika kita memerhatikan riwayat asal usul turunnya ayat tentang Lailatul Qadar ini.

Riwayat Pertama,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sangat mencintai kita, umatnya. Maka sepanjang kehidupan beliau pun selalu memikirkan kebaikan untuk umatnya. Suatu ketika beliau merenungkan umur umur umat terdahulu yang lebih panjang jika dibandingkan dengan umur umat beliau, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merasa sedih. Mustahil, umat beliau bisa melebihi umat terdahulu dalam kebaikan, jika kesempatan mengerjakan amal shaleh-nya lebih pendek.

Oleh karena itulah, Allah menurunkan Surat Al-Qadr ini. Allah memberikan anugerah satu malam dari 10 malam terakhir di bulan Ramadlan, dan Allah menyatakan bahwa umat Kanjeng Nabi yang mau mengisi malam itu dengan ibadah kepadaNya, maka ia mendapatkan seperti ibadah 80 tahun lamanya.

Bahkan, sebagian ulama berpendapat, bukan salah satu dari 10 malam. Tapi setiap malam, dari 10 malam terakhir. Semuanya. Maka barangsiapa tekun beribadah pada malam malam itu, maka ia mendapatkan kebaikan ibadah 800 tahun (lebih). Maka tidak heran, Kanjeng Nabi sering menghabiskan semalam suntuk untuk beri’tikaf pada malam malam itu. Sampai sampai, beliau memercikkan air ke wajah keluarga beliau agar mereka bangun dan mendirikan ibadah di malam malam yang penuh keagungan ini.

Riwayat Kedua,

Pada suatu kesempatan, Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam menceritakan kepada para sahabat tentang orang yang sangat saleh dari kalangan Bani Israil, yang menghabiskan waktunya selama 1000 bulan, untuk berjihad fi sabilillah. Ia bernama Sam’un Al-Ghazi. Tidak ada, riwayat jihad fi sabilillah yang sedahsyat beliau. Para sahabat sangat kagum dan berharap mendapat kemuliaan seperti yang tinggi seperti itu.

Maka Allah menurunkan surat Al-Qadr yang memberikan kabar gembira kepada para mereka, bahwa Allah menganugerahi mereka kebaikan jihad fi sabilillah selama 1000 bulan dengan menghidupkan malam malam akhir Ramadlan dengan ibadah, sujud, mengagungkan Allah ta’ala.

Riwayat ketiga,

Suatu ketika Nabi mengisahkan 4 (empat) orang Nabi dari kalangan Bani Israil yang menghabiskan waktu selama 80 tahun untuk beribadah kepada Allah, dan sedikit pun tidak pernah durhaka. Mereka adalah Nabi Ayub, Nabi Zakariya, Nabi Hizqil dan Nabi Yusya’ Alaihimus sholatu was salam.

Mendengar kisah mereka, para sahabat sangat takjub. Bagaimana mungkin bisa mendapatkan kedudukan yang demikian tinggi seperti itu? Maka malaikat Jibril ‘Alaihis Salam datang membacakan Surat Al-Qadr, yang mewahyukan keberkahan malam yang sangat istimewa ini.

Juga terdapat riwayat yang lain. Terlepas dari banyaknya riwayat, terdapat benang merah, sebuah kenyataan penting bahwa Allah menganugerahkan malam agung itu untuk kita, umat Kanjeng Nabi. Betapa beruntungnya orang yang tidak menyia nyiakan kesempatan itu.

Bagaimana dengan kita?

Wallahu A’lam,

Alhamdulillahi rabbil ‘Aalamiin.

Kertanegara, Ahad Legi, 26 Mei 2019 M / 21 Ramadhan 1440 H

Wawan Setiawan

Kisah tentang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam yang mendapati malam Lailatul Qadar baca di http://www.nu.or.id/post/read/69235/subhanallah-inilah-kisah-rasulullah-melihat-keindahan-malam-lailatul-qadar?fbclid=IwAR0ynQoLA3lAb38K7iXb331jJI-rRgO1qsrSS6epoy2NKnmbiLVmMvcdq00

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *