Berdoa Dengar Syair Arab Dalam Fikih

57 sec read

Berdoa Dengan Syair Arab Dalam Fikih

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan :

Benarkah berdoa dengan menggunakan syair dilarang ? Misalnya syair yang telah masyhur: “ilaahii lastu lil firdausi ahlaa”, dan sebagainya. Sebab saya pernah membaca tabloid/majalah yang melarang baca doa dalam syair. A Rahman, Sby

Jawaban :

Berdoa dengan menggunakan syair telah diamalkan oleh Rasulullah Saw. Misalnya doa Nabi yang bersajak :

وَاللهِ لَوْلَا أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَ ◇ وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلاَصَلَّيْنَا
فَأَنْزِلَنْ سَكِيْنَةً عَلَيْنَا ◇ إِنَّ الْأُ لَى قَدْ أَبَوْا عَلَيْنَا
وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ(رواه البخاري رقم ٢٨٣٧ ومسلم رقم ٤٧٧١)

“Demi Allah, tanpa-Mu kami tak akan dapat hidayah, kami takkan bisa bersedekah dan tidak bisa salat * Maka turunkan ketenangan kepada kami * Orang-orang terdahulu telah menolak kami” (HR al-Bukhari No 2837 dan Muslim No 4771) Bahkan dalam riwayat Muslim ada tambahan “Rasulullah mengeraskan suaranya (dengan doa syair tersebut)”

Dalam hadis lain, saat perang Khandaq para sahabat Muhajirin dan Anshar menggali tanah di sekitar Madinah, mereka bersyair :

نَحْنُ الَّذِيْنَ يَابَعُوْا مُحَمَّدًا ◇ عَلَى الْإِسْلَامِ مَا بَقِيْنَا أَبَدًا

“Kami adalah orang yang telah berbai’at kepada Muhammad dalam Islam, selama kami yakin, selamanya”.

Kemudian Rasulullah menjawab dengan doa syair yang bersajak :

أَللَّهُمَّ إِنَّ الْخَيْرَ خَيْرُ الْأَخِرَهْ ◇ فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ

“Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat * Maka ampunilah kaum Anshar dan orang yang hijrah” (HR al-Bukhari No 2835 dan Muslim No 4777)

Hadis-hadis diatas menunjukkan tidak dilarangnya berdoa dengan syair dan sajak. Larangan dalam berdoa meliputi: “Doa yang tergesa-gesa, doa yang isinya dosa dan doa untuk memutus kekerabatan” (HR Muslim No 2735)

Oleh karenanya, para sahabat dan ulama banyak mengarang syair dan sajak yang di dalamnya dimuat doa-doa, pujian, salawat, tawassul dan sebagainya.

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai mengeraskan bacaan basmalah ketika shalat baca : https://www.mqnaswa.id/dalil-tentang-mengeraskan-bacaan-basmalah-ketika-shalat/

Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/104910/doa-syekh-abdul-qadir-al-jilani-di-malam-nisfu-sya-ban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *