Dalil Membaca Surat Yasin Untuk Orang Mati
Bismillahir rahmanir rahim
Pertanyaan:
Adakah dalil membaca al-Quran baik sebelum atau sesudah meninggalnya seseorang? Abd Hamid, Jamaah Mushalla Fatihul Ulum, Sby
Jawaban:
Berikut riwayat dari kitab Musnad Ahmad mengenai pembacaan Yasin di samping orang yang akan meninggal yang telah menjadi amaliyah ulama terdahulu dan terus diamalkan oleh warga NU:
حدثتا عبد الله حدثني ابي ثنا أبو المغيرة ثنا صفوان حدثني المشيخة انهم حضروا غضيف بن الحرث الثمالي حين اشتد سوقه فقال هل منكم احد يقراء يس قال فقرأها صالح بن شريح السكوني فلما بلغ أربغين منها قبض قال فكان المشيخة يقولون إذا قرئت عند الميت خفف عنه بها قال صفوان وقرأه عيسى بن المعتمر عند بت معبد (مسند أحمد بن حنبل رقم ١٧٠١٠)
“Para guru bercerita bahwa mereka mendatangi Ghudlaif bin Hars al-Tsamali ketika penyakitnya sangat parah. Shafwan berkata: Adakah diantara anda sekalian yang mau membacakan Yasin? Shaleh bin Syuraih al-Sukuni yang membaca Yasin. Setelah ia membaca 40 dari Surat Yasin, Ghudlaif meninggal. Maka para guru berkata: Jika Yasin dibacakan di dekat mayit maka ia akan diringankan (keluarnya ruh) dengan Surat Yasin tersebut. (Begitu pula) Isa bin Mu’tamir membacakan Yasin di dekat Ibnu Ma’bad” (Musnad Ahmad No 17010)
Al-Hafidz Ibnu Hajar menilai atsar ini:
وهو حديث حسن الأسناد (الإصابة في تمييز الصحابة للحافظ ابن حجر ٥/ ٣٢٤)
“Riwayat ini sanadnya adalah hasan” (al-Ishabat fi Tamyiz al-Shahabat V/324)
Ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar juga menilai riwayat amaliyah ulama salaf membaca Yasin saat Ghudlaif akan wafat sebagai dalil penguat (syahid) dari hadis riwayat Ma’qil bin Yasar yang artinya: Bacakanlah Surat Yasin di dekat orang yang meninggal.” (Raudlah al-Muhadditsin X/266)
Al-Hafidz Ibnu Hajar memastikan Ghudlaif ini adalah seorang sahabat:
هذا موقوف حسن الإسناد وغضيف صحابي عند الجمهور والمشيخة الذين نقل عنهم لم يسموا لكنهم ما بين صحابي وتابععب كبير ومثله لا يقال بالرأي فله حكم الرفع (روضة المحدثين للحافظ ابن حجر ١٠/ ٢٦٦)
“Riwayat sahabat ini sanadnya adalah hasan. Ghudlaif adalah seorang sahabat menurut mayoritas ulama. Sementara ‘para guru’ yang dikutip oleh Imam Ahmad tidak disebut namanya, namun mereka ini tidak lain antara sahabat dan tabi’in senior. Hal ini bukanlah pendapat perseorangan, tetapi berstatus sebagai hadis yang disandarkan pada Rasulullah (marfu’)” (Raudlah al-Muhadditsin X/266)
Demikian halnya dengan atsar di bawah ini:
حدثنا وكيع عن حسان بن ابراهيم عن امية الأزدي عن جابر بن زيد أنه كان يقرأ عند الميت سورة الرعد (مصنف ابن أبي شيبة رقم ١٠٩٥٧)
“Diriwayatkan dari Jabir bin Zaid bahwa ia membaca surat al-Ra’d di dekat orang yang telah meninggal” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah No 10967)
Bahkan ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar memperkuat riwayat tersebut:
وأخرج ابن ابى شيبة من طريق أبى الشعثاء جابر بن زيد وهو من ثقات التابعين أنه يقرأ عند الميت سورة الرعد وسنده صحيح (روضة المحدثين للحافظ ابن حجر ١٠/ ٢٦٦
“Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari jalur Jabir bin Zaid, ia termasuk Tabi’in yang terpercaya, bahwa ia membaca surat al-Ra’d di dekat orang yang telah meninggal. Dan Sanadnya adalah sahih!” (Raudlat al-Muhadditsin X/226)
Riwayat lain yang menguatkan adalah:
حدثنا حفص بن غياث عن المجالد عن الشعبي قال كانت الأنصار يقرؤون عند الميت بسورة البقرة (مصنف ابن أبي شيبة رقم ١٠٩٥٣)
“Diriwayatkan dari Sya’bi bahwa sahabat Anshor membaca surat al-Baqarah di dekat orang yang telah meninggal” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah No 10963)
Sedangkan setelah wafat, diriwayatkan dari Sayidina Umar:
عن ابي خالد الأحمر عن يونس عن الحسن عن عمر قال احضروا أمواتكم فألزموهم لا إله الا الله واغمضوا أعينهم إذا ماتوا ةاقرؤوا عندهم القرآن (اخرجه عبد الرزاقز(٣/ ٣٨٦، رقم ٦٠٤٣)، وابن ابى شيبة (٢/ ٤٤٨، رقم ١٠٨٨٢)
“Diriwayatkan dari Khalid, dari Yunus, dari al-Hasan dari Umar, ia berkata: “Datangilah orang yang meninggal, tuntunlah dengan kalimat Lailaaha illa Allah, pejamkan matanya jika telah mati, dan bacakanlah al-Quran di dekatnya” (Riwayat Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf 3/386 No 6043 dan Ibnu Syaibah 2/448 No 0882, juga diriwayatkan oleh Said bin Manshur)
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin
_______________
Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”
Penulis : KH. Ma’ruf Khozin
_______________
Ubaidillah Fadhil Rohman
Mengenai haul ulama baca di : https://www.mqnaswa.id/haul-ulama/
Baca juga : https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/bacaan-shalawat-agar-dipermudah-ziarah-ke-makam-rasulullah/