Kisah Kedengkian yang Mencelakai Pemiliknya

2 min read

Kisah kedengkian ini membuktikan tentang betapa buruknya akibat sifat hasud tersebut.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Ada seorang lelaki yang setiap hari mengunjungi raja. Raja memang membutuhkan teman berbagi yang bebas mengungkapkan apa saja. Maka ia menjadi kawan bicara raja yang paling akrab. Jika bertemu dengan raja, ada satu kata yang selalu diungkapkannya di hadapan raja jika beliau menginginkan nasihat, “Orang yang berbuat baik akan selalu mendapat balasan kebaikan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukannya itu sebagai balasannya”.

Melihat keakraban lelaki itu dengan raja, maka ada seseorang yang dengki padanya. “Lelaki itu memiliki kedudukan yang dekat dengan raja, setiap hari ia bertemu raja”, pikir si pendengki dengan perasaan tidak senang.

Si pendengki kemudian menemui raja dan berkata, “Lelaki yang setiap hari menemuimu, jika keluar dari istana selalu berkata buruk tentangmu. Ia juga berkata bahwa mulutmu bau busuk”.

Raja terdiam. Dia masih belum yakin rupanya. Maka ia harus membuktikannya.

Sekeluarnya dari istana, pendengki duduk di tepi jalan yang biasa dilalui laki laki yang akrab dengan raja. Ketika laki laki itu lewat ia menghadangnya dan dengan setengah memaksa ia mengajak laki laki itu mampir ke rumahnya. “Singgahlah ke rumahku. Engkau adalah orang yang kuhormati, karena engkau dekat dengan raja”

Setelah singgah lelaki itu menyuguhkan makanan yang membuat mulut dan pernafasan jadi bau. Dengan memaksa pula ia meminta si tamu untuk memakannya. “Aku ingin menjamu dirimu. Barangkali aku bisa mendapatkan kemuliaan sepertimu. Setidaknya ini yang bisa aku berikan”. Karena terus didesak, demi untuk melegakan tuan rumah, akhirnya ia mau memakan makanan itu meski semula ia menolak. Sebab ia akan bertemu dengan raja. Bagaimana nanti jika bau itu belum hilang.

Selesai dari rumah pendengki, lelaki itu melanjutkan perjalanan ke istana mengunjungi raja seperti biasanya. Hanya saja, kali ini raja menyambutnya denga berjabat tangan dan menyapa dari dekat secara berhadap hadapan. Sehingga ketika berjabat tangan dan menyapa raja ia menutup mulutnya agar raja tidak mencium bau dari makanannya yang tentu saja akan mengganggu.

“Rupanya benar perkataan laki laki itu. Ia menganggap mulutku bau”. Pikir raja. Maka sang raja memikirkan cara menghukum lelaki ini. “Ia harus dihukum berat” Pikir raja. Sebab dia telah mencemarkan nama raja di hadapan masyarakat luas. Ini suatu kejahatan besar.

Lelaki itu kemudian duduk dan berbicara dengan raja. Seperti biasa ia berkata, “Orang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya”.

Setelah merasa waktu berkunjungnya sudah cukup, ia kemudian pamit kepada raja. Raja berkata, “Sebentar. Aku telah menuliskan surat dan telah kusegel, nanti bawalah surat ini dan serahkanlah kepada fulan”.

Ternyata si fulan yang dimaksud raja adalah seorang jagal (spesialis penyembelih binatang), dan isi surat raja adalah, “Jika sampai kepadamu surat ini, maka sembelih dan kulitilah pembawanya, kemudian isi tubuhnya dengan jerami agar menjadi pelajaran bagi semua manusia”.

Kedengkian memang “aneh”, baca juga kisah kedengkian yang luar biasa aneh di : https://www.mqnaswa.id/kisah-si-dengki/

Lelaki tadi keluar membawa surat raja. Di tengah jalan ia bertemu dengan pendengki dan ditanya :

“Apa yang kau bawa?”

“Surat raja untuk si fulan”

“Surat apa itu?”

“Aku tidak tahu. Raja menuliskannya sendiri dan menyuruhku menyerahkannya. Biasanya raja menulis surat khusus jika berkenaan dengan hadiah” kata lelaki itu.

“Berikanlah surat itu kepadaku, aku sangat membutuhkan uang. Tolonglah. Nanti aku berikan juga bagiannya untukmu”, pintanya.

Ia kemudian menceritakan kesulitan hidupnya. Karena kasihan, surat itu kemudian ia serahkan kepada si pendengki.

Si pendengki menerimanya dengan senang hati. Setelah sampai di tempat tujuan, ia menyerahkan surat itu kepada orang yang dimaksud.

Maka seketika raja memegang tangannya, “Masuk kesini, raja menyuruhku membunuhmu” kata si penjagal

“Tunggu, yang dimaksud bukan aku. Biar kujelaskan. Itu yang dimaksud adalah orang lain” katanya ketakutan.

“Tidak bisa. Kamu tidak bisa mengelak. Ini adalah perintah raja” kata penjagal

Ia lalu membunuh dan menguliti dan mengisi tubuh si pendengki dengan jerami.

Keesokan harinya, lelaki itu datang sebagaimana biasa dan berkata, “Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya”.

Raja heran melihatnya masih hidup dan menyelidiki bagaimana perjalanannya membawa surat itu.

“Surat itu dibawa orang lain. Dia memaksaku karena membutuhkan uang. Pada hari sebelumnya, sebelum aku bertemu denganmu, ia menjamuku dengan banyak makanan. Hanya saja makanan itu membuat pernafasanku jadi bau. Makanya waktu aku menemuimu aku menutup mulutku. Kemarin ia bertemu denganku dan meminta menggantikanku mengantarkan surat itu”. Lelaki itu menceritakan semua berhubungan dengan pendengki.

Mendengar jalannya cerita, tahulah raja bahwa orang yang datang kepadanya mengatakan nafasnya bau adalah seorang pendengki. Ia mendengki kepada sahabat, teman bicaranya. “Benar ucapanmu, orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya”.

Kedengkian di hati orang itu telah membunuh dirinya sendiri. “Dengki memakan kebaikan seperti api memusnahkan kayu bakar”. Kedengkian seorang hanya akan berakibat buruk bagi orang itu sendiri.

Baca juga kisah seorang nenek yang membuat iblis menjadi ngeri : https://www.mqnaswa.id/nenek-tua-yang-lebih-hebat-dari-iblis-1/

Wallahu A’lam.

Alhamdu lillahi robbil ‘alamin

Kertanegara, Jum’at Pon, 22 Februari 2019 M / 17 Jumadil Akhir 1440 H (Repost)

Wawan Setiawan

Sumber : Tuhfatul Asyraf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *