Doa Dengan Membaca Surat Al-Fatihah

1 min read

Doa Dengan Membaca Surat Al-Fatihah

Doa Dengan Membaca Surat Al-Fatihah

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan:

Sebagian besar umat Islam Indonesia sering melakukan doa bacaan al-Fatihah, apakah terkait pembukaan acara, mengirim doa untuk para almarhum, ziarah kubur dan sebagainya. Adakah dasar pembacaan al-Fatihah dalam doa? Faizin, Sby.

Jawaban:

Al-Quran menyebutkan bahwa ada 7 ayat yang diulang-ulang (as-Sab’u al-Matsani. QS al-Hijr: 87), para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud 7 ayat tersebut adalah surat al-Fatihah.

Dalam riwayat Bukhari (2276) dan Muslim (5863) Abu Said al-Khudri yang dimintai tolong oleh sekelompok suku yang pimpinannya sakit karena tersengat hewan. Abu Said mengobatinya dengan doa al-Fatihah. Inilah riwayat tersebut:

عن تبى سعد الخدري أن ناسا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم كانوا في سفر فمروا بحي أحياء العرب فاستضافوهم فلم يضيفوهم فقالوا لهم هل فيكم راق فإن سيد الحي لديغ أومصاب فقال رجل منهم نعم فأتاه فرقاه بفاتحة الكتاب فبرأ الرجل فأعطي قطيعا من غنم فأبى أن يقبلها وقال حتى أذكر ذلك النبي صلى الله عليه وسلم فأتى النبي صلى الله عليه وسلم فذكر ذلك له فقال يا رسول الله والله ما رقيت إلا بفاتحة الكتاب فتبسم وقال وما أدراك أنها رقية ثم قال خذوا منهم واضربوا لى بسهم معكم (رواه سملم رقم ٥٨٦٣، والبخاري رقم ٥٧٦٣)

“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berada dalam perjalanan lalu melewati salah satu suku Arab. Mereka bertamu namun tidak disuguhi apapun. Penduduk suku bertanya: Apakah diantara kalian ada yang bias mengobati (ruqyah)? Sebab kepala suku kami terkena bias atau musibah. Salah seorang sahabat menjawab: Ya. Kemudian ia mendatanginya dan mengobatinya (ruqyah) dengan surat al-Fatihah. Pemimpin tersebut sembuh dan memberikannya bagian dari kambing, namun ia (sahabat) menolaknya, dan ia berkata: Saya akan menyampaikannya dahulu kepada Nabi Saw. Ia pun mendatangi Nabi Saw dan menceritakan kisah diatas kepada Nabi. Ia berkata: Wahai Rasulullah, Demi Allah. Saya hanya melakukan ruqyah dengan surat al-Fatihah. Rasulullah Saw tersenyum dan berkata: Darimana kamu tahu bahwa al-Fatihah adalah ruqyah? Nabi Saw bersabda: Ambillah (kambing) dari mereka. Dan berilah saya bagian bersama kalian” (HR Muslim No 5863 dan al-Bukhari No 5736)

Imam Nawawi menganjurkan membaca al-Fatihah di dekat orang yang sakit dengan beristinbath pada hadis diatas:

(فصل) فيما يقرأ عند المريض يستحب أن يقرأ عند المريض بالفاتحة لقوله صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح فيها وما أدراك أنها رقية؟ (التبيان في آداب حملة القرآن للشيخ النووي ١/ ١٨٣)

“Dianjurkan membaca al-Fatihah di dekat orang yang sakit, berdasarkan sabda Rasulullah Saw dalam hadis sahih tentang al-Fatihah: Darimana kamu tahu bahwa al-Fatihah adalah ruqyah?” (al-Tibyan fi Adabi Hamalat al-Quran I/183)

Begitu pula ahli tafsir, Fakhruddin al-Razi, berwasiat agar dibacakan al-Fatihah khususnya untuk salah satu putranya yang telah wafat:

وأنا أوصي من طالع كتابي واستفاد ما فيه من الفوائد النفيسة العالية أن يخص ولدي ويخصني بقراءة الفاتحة ويدعو لمن قد مات في غربة بعيدا عن الإخوان والأب والأم بالرحمة والمغفرة فإني كنت أيضا كثير الدعاء لمن فعل ذلك في حقي صلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم تسليما كثيرا آمين والحمد لله رب العالمين (تفسير الرازي الكبير مفاتيح الغيب لفخر الدين الرازي ١٨/ ١٨٣)

“(Al-Razi berkata) Saya berwasiat kepada pembaca kitab saya dan yang mempelajarinya agar secara khusus membacakan al-Fatihah untuk anak saya dan diri saya, serta mendoakan orang-orang yang meninggal nan jauh dari teman dan keluarga dengan doa rahmat dan ampunan. Dan saya sendiri akan mendoakan mereka yang telah berdoa untuk saya”(Tafsir al-Razi 18/233-234)

Bahkan Ibnu Taimiyah, ulama yang menjadi panutan kelompok anti tahlil, senantiasa mengulang-ulang bacaan al-Fatihah lebih banyak dari kaum Nahdliyin, hal ini disampaikan oleh muridnya sendiri, Umar bin Ali al-Bazzar, yang menulis biografi Ibnu Taimiyah:

وكنت اسمع ما يتلو وما يذكر حينئد فرأيته يقرأ الفاتحة ويكررها ويقطع ذلك الوقت كله – أعتي من الفجر إلى ارتفاع الشمس – في تكرير تلاوتها (الأعلام العالية في مناقب ابن تيمية لعمر بن على البزار ٣٨)

“Saya mendengar apa yang dibaca dan yang dijadikan dzikir oleh Ibnu Taimiyah. Saya melihatnya membaca al-Fatihah,mengulang-ulanginya dan ia menghabiskan seluruh waktunya –yakni mulai salat Subuh sampai naiknya matahari– untuk mengulang-ulang bacaan al-Fatihah” (al-A’lam al-‘Aliyah 38)

Umat Islam sering berdoa dengan al-Fatihah, baik ketika hajatan, Yasinan, ziarah kubur, membuka-menutup pertemuan dan sebagainya. Hal ini berdasarkan hadits:

أبشر بنورين أوتيتهما لم يؤتهما نبي قبلك فاتحة الكتاب وخواتيم سورة البقرة لن تقرأ بحرف منهما إلا أعطيته.

“Malaikat berkata (kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam), sampaikan kabar gembira dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, yang tidak diberikan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebelum kamu. Yaitu surat Al-Fatihah dan ayat-ayat terakhir dari surat Al-Baqarah. Engkau tidak membaca satu huruf darinya, kecuali akan dikabulkan.” (HR. Muslim)

Dengan demikian, surat Al-Fatihah dibaca agar doa dan harapan dikabulkan oleh Allah.

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik” dan buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh bid’ah 2”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai dalil membaca surat yasin untuk orang mati baca di : https://www.mqnaswa.id/dalil-membaca-surat-yasin-untuk-orang-mati/

Baca juga : https://bincangsyariah.com/kalam/sifat-yang-harus-dimiliki-agar-menjadi-manusia-yang-berintegritas/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *