Doa Hizib Dari Ayat Al-Qur an

1 min read

Doa Hizib Dari Ayat Al-Qur an

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan :

Mengapa banyak ulama yang merangkai doa hizib dari al-Quran secara tidak berurutan? Bolehkah? Ust. Mahmud, Sby

Jawaban :

Ibnu Qayyim al-Jauzi (murid Ibnu Taimiyah) mengatakan :

فَالْقُرْآنُ هُوَ الشِّفَاءُ التَّامُّ مِنْ جَمِيعِ الأَدْوَاءِ الْقَلْبِيَّةِ وَالْبَدَنِيَّةِ وَأَدْوَاءِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ (زاد المعاد – ج ٤/ ص ٣٢٢)

“Al-Quran adalah media penyembuhan yang sempurna dari segala penyakit hati, fisik, penyakit dunia dan akhirat” (Zaad al-Ma’aad 4/322)

Beliau menggunakan dalil firman Allah :

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءُ وَرحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ [الإسراء / ٨٢]

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an sesuatu yang menjadi penawar (kesembuhan) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (al-Isra’: 82).

Secara lebih khusus, al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi menulis dalam kitabnya “al-Itqaan” (tentang Ulum al-Quran) sebuah Bab Khusus mengenai “Khasiat-Khasiat al-Quran”. Beliau mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah putra Imam Ahmad bin Hanbal dalam Zawaaid al-Musnad, bahwa :

وَأَخْرَجَ عَبْدُ اللهِ بْنِ أَحْمَدَ فِيْ زَوَائِدِ المُسْنَدِ بِسَنَدٍ حَسَنٍ عَن أبِيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللهِ إِنَّ لِي أَخًا وَبِهِ وَجَعٌ قَالَ مَا وَجَعُهُ؟ قَالَ بِهِ لَمَمٌ قَالَ فَائْتٍنِي بِهِ، فَوَضَعَهُ بَينَ يَدَيهِ فَعَوَّذَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَأَربَع آيَاتٍ مِن أَوَّلِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ وَهَاتَينِ الآيَتَيْنِ وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَآيَاتُ الْكُرْسِي وَثَلَاثُ آيَاتٍ مِن آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ وَآيَةٍ مِن آلِ عِمْرَانَ شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَآيَةٍ مِنَ الْأَعْرَافِ إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ وَآخِرٍ سُورَةِ الْمُؤْمِنِينَ فَتَعَالَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَآيَةٍ مِن سُورَةِ الْجِنِّ وَإِنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا وَعَشْرِ آيَاتٍ مِن أَوَّلِ الصَّافَّاتِ وَثَلَاثِ آيَاتٍ مِن آخِرِ سُورَةِ الْحَشْرِ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَينِ، فَقَامَ الرَّجُلُ كَأَنَّهُ لَمْ يَشْكُ قَطُّ (رواه عبد الله بن احمد في زوائد المسند)

“Ada seorang A’robi (suku pedalaman) yang saudaranya sakit. Kemudian Rasulullah mendoakannya dari ayat al-Quran yang terdiri dari (1) Surat al-Fatihah, (2) Permulaan surat al-Baqarah sebanyak 4 ayat, (3) ‘Wa ilaahukum ilaahun waahidun, (4) ayat Kursi, (5) Akhir Surat al-Baqarah sebanyak 3 ayat, (6) Surat Ali Imran ayat 18, (7) Surat al-A’raf ayat 54, (8) Surat Jin ayat 3 (9) Permulaan Surat ashShaffaat sebanyak 10 ayat (10) akhir Surat al-Hasyr sebanyak 3 ayat (11) al-Ikhlas, dan (12) dua surat al-Mu’awwidzatain. Lalu ia berdiri seolah tidak pernah mengeluh sama sekali”(HR Abdullah bin Ahmad dalam Zawaid al-Musnad, al-Hafidz as-Suyuthi menilai sanadnya Hasan).

Al-Hafidz As-Suyuthi mengatakan :

وَغَالِبُ مَا يُذْكَرُ فِي ذَلِكَ كَانَ مُسْتَنَدُهُ تَجَارُبَ الصَّالِحِيْنَ (الإتقان في علوم القران – ج ١/ ص ٤٢٣)

“Kebanyakan doa-doa yang diambil dari al-Quran (termasuk doa Hizib) bersumber dari praktek para ulama yang telah mujarab/mustajab” (al-Itqaan 2/423).

Dengan demikian hukumnya adalah diperbolehkan bahkan dianjurkan, karena memiliki dasar hadis dan diamalkan oleh para ulama.

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai hukum isbal baca di : https://www.mqnaswa.id/isbal-haram/

Baca juga : https://www.nu.or.id/post/read/127737/empat-langkah-gusdurian-tanggulangi-ekstremisme-dan-terorisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *