Doa (Tahlil) Setelah Shalat Janazah

1 min read

Doa Setelah Shalat Janazah

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan :

Bagaimanakah hukumnya berdoa (tahlil) setelah shalat Janazah? Jamaah Masjid Istikmal, Simo Sidomulyo, Sby

Jawaban :

Jika pertanyaan ini disampaikan pada ulama Wahabi, maka sudah pasti dihukumi bid’ah yang sesat. Namun apa yang telah menjadi tradisi di lingkungan kita dan telah dilakukan oleh para ulama adalah terdiri dari 2 hal, yaitu mendoakan dan menghadiahkan bacaan al-Quran.

Dalil pertama :

عن ابن أبى مُلَيكَةَ قال سَمِعْتُ ابنَ عَباسٍ يَقول لَمّا وُضِعَ عُمَرُ على سَرِيْرِهِ اكْتَنَفَهُ النّاسُ يَدْعُونَ وَيُصَلُّونَ – أَوْ قَال يُثنُونَ وَيُصَلُّونَ – عَلَيهِ قَبلَ أَن يُرْفَعَ وَأَنَا فِيهِم فَلَمْ يَرُعْنِى إِلّا رَجُلٌ قَدْ زَمَحَنِى وَاَخَذَ بِمَنْكِبِى فَالْتَفَتُّ فَإِذَا عَلِىُّ بنُ أَبِى طَالِبٍ فَتَرَحَّمَ عَلَى عُمَرَ ثُمَّ قَالَ مَا خَلَّفْتُ اَحَدًا أَحَبَّ إِلَىَّ أَنْ أَلْقَى اللهَ بِمِثْلِ عَمَلِهِ مِنْكَ وَايْمُ اللهِ اِنْ كُنتُ لأَظُنُّ لَيَجْعَلَنَّكَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مع صَاحِبَيكَ وَذلِكَ اَنِّى كُنْتُ أَكْثَرُ أَنْ اَسْمَعَ رَسُو لَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ《ذَهَبتُ اَنا وَابو بَكْرٍ وَعمَرَ وَدَخَلْتُ أَنَا وَاَبُو بَكْرٍ وَعُمَرَ وَخَرَجْتُ أَنا و ابو بَكرٍ وعُمرَ》فَكُنْتُ أَظُنُّ لَيَجْعَلَنَّكَ اللهُ مع صَاحِبَيكَ (ال ماجه رقم ١٠٣)

“Ibnu Abbas berkata: Ketika janazah Umar diletakkan di atas keranda, maka orang-orang mengerumuninya, mendoakannya dan menshalatinya. Atau Ibnu Abbas berkata: Mereka memujinya dan mendoakan rahmat untuknya, sebelum janazahnya diangkat (ke kuburan), dan saya diantara kerumunan mereka. Saya tidak merasakan apa-apa kecuali seseorang yang berdesakan kepada saya dan memegang pundak saya, saya menoleh ternyata Ali bin Abi Thalib. Ali kemudian mendoakannya. Ia berkata: Saya tidak menggantikan seseorang yang paling saya cintai untuk bertemu dengan Allah yang seperti amalmu. Demi Allah saya menyangka Allah akan menjadikanmu bersama kedua sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar). Saya sering mendengar Rasulullah Saw bersabda: Saya akan berangkat bersama Abu Bakar dan Umar. Saya akan masuk bersama Abu Bakar dan Umar. Dan Saya akan keluar bersama Abu Bakar dan Umar. Saya menyangka Allah akan menjadikanmu bersama kedua sahabatmu (Ibnu Majah 103)

Syaikh as-Sindi berkata :

    قوله (يَثْنُونَ وَيُصَلُّونَ) أَي يَتَرَحَّمُونَ عَلَيهِ وَيَحْتَمِل عَليْهِ بَعْدَ صَلاةِ الْجَنَازَةِ (حاشية السندي على ابن ماجه – ١ / ٨٩)

“Maksud perkataan Ibnu Abbas: ‘Mereka memujinya dan mendoakan rahmat untuknya’, bisa jadi dilakukan setelah shalat janazah” (Hasyiah Ibni Majah 1/89)

Apa indikasi bahwa doa tersebut dilakukan setelah shalat janazah? Yaitu perkataan Ibnu Abbas: “Sebelum janazahnya diangkat (ke kuburan)”. Dengan demikian melakukan doa setelah shalat janazah adalah boleh, karena dilakukan para sahabat, termasuk Amiril Mu’minin Sayidina Ali bin Abi Thalib

Dalil kedua, terkait menghadiahkan pahala bacaan al-Quran setelah salat janazah dibenarkan oleh ulama Wahabi, Syaikh Abudllah al-Faqih :

هُناكَ عَادةٌ فِي إِحْدَى مَنَاطِقِ الْجَزائِرِ يَقْرُؤُونَ الْفَاتِحَةَ عَلى الْمَيِّتِ بَعْدَ صَلاةِ الْجنَازةِ وَأَنَا إِمَامُ فِي هَذا الْمَسْجدِ، فَبَعدَ صَلاةِ الْجنازَةِ أَنْصَرِفُ وَأَنا فِي حَرَجٍ. فَهلْ قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ على الْمَيّتِ بِدْعَةٌ أَمْ هِيَ سُنَّةٌ؟
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أمّا بَعْدُ : فَالتِزَامُ قِرَاءَةِ الْفَاتِحَةِ أَوْ غَيْرِهَا مِنْ سُوَرِ القُرآنِ عَقِبَ صَلاةِ الْجَنَازَةِ بِدْعَةٌ لَكِنْ قِرَاءَةُ الْقُرآنِ، سَواءٌ الْفَاتِحةُ أَو غَيْرُهَا وَإِهْدَاءُ ثَوَابِ قِرَاءَتِهَا إِلى الْمَيِّتِ جَائِزٌ وَثَوابُهَا يَصِلُ إِلى الْمَيّتِ – إِن شَاءَ اللهُ – مالَمْ ب
يَقُمْ بِالْمَيِّتِ مَانِعٌ مِنَ الإِنْتِفَاعِ بِالثَّوَابِ وَلايَمْنَعُ مِنْهُ إِلاّ الكُفْرُ (فتاوى الشبكة الإسلاميةمعدله رقم الفتوى ١٨٩٤٩ حكم قراءة الفاتحة بعد صلاة الجنازة ٣/ ٥٣٧٠)

“Pertanyaan: Ada sebuah tradisi di sebagian tempat yang membiasakan membaca al-Fatihah untuk mayit setelah shalat Janazah, saya yang menjadi imam di masjid, setelah salat janazah saya langsung keluar, namun terasa terbebani. Apakah membaca Fatihah untuk mayit bid’ah atau sunah? Jawaban: Membaca al-Fatihah atau yang lain terus menerus setelah shalat janazah adalah bid’ah, namun membaca al-Quran baik al-Fatihah atau lainnya, dan menghadiahkan bacaannya kepada mayit, akan sampai kepadanya –Insya Allah- selama tidak ada yang menghalanginya, yaitu kekufuran (beda agama).” (Fatawa al-Islamiyah 3/5370)

Sementara jawaban dalam fatwa yang mengatakan membaca al-Fatihah secara terus menerus dikatakan bid’ah adalah tidak benar. Sebab membaca al-Fatihah untuk orang yang telah wafat juga telah diamalkan oleh para ulama :

وأنا أُوصِي مَن طَالَعَ كِتَابِي وَاسْتَفَادَ ما فِيهِ مِنَ الْفَوَائِدِ النَّفِيسَةِ الْعالِيَةِ أَنْ يَخُصَّ وَلَدِيْ وَيَخُصَّنِي بِقِرَاءَةِ الْفَاتِحَةِ وَيَدْعُوَ لِمَن قَدْ ماتَ فِي غُرْبَةٍ بَعِيدًا عَنِ الإِخْوانِ وَالأَبِ وَالأمِّ بِالرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ فَإِنِّى كُنْتُ أَيضًا كَثِيرَ الدُعاءِ لِمَنْ فَعَلَ ذَلك فِي حَقِّي وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم تَسْلِيمًا كَثِيرًا آمِينَ وَالْحَمْدُلِله رَبِّ الْعَالَمِينَ (تفسير الرازي : مفاتيح الغيب ١٨ / ١٨٣)

“(al-Razi berkata) Saya berwasiat kepada pembaca kitab saya dan yang mempelajarinya agar secara khusus membacakan al-Fatihah untuk anak saya dan diri saya, serta mendoakan orang-orang yang meninggal nan jauh dari teman dan keluarga dengan doa rahmat dan ampunan. Dan saya sendiri melakukan hal tersebut” (Tafsir al-Razi 18/233-234)

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai hukum hewan qurban untuk mayit baca di : https://www.mqnaswa.id/hewan-qurban-untuk-mayit/

Baca juga : https://www.nu.or.id/post/read/127732/gus-muwafiq-jelaskan-bukti-bukti-walisongo-penyebar-islam-di-nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *