Duhai Rasul,,,

2 min read

Duhai Rasul,,,, ungkapan keistimewaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di sisi Allah ta’ala.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Ketika Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam meninggalkan dunia yang fana ini, alam pun bersedih. Di tengah kesedihan mereka, sembari menangis, Sayyidina Umar berkata :

“Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, dahulu engkau memiliki sebatang kurma sebagai tempat berpidatomu. Ketika engkau didirikan mimbar baru untuk menyampaikan pesan-pesanmu kepada masyarakat yang jumlahnya semakin banyak, batang kurma itu lun merintih karena sedih berpisah denganmu. Ia baru tenang dan berhenti merintih, setelah engkau letakkan tanganmu diatasnya. Duhai Rasul, sesungguhnya umatmu lebih pantas merintih rindu kepadamu, saat engkau meninggalkan mereka”.

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, sungguh tinggi kedudukanmu disisi Allah. Ia jadikan ketaatan kepada-Mu sebagai ketaatan kepada-Nya. Allah ‘Azza wa jalla mewahyukan :

مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ

Barang siapa yang mematuhi Rasul, sungguh ia telah mematuhi Allah“. (An-Nisa, 4:80)

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, sungguh tinggi kedudukanmu disisi Allah. Ia telah memaafkanmu, sebelum menyebutkan kesalahanmu, sebagaimana tersebut dalam wahyu-Nya :

عَفَا اللّٰهُ عَنْكَۚ لِمَ اَذِنْتَ لَهُمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَتَعْلَمَ الْكٰذِبِيْنَ

“Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keudzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?” (At-Taubah, 9:43)

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, sungguh tinggi kedudukanmu disisi Allah. Kendati mengutusmu sebagai Nabi yang terakhir, akan tetapi didalam wahyu-Nya, terlebih dahulu ia sebut dirimu sebelum mereka. Allah mewahyukan :

وَاِذْ اَخَذْنَا مِنَ النَّبِيّٖنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُّوْحٍ وَّاِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖوَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًاۙ

“Dan (ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh”, (Al-Ahzab, 33:7)

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, sungguh tinggi kedudukanmu di sisi Allah. Hingga para penghuni Neraka sangat ingin menjadi orang-orang yang menaatimu, padahal mereka sedang tersiksa di dalamnya. Mereka berkata :

يٰلَيْتَنَآ اَطَعْنَا اللّٰهَ وَاَطَعْنَا الرَّسُوْلَا۠

“Oh alangkah baiknya andaikata dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. (Al-Ahzab, 33:66)

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, sungguh jika Musa putra Imran dikaruniai Allah sebuah batu yang darinya memancar air laksana sungai, maka apakah hal itu lebih menakjubkan dari jari-jemarimu yang bisa memancarkan air? Semoga shalawat Allah senantiasa terlimpahkan kepadamu.

Kisah dan Hadits tentang Jemari Rasul yang mengeluarkan air baca di : https://islam.nu.or.id/post/read/114859/mukjizat-nabi-muhammad-dibanding-nabi-lainnya–3-

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, jika Sulaiman putra Dawud dikaruniai Allah, angin yang berkecepatan sejauh perjalanan sebulan, baik pagi maupun sore, maka apakah hal itu lebih menakjubkan dari buraq yang menjadi tungganganmu dalam perjalanan menembus tujuh lapis langit dan shubuh hari itu pula engkau telah berada di abthah guna menunaikan sholat shubuh? Semoga shalawat Allah senantiasa terlimpahkan kepadamu.

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, jika Isa putra Maryam telah dikaruniai Allah kemampuan untuk menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal dunia, maka apakah hal itu lebih menakjubkan dari seekor kambing panggang beracun, yang ketika pahanya hendak engkau makan, ia berkata kepadamu : “Jangan engkau memakanku, karena aku beracun”

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, sungguh Nuh telah mendoakan kaumnya dengan doanya yang berbunyi :

رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّارًا

“Duhai Tuhanku janganlah engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi”. (Nuh, 71:26)

Andaikan engkau mendoakan kami seperti itu. Nicaya kami semua akan binasa. Namun, aalau punggungmu diinjak, wajahmu berlumuran darah dan gigimu tanggal, yang terucap darimu hanyalah kebaikan. Engkau justru berkata :

أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْ مِيْ فَإِ نَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Ya Allah Tuhanku, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui”.

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, walau usiamu sedikit dan umurmu pendek, tetapi pengikutmu melebihi jumlah mereka yang mengikuti Nuh yang panjang usianya. Sungguh, telah beriman kepadamu anak manusia dalam jumlah yang banyak, sementara tidak beriman kepada Nuh kecuali sejumlah kecil dari mereka.

Demi ayah dan ibuku, duhai Rasul, andaikan engkau hanya mau bergaul denga orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak akan duduk bersama kami. Andaikan engkau tidak menikah kecuali dengan wanita-wanita yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak akan menikahi wanita-wanita kami. Andaikan engkau tidak melimpahkan suatu tugas kecuali kepada orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak akan menunjuk seorangpun dari kami sebagai wakilmu.

Namun, Demi Allah, engkau duduk bersama kami, menikahi sebagian wanita kami, mewakilkan sesuatu kepada kami, mengenakan pakaian terbuat dari kulit domba, mengendarai keledai, memboncengkan kami, meletakkan makananmu diatas lantai dan setelah makan engkau jilati jari-jemarimu demi merendahkan diri kepada Allah. Semoga shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepadamu.

Baca juga Kelembutan Rasulullah pada Badui yang Kencing di Masjid : https://www.mqnaswa.id/kelembutan-rasul/

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin,,,

Sumber : Keindahan Budi  Pekerti Nabi / Akhlak Nabi

Penulis : Habib Naufal (Novel) bin Muhammad Alaydrus

 

Nayra Fathimah Nadhifah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *