Pengajian Kitab Lathaifuth Thaharah bagian ke-14, tentang hakikat shalat sebagai ibadahnya seluruh makhluk Allah.
Agar pemahaman kita runtut dan lengkap, jangan lupa bacalah bagian sebelumnya tentang hakikat shalat di https://www.mqnaswa.id/hakikat-mendirikan-shalat-menurut-kyai-shaleh-darat/
Bismillaahir rahmaanir rahiiim
Setiap makhluk Allah yang ada di alam semesta ini, semuanya, beribadah kepada Allah ta’ala yang maha agung. Semua makhluk pun memuji seraya bertasbih kepadaNya namun manusia tidak mengerti pujian dan tasbih mereka. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah ta’ala : QS. Al-Isra/17 : 44 :
تُسَبِّحُ لَهٗ السَّمٰوَاتُ السَّبْعُ وَاْلأَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَإِنْ مِّنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ إِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Jadi wujudnya pepohonan, bebatuan, kerbau, sapi, gunung, semuanya berbakti/ mengabdi dan beribadah kepada serta menyembah kepada Allah.
Caranya bagaimana ?
Berdirinya pohon, berdirinya gunung, merangkaknya hewan, tumbuhnya setiap tanaman, itu semua adalah ibadah dan ketaatan mereka kepada Allah ta’ala. Karena makna ibadah dan ta’at adalah menuruti / menaati perintah dan menuruti apa yang dikehendaki / diinginkan oleh tuan/ majikannya serta menjauhi apa yang dilarang oleh tuannya. Itulah yang dinamakan ibadah.
Inilah salah satu rahasia kelembutan Allah dalam kewajiban shalat lima waktu. Di dalam shalat, Allah mewajibkan manusia melakukan ibadah dengan 4 (empat) derajat (keadaan), yakni : berdiri, ruku, sujud dan duduk.
Jika seseorang telah taat, menuruti perintah tuannya dengan melakukan 4 hal itu di dalam shalat, maka seolah olah ia telah melakukan cara ibadah yang dilakukan seluruh makhluknya Allah ta’ala. Berdiri adalah cara ibadah yang dilakukan manusia. Ruku’ adalah cara beriadah hewan hewan. Sujud adalah cara ibadah tumbuhan dan duduk adalah cara ibadah jamadiyah (bebatuan).
Nyatalah bahwa, jika manusia ketika mendirikan shalat, ia menjadi makhluk Allah yang paling utama dan ia pantas menyandang nama “Anak Cucu Adam” ‘Alaihish Sholatu Wassalam.
Mengapa demikian ?
Karena perbedaan antara Anak Cucu Adam / manusia dengan hewan (kerbau sapi dan sebagainya) ada pada akalnya [i], dan perbedaan manusia kafir dan mukmin adalah pada shalat. Ketika seorang mukmin tidak shalat, maka ia tidak berbeda dengan orang kafir.[ii]
Wallahu A’lam
Alhamdulillaahi robbil ‘Aalamiin,
Kertanegara, Naswa, Wawan Setiawan
Senin Kliwon, 16 Desember 2019 M / 19 Rabi’ul Akhir 1441 H
[i] Maksudnya, hewan hewan itu, dan seluruh makhluk Allah lainnya beribadah karena instink yang ditanamkan Allah kepada mereka. Tumbuhan itu beribadah/ taat dengan tumbuh, hewan itu beribadah/ taat dengan cara merangkak, batu itu taat kepada Allah dengan cara diam, semuanya tidak didasari akal.
Sedangkan manusia, diberi akal oleh Allah ta’ala. Ia beribadah taat kepada Allah dengan akalnya. Akal yang memahami bahwa ia adalah hamba Allah, diciptakan oleh Allah dan sudah seharusnya beribadah/ taat kepada Allah. maka ia berdiri, ruku’, sujud, dan duduk berdasarkan akal yang diberikan Allah.
Oleh karena itu, manusia yang sudah mau mendirikan shalat, ia menjadi makhluk Allah yang paling utama. Sedangkan manusia yang tidak mau mendirikan shalat, ia menjadi makhluk Allah yang rendah. Bahkan lebih rendah daripada binatang.
[ii] Maksudnya, cara beribadah orang mukmin adalah mendirikan shalat yang mencakup 4 gerakan. Dengan melakukannya ia telah melakukan ibadah seperti caranya seluruh makhluk Allah. Ia pun menjadi makhluk yang paling utama.
Sementara, orang yang bukan mukmin, mereka melakukan ibadah dengan cara mereka masing masing yang berbeda dengan shalatnya orang mukmin.
Maka jika seorang mukmin tidak mendirikan shalat, ia sama seperti orang kafir (yang juga tidak mendirikan shalat). Ia pun tidak menjadi makhluk Allah yang paling utama, sama seperti orang yang tidak beriman. Mereka pun bukan makhluk Allah yang paling utama. Karena mereka tidak mendirikan shalat.
3 Replies to “Hakikat Shalat 2 : Ibadahnya Seluruh Makhluk Allah”