Halal Bi Halal Dan Berziarah Kubur Saat Hari Raya Idul Fitri
Bismillahir rahmanir rahim
Pertanyaan:
Tradisi setelah hari raya untuk saling bermaafan apakah memiliki dalil?
Jawaban:
Di kalangan Nahdliyin di bulan Syawwal menjadi momentum untuk saling bermaafan, lazim disebut halal bi halal. Hal ini adalah bentuk pengamalan dari hadits-hadits sahih:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال《 من كانت عنده مظلمة لأخيه فليتحلله منها، فإنه ثم دينار ولا درهم من قبل أن يؤخذ لأخيه من حسناته، فإن لم يكن له حسنات أخذ من سيئات أخيه، فطرحت عليه 》
“Barangsiapa pernah berbuat dzalim kepada saudaranya, maka hendaknya ia minta kehalalannya (minta maaf). Sebab di sana (akhirat) tidak ada dinar dan dirham (untuk menebus kesalahan). Sebelum amal kebaikannya diambil dan diberikan kepada saudaranya yang didzalimi tersebut. Jika ia tidak memiliki amal kebaikan, maka amal keburukan saudaranya akan dilemparkan kepadanya.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Pertanyaan:
Selesai Shalat Id dan bersalaman, banyak dari umat Islam yang berziarah ke makam keluarganya. Apakah diperbolehkan?
Jawaban:
Mufti Al-Azhar, Kairo, Syaikh ‘Athiyah Shaqr mengeluarkan fatwa yang memperbolehkan ziarah seperti ini:
ومن هنا نعلم أن زيارة الناس للمقابر عقب صلاة العيد إن كانت للموعظة وتذكر من ماتوا وكانوا معهم في الأعياد ينعمون بحياتهم، وطلب الرحمة لهم بالدعاء فلا بأس بذلك أبدا…
“Dari sini kita mengetahui bahwa umat Islam melakukan ziarah kubur setelah hari raya, jika untuk menjadi pelajaran dan mengingat orang yang telah mati, yang dahulu mereka bersamanya saat hari raya dan merasa senang dengan kehidupannya, serta memintakan rahmat dan doa untuk mereka, maka hukumnya boleh, selamanya…” ⁷⁴)
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin
____________________
⁷⁴) Fatawa al-Azhar, 8/391
Sumber : buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh bid’ah 2”
Penulis : KH. Ma’ruf Khozin
____________________
Ubaidillah Fadhil Rohman
Mengenai Puasa Sunah 6 hari di bulan Syawwal baca di : https://www.mqnaswa.id/puasa-sunnah-6-hari-di-bulan-syawwal/