Hari Raya Malaikat dan Shalat Tasbih dari Kyai Sholeh Darat

2 min read

Hari Raya Malaikat dan Shalat Tasbih dari Kyai Sholeh Darat

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Hari raya adalah hari paling semarak, paling bahagia dan paling meriah. Kita berkumpul dengan sanak, keluarga, handai taulan. Kita saling mengunjungi dan sebagainya dari macam macam kegembiraan. Bagaimana dengan hari raya para malaikat ? Dalam lanjutan Kitab Lathaifuth Thaharah wa Asrorush Sholah Bab Fadhilatu Sya’ban, Kyai Sholeh Darat menuturkan :

Berkata Syaikh ‘Abdul Qâdir Al-Kîlânî, “Malam Nisyfu Sya’bân adalah Hari Raya nya para malaikat, sebagaimana malam lailatul Qadar juga hari Raya nya para malaikat” Karena malaikat itu tidak tidur, maka hari raya mereka di malam hari berbeda dengan manusia. Diharamkan berpuasa setelah paruh kedua bulan Sya’bân jika tidak sejak awal bulan Sya’bân.[1]

Bagi yang belum membaca bagian sebelumnya silakan baca di : https://www.mqnaswa.id/tata-cara-doa-yasin-nisyfu-syaban-bahasa-jawa-dari-kyai-sholeh-darat/

(Hikâyat) Nabi ‘Îsâ Alaihis Salâm berjalan melewati sebuah gunung. Beliau melihat sebuah batu yang besar berwarna putih mencorong. Nabi ‘Îsâ Alaihis Salâm merasa takjub dengan batu itu, maka beliau mengelilingi batu tersebut. Allah mewahyukan, “Apakah engkau ingin Aku (Allâh) memperlihatkan kepadamu sesuatu yang ajaib (mengagumkan)?”.

Nabi ‘Îsâ Alaihis Salâm menjawab, “Hamba mau Ya Allâh”.

Pecahlah batu tersebut, di dalamnya ada seorang lelaki yang membawa tongkat kayu berwarna hijau dan di sampingnya terdapat pohon anggur. Lelaki itu berkata, “Inilah rizki ku setiap hari”.

Nabi ‘Îsâ Alaihis Salâm bertanya, “Berapa lama engkau sudah beribadah di dalam batu ini?”

Lelaki itu menjawab, “Aku beribadah di dalam batu ini sudah 400 tahun”.

Nabi ‘Îsâ Alaihis Salâm berkata, “Yâ Robbî, hamba kira tidak ada makhluk ciptaan-Mu yang lebih utama dari lelaki ini”.

Allâh Subhânahû Wa Ta’âlâ  berfirman, “Wahai Îsâ, umat Muhammad yang shalat 2 raka’at pada malam Nisyfu Sya’bân lebih utama dari pada lelaki ini (yang telah beribadah 400 tahun)”

Maka kemudian Nabi ‘Îsâ Alaihis Salâm berkata, “Semoga aku menjadi umat Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam”.

Disebutkan di dalam kitab Taurat, “Barang siapa yang membaca pada bulan Sya’bân :

لَا إِلٰهَ إِلّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ  الْكَافِرُوْنَ

Maka dituliskan (baginya) ganjaran ibadah seribu tahun, dihapuskan dosa-dosanya seribu tahun, kelak dikeluarkan dari kuburnya dengan wajah yang bersinar, dituliskan di sisi Allâh termasuk dalam golongan shiddîqîn.

Maka, amalan utama pada pertengahan bulan Sya’bân (Nisyfu Sya’bân) adalah mendirikan shalat tasbîh 4 raka’at satu salam jika dilaksanakan siang hari. Jika dilaksanakan pada malam hari maka 4 raka’at dengan 2 salam.’

Adapun tatacaranya adalah :

  • Setelah (Al-Fatihah) membaca surat, kemudian membaca tasbîh :

    15 kali  سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ ولَا إِلٰهَ إِلّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

  • Kemudian ruku’ membaca tasbîh 10 kali.
  • I’tidal membaca tasbîh 10 kali
  • Sujud membaca tasbîh 10 kali
  • Duduk antara dua sujud membaca tasbîh 10 kali.
  • Sujud lagi membaca tasbîh 10 kali.
  • Duduk istirahat (sebelum bangun raka’at kedua) membaca tasbîh 10 kali.

Jadi berjumlah 75 kali. Demikian (setiap raka’at) sampai akhir. (Sehingga bacaan tasbîhnya berjumlah 300 X.)

Dan telah bersabda Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam kepada pamanda Sayidinâ ‘Abbâs, “Wahai paman, lakukanlah shalat tasbîh ini, maka Allâh Subhânahû Wa Ta’âlâ  mengampuni dosa-dosamu dari awal sampai akhir, dosa yang lama dan dosa yang baru, dosa yang disengaja dan dosa yang tidak disengaja, dosa sirr (tidak nampak) dan dosa yang nyata. Dan shalat tasbih itu empat raka’at dengan salam setiap dua rakaat sebagaimana telah diketahui.”

Bersabda Sayidinâ Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam, “Barangsiapa mendirikan shalat pada malam Nisyfu Sya’bân 12 raka’at, dengan membaca Surat Al-Ikhlâs 11 kali setiap raka’atnya, maka leburlah seluruh keburukannya dan berkahlah umur orang itu selamanya. Wallâhu A’lam.

 

[1] Penjelasan hal ini dapat dibaca secara luas dalam Kitab-kitab fikih yang membahas tentang puasa sunnah

Ngaji Kitab Lathoifuth Thaharah Wa Asrorush Sholat (Rahasia rahasia Kelembutan dalam Thaharah dan Sholat)

Alhamdulillaahi robbil ‘alamin

Kertanegara, MQNaswa, Ahad, 28 Maret 2021 M

Wawan Setiawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *