Haul Ulama

1 min read

Haul Ulama

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan:

Kalender-kalender pesantren biasanya mencantumkan tanggal wafatnya pendiri atau pengasuh pondok tersebut yang sekaligus memberitahukan acara haul kyai tersebut. Apa sebenarnya makna haul dan tujuannya? Amin, Sby

Jawaban:

Tujuan ‘mengenang’ kembali seorang ulama dalam biografi ataupun tradisi yang sering dilakukan oleh warga Nahdliyin dalam mengadakan haul ulama dengan menyebutkan kisahnya selama hidupnya adalah untuk ‘meneladani keshalehannya’. Hal ini sudah dilakukan sejak zaman sahabat:

عن سعد قال أتي عبد الرحمن بن عوف رضي الله عنهما يوما بطعامه فقال قتل مصعب بن عمير وكان خيرا مني فلم يوجد له ما يكفن فبه إلا بردة وقتل خمزة او رجل آخر خير مني فلم يوجد له ما يكفن فيه إلا بردة لقد خشيت ان يكون قد عجلت لنا طيبا تنا في حياتنا الدنيا ثم جعل يبكي (رواه البخاري رقم ١١٩٥)

“Diriwayatkan dari Sa’d bahwa Abdurrahman bin Auf suatu hari disuguhi makanan. Ia berkata: “Mush’ab bin Umair telah terbunuh, ia lebih baik dariku, tak ada yang dapat dibuat kafan untuknya kecuali kain selimut. Hamzah juga telah terbunuh, ia lebih baik dariku, tak ada yang dapat dibuatkafan untuknya kecuali kain selimut. Sungguh saya khawatir amal kebaikan-kebaikan kami segera diberikan di kehidupan dunia ini”. Kemudian Abdurrahman bin Auf menangis”(Riwayat Bukhari No 1195)

Dalam hal ini al-Hafidz Ibnu Hajar mengutip dari ahli hadis:

قال ابن بطال وفيه ينبغي ذكر سير الصالحين وتقللهم في الدنيا لتقل رغبته فيها (فتح الباري لابن حجر ٧/ ٣٥٤)

“Ibnu Baththal telah berkata: Dalam riwayat ini dianjurkan menyebut kisah-kisah orang saleh dan kesederhanannya terhadap duniawi. Tujuannya agar tidak cinta dunia”(Fathul Bari 7/354)

Abdullah Ibn Mubarak berkata:

قال ابن المبارك رحمه الله : (سير الصالحين جند من جنود الله يثبت الله بها قلوب عباده) ومصداق ذلك من القرآن قول الله تعالى : {وكلا نقص عليك من انباء الرسل ما نثبت به فؤادك وجاؤك في هذه الحق وموعظة وذكرى للمؤمنين} [هود:١٢٠] … يحتاج الإنسان إلى زيارة من يبكيه، وإذا لم يجده في الأحياء، اطلع على سيرته في الأموات (دروس للشيخ محمد الحسن الددو الشنقيطي ٥/ ٢٨)

“Sejarah orang-orang shaleh adalah salah satu pasukan Allah, yang dapat mengokohkan hati hamba-hamba Allah. Sebagaimana dalam firman Allah: Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman [Hud: 120]… Seseorang butuh untuk berkunjung kepada sosok manusia yang dapat membuatnya menangis. Jika tidak menemu-kannya di kalangan yang masih hidup, maka pelajarilah dari sejarah orang-orang yang telah wafat” (Syaikh Hasan asy-Syanqithi)

Dalam riwayat hadis disebutkan:

وفي الحديث : ذكر الانبياء من العبادة وذكر الصالحين كفارة وذكر الموت صدقة وذكر القبور يقربكم من الجنة (رواه الديلمي عن معاذ)

“Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa: “Mengingat para Nabi adalah bagian dari ibadah. Mengingat orang shaleh menjadi sebab terhapusnya dosa. Mengingat mati adalah sedekah. Dan mengingat kubur dapat mendekatkan kalian ke surga” (HR Dailami, sanadnya dlaif)

Sufyan bin Uyainah berkata:

عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة (سفيان بن عيينه ذكره ابن الجوزي في مقدمة صفوة الصفوة)

“Mengingat orang shaleh menjadi sebab turunnya rahmat”(Sufyan bin Uyainah dikutip oleh Ibnu Jauzi dalam Muqaddimah Shifat ash-Shafwah)

Ibnu Taimiyah juga berkata:

يل تذ المؤمنون بمعرفة الله وذكره بل ويلتذون بذكر الأنبياء والصالحين ولهذا يقال عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة بما يحصل في النفوس من الحركة إلى محبة الخير والرغبة فيه والفرح به والسرور (ابن تيمية في الصفدية ٢/ ٢٦٨)

“Orang-orang beriman merasakan nikmat dengan mengenal Allah dan mengingat-Nya, bahkan mereka merasa nikmat dengan mengingat para Nabi dan orang Shaleh. Karenanya ada ungkapan ‘Mengingat orang shaleh menjadi sebab turunnya rahmat’. Hal ini disebabkan adanya semangat di dalam hati untuk mencintai kebaikan, termotifasi dan rasa senang terhadapnya” (Ibnu Taimiyah, kitab ash-Shafadiyah 2/269)

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai hukum talqin mayit baca di : https://www.mqnaswa.id/talqin-mayit-di-kuburan/

Baca juga : https://bincangsyariah.com/headline/himbauan-ulama-agar-perlakukan-jenazah-corona-dengan-hormat/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *