Idul Fitri adalah malam penuh bahagia dan keutamaan, inilah penjelasan
Bismillahir rahmaanir rahiim
Dalam sebuah hadits yang panjang, Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan tentang Ramadhan, hingga Idul Fitri. Ini adalah potongan hadits tersebut pada bagian penutupnya.
فَإِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ الْفِطْرِ سُمِّيَتْ تِلْكَ اللَّيْلةُ لَيْلَةَ الْجَائِزَةِ. فَإِذَا كَانَتْ غَدَاةُ الْفِطْرِ بَعَثَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمَلَائِكَةَ فِى كُلِّ بِلَادٍ فَيَهْبِطُوْنَ إِلَى الْأَرْضِ فَيَقُوْمُوْنَ عَلٰى أَفْوَاهِ السِّكَكِ فَيُنَادُوْنَ بِصَوْتٍ يَسْمَعُ مِنْ خَلْقِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الْجِنَّ وَالْإِنْسَ.
Jika telah datang malam Idul Fitri, maka malam itulah dinamakan Lailatul Jaizah (Malam Pembagian Hadiah). (Sepanjang malam Allah bagikan hadiah-hadiahNya). Hingga ketika pagi Idul Fitri menjelang, Allah ‘Azza Wajalla mengutus para malaikat ke setiap negeri, desa desa dan pelosok pelosok di bumi. Mereka berdiri di pintu lorong lorong seraya menyeru dengan suara yang didengar oleh seluruh makhluk Allah, kecuali jin dan manusia (saja yang tidak mendengarnya)
فَيَقُوْلُوْنَ : يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْرِجُوْا إِلٰى رَبٍّ كَرِيْمٍ, يُعْطِى الْجَزِيْلَ وَيَعْفُوْ عَنِ الْعَظِيْمِ.
Para malaikat itu berseru : Wahai umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarlah kalian semua menuju Tuhan Yang Menciptakan dan Memelihara kalian, Tuhan yang Maha Dermawan. Dia akan memberikan pemberian yang agung dan mengampuni dosa yang besar.
قَالَ : فَتَقُوْلُ الْمَلَائِكَةُ : إِلٰهُنَا وَسَيِّدُنَا جَزَائُهٗ أَنْ تُوَفِّيَهٗ أَجْرَهٗ. وَإِذَا بَرَزُوْا إِلٰى مُصَلَّاهُمْ فَيَقُوْلُ فَيَقُوْلَ : فَإِنِّيْ أُشْهِدُكُمْ يَا مَلَائِكَتِيْ إِنِّيْ قَدْ جَعَلْتُ ثَوَابَهُمْ مِنْ صِيَامِهِمْ شَهْرَ رَمَضَانَ وَقِيَامِهِمْ, رِضَائِيْ وَمَغْفِرَتِيْ. اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِلْمَلَائِكَةِ : مَا جَزَاءُ الْأَجِيْرِ إِذَا عَمِلَ عَمَلَهٗ ؟
Ketika umat Nabi Muhammad telah selesai dari tempat shalat hari raya, Allah ‘Azza Wajalla berkata kepada para malaikat : “Apa balasan bagi seorang pekerja jika ia telah menyelesaikan pekerjaannya?”
Malaikat menjawab : “Wahai Tuhan junjungan kami, balasannya adalah dibayarkan upahnya”
Allah ta’ala berfirman : Maka Aku menjadikan kalian sebagai saksi wahai malaikatku, sungguh aku telah menetapkan ridlo dan ampunanKu sebagai balasan dari puasa dan shalat mereka dalam bulan Ramadhan.
وَيَقُوْلُ : يَا عِبَادِيْ سَلُوْنِيْ. فَوَعِزَّتِيْ وَجَلَالِيْ, لَا تَسْئَلُوْنِيْ الْيَوْمَ شَيْئًا فِى جَمْعِكُمْ لِأٰخِرَتِكُمْ إِلَّا أَعْطَيْتُكُمْ وَلَا لَدُنْيَاكُمْ إِلَّا نَظَرْتُ لَكُمْ. فَوَعِزَّتِيْ لَأَسْتُرَنَّ عَلَيْكُمْ عَثَرَاتِكُمْ مَا رَقَبْتُمُوْنِيْ. وَعِزَّتِيْ وَجَلَالِيْ لَا أُخْزِيْكُمْ وَلَا أَفْضَحُكُمْ بَيْنَ أَصْحَابِ الْحُدُوْدِ, فَانْصَرِفُوْا مَغْفُوْرًا لَّكُمْ, قَدْ أَرْضَيْتُمُوْنِيْ وَرَضِيْتُ عَنْكُمْ .
Kemudian Allah berkata untuk umat Kanjeng Nabi, “Wahai hambaKu, mintalah kalian kepadaKu. Demi keagungan dan kemuliaanKu, tidak ada yang kalian minta pada perkumpulan kalian hari ini untuk urusan akhirat, kecuali Aku akan memberikannya. Dan tidak pula untuk urusan dunia, kecuali aku akan memandang kalian. Demi keagunganKu, Aku pasti menutupi kesalahan kesalahan kalian selama kalian muroqobah kepadaKu (merasa di awasi oleh Allah).
Demi kemuliaan dan keagunganKu, Aku tidak akan menghinakan kalian, juga tudak akan membuka aib kalian di antara orang-orang yang melewati batas. Pulanglah (ke rumah rumah), kalian telah diampuni. Kalian telah rela menjalankan perintahKu, aku pun telah ridla kepada kalian.
فَتَفْرَحُ الْمَلَائِكَةُ وَتَسْتَبْشِرُ بِمَا يُعْطِى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هٰذِهِ الْأُمَّةَ إِذَا أَفْطَرُوْا مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ.
Para malaikat gembira dan bersuka ria mendengar firman Allah ta’ala (dan melihat “gembira” nya Allah) kepada umat Nabi Muhammad ketika mereka berbuka di hari Idul Fitri setelah berpuasa selama Ramadhan.
Malam ‘Idul Fitri menjadi malam pembagian hadiah, malam yang dikhususkan oleh Allah, tampaknya hal ini disebabkan paling tidak dua alasan :
Pertama, karena telah selesai semua “ritual” ramadhan berupa shalat taraweh dan puasanya.
Kedua, malam ini banyak dilupakan, karena kita sudah letih, atau sangat sibuk menyiapkan pernak pernik lebaran, berupa pakaian baru, makanan dan sebagainya.
Maka Allah mengajak kita untuk tidak menyia nyiakan malam Idul Fitri, karena pada malam itu ada “pembagian hadiah” bagi umat Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Akankah kita kehilangan momen berharga itu ? Jika kita telah lelah berlomba, tentu sayang sekali jika pada malam pembagian hadiah (bonus) kita tidak menghadirinya.
Apakah bisa diwakilkan ? Entahlah, tapi bagaimana jika hadiahnya langsung Allah berikan dalam “gurat garis tangan” kita? Atau Allah tuangkan langsung dalam hati kita? Bagaimana mungkin mewakilkannya ?
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa beribadah di malam ‘Id, maka hatinya tidak akan mati pada saat hati manusia pada mati”. Malam itu termasuk salah satu malam, waktu do’a tidak ada yang ditolak. Imam Syafi’i berkata, “Barangsiapa beribadah di malam ‘Idul Fitri, ia akan masuk ke dalam syurga”.
Amalan Hari Raya
Para ulama menganjurkan agar malam ‘Idul Fitri di isi dengan berbagai amal kebaikan, inilah beberapa amalan yang dianjurkan :
1. Minimal, kerjakanlah shalat Isya berjamaah, dan niatkan untuk mendirikan shalat shubuh juga dengan berjamaah. Inilah yang paling rendah untuk mengisi malam ‘Id Tetapi, tentu yang diharapkan adalah menghidupkan malam yang agung dengan amalan yang agung pula, yakni :
2. Takbiran, sebab Rasul Shallallhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hiasilah hari hari rayamu dengan takbir” atau dalam hadits lain “tahlil, taqdis tahmid dan takbir”
3. Mendirikan shalat malam
4. Setelah shalat shubuh, membaca istighfar 100 X. Maka tidak ada sedikit pun dosa di dalam catatan amalnya, kecuali telah dihapuskan.
5. Dilanjutkan membaca “Subhanallahi Wabihamdih” 100 X dan berdo’a, “Ya Allah hamba berikan ganjaran bacaan ini kepada Ahli Kubur”. Maka tidak ada satu pun ahli kubur di dunia ini yang tidak mendapat ganjarannya. Sehingga kelak di akhirat, mereka semua berkata, “Ya Rahiim (Wahai Dzat yang Maha Pengasih), tolong kasihilah hamba ini, (karena ia telah mengasihi kami), jadikanlah syurga sebagai balasan/ pahalanya”.
Atau membaca “Subhanallahi Wabihamdih” 300 X dan menghadiahkannya untuk ahli kubur. Maka Allah menghadiahkan 1000 cahaya untuk para ahli kubur di setiap kubur mereka. Dan kelak ketika ia meninggal, Allah pun memberikan 1000 cahaya untuk kuburnya.
6. Dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘Anh, dari Kanjeng Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “barang siapa membaca “laailaaha illallaah, wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu, yuhyii wa yumiitu, wahuwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khoiir, wahuwa ‘alaa kulli syai-ing qodiir” 400X sampai sebelum didirikan shalat ‘Id, maka Allah memberikan 400 malaikat disyurga untuk menemaninya, ia memerolah pahala memerdekakan 400 hamba sahaya, dan Allah memerintahkan malaikat untuk membangunkan istana serta pepohonan dan taman taman untuknya di syurga, sejak hari itu, sampai datangnya kiamat.
Imam Azzuhri berkata, “Sejak aku mendengarnya dari sahabat Anas, aku tidak pernah meninggalkan amalan ini”. Dan Sayidina Anas berkata, “Aku tidak pernah meninggalkan amalan ini sejak aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”.
Terakhir, jangan lupa untuk bersalaman, sungkem kepada kedua orang tua, dan keluarga, silaturahmi serta minta maaf kepada sesama, terutama tetangga di sekitar kita.
Wallahu A’lam
Alhamdulillaahi robbil ‘Alamin
Kertanegara, Selasa Kliwon, 4 Juni 2019 M /Selasa Kliwon, 4 Juni 2019 M /30 Ramadhan 1440 H
Wawan Setiawan
Baca Juga tentang Takbiran : http://www.nu.or.id/post/read/53444/perintah-hukum-macam-dan-bacaan-takbir
Sumber :
Syaikh Muhammad Zakariya Kandahlawi, Fadhailu Ramadhan
Syaikh Abdul Hamid Qudsi, Kanzun Najah was Surur