Menggerakkan Telunjuk Saat Tasyahhud ?
Bismilaahir rahmaanir rahiim
Pertanyaan :
Bagaimanakah hukum menggerak-gerakkan jari telunjuk saat salat (Tasyahhud) ? Rony, Sby
Jawaban :
Dalam hadis sahih riwayat Imam Muslim mengenai tatacara tangan saat tasyahhud adalah meletakkan tangan kanan di atas lutut kanan dengan menggenggam tangan (seperti saat tasyahhud pada umumnya), kemudian Rasulullah berisyarat dengan jari telunjuknya.
Namun ada riwayat an-Nasai (1251) dari sahabat Abu Wail yang melihat Rasulullah Saw menggerakkan jarinya tersebut saat Tasyahhud :
عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَيْفَ يُصَلِّي ….. وَ حَلَّقَ حَلْقَةً ثُمَّ رَفَعَ أُصْبُعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا (رواه النسائي رقم ١٢٥١)
Sementara dari sahabat Ibnu Zubair yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasai mengatakan bahwa Rasulullah Saw tidak menggerakkan jarinya.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَنَ يُشِيْرُ بِأُصْبُعِهِ إِذَا دَعَا وَلَا يُحَرِّكُهَا (رواه النسائي رقم ١٢٥٣ وابو داود رقم ٨٣٩)
“Rasulullah berisyarah dengan jarinya saat tahiyat dan tidak menggerakkannya” (HR an-Nasai No 1253 dan Abu Dawud No 839)
Dari dua hadis yang seolah bertentangan ini, ahli hadis al-Baihaqi mencoba memadukan makna keduanya: “Bisa jadi yang dimaksud ‘menggerakkan tangan’ adalah berisyarat dengan mengangkat telunjuk, bukan menggerakkan dalam arti diulang-ulang” (Aun al-Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud, 2/305)
Kendatipun demikian, Imam Malik tetap memilih hadis Abu Wail dan menganjurkan menggerakkan jari telunjuk sejak awal tasyahhud. Sementara menurut Imam Hanafi mengangkat telunjuk disunnahkan saat mengucap-kan ‘Laa’ dari kalimat Syahadat tanpa menggerakkannya. Imam Syafii menganjurkan mengangkat jari saat mengucap ‘illa Allah’ sebagai isyarat mengesakan Allah dengan 1 jari telunjuk dan tidak digerakkan sampai selesai salat. (Fatawa al-Azhar 9/23)
Mengapa mengangkat jari telunjuk saat membaca syahadat ?
وَمَوْضِعُ الْإِشَارَةِ عِنْدَ قَوْلِهِ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ لِمَا رَوَاهُ الْبَيْهَقِيْ مِنْ فِعْلِ النَّبِيِّ وَيَنْوِي بِا لْإِشَارَةِ التَّوْحِيْدَ وَالْإِخْلَاصَ فِيْهِ فَيَكُوْنُ جَا مِعََا فِي التَّوْحِيْدِ بَيْنَ الْفِعْلِ وَالْقَوْلِ وَالْإِعْتِقَاِ وَلِذَلِكَ نَهَي النَّبِي عَنِ الْإِشَارَةِ بِالْإِصْبَعَيْنِ ( عون المعبود ٢/ ٣٠٥)
“Al-Baihaqi meriwayatkan dari Rasulullah Saw tentang waktu mengangkat telunjuk adalah ketika mengucapkan kalimat Syahadat, dan berniat sebagai isyarat Tauhid dan Ikhlas beribadah kepada Allah”. (Aun al-Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud, 2/305)
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin
_______________