Keberanian dan Ketakutan

1 min read

Kisah tentang Keberanian dan Ketakutan serta sebab utamanya

Bismilaahir rahmaanir rahiim

Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili menceritakan kisah perjalanannya, “Suatu hari, menjelang Maghrib, aku memasuki sebuah hutan yang penuh binatang buas. Kuhamparkan sajadah untuk shalat. Pada waktu shalat, binatang binatang buas yang menghuni hutan datang mengelilingiku. Namun tak terlintas sedikit pun rasa takut di hatiku. Aku bahkan merasa tenang dan tentram. Malam itu aku tidur pulas bagai di malam pengantin”.

Keesokan harinya, kulanjutkan perjalananku. Menjelang malam, aku kembali memasuki sebuah hutan. Ketika memasukinya, aku merasakan sesuatu yang lain di hatiku. (Maksudnya ujub, rasa bangga diri). Aku berpikir, “Semalam aku tidur dengan binatang binatang buas di sekelilingku, namun sama sekali tak merasa takut”.

Kemudian ketika shalat, beberapa burung kecil beterbangan di sekelilingku. Tiba tiba timbul rasa takut yang tak mampu kukendalikan sampai tubuhku gemetaran.

“Ya Allah, semalam aku tidur pulas tanpa rasa takut walau dikelilingi begitu banyak binatang buas. Tetapi, mengapa malam ini aku merasa takut sekali hanya karena mendengar suara kepakan sayap beberapa ekor burung kecil”, kataku dalam hati.

Tiba tiba kudengar bisikan (dalam hatiku), “Semalam kau memasuki hutan bersama Aku. Sedangkan malam ini, engkau memasukinya bersama nafs (diri/nafsu)mu. Aku pun lalu beristighfar kepada Allah.

Dalam kisah ini kita memetik beberapa hikmah, di antaranya :
1. Penyakit hati (seperti ujub), sangat halus memasuki hati kita. Bahkan hati seorang wali (kekasih) Allah seperti Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili pun “mampu” dimasukinya, apalagi hati manusia seperi kita.

2. Demikian luhur penjagaan Allah pada hati para kekasihNya. Tidak membiarkan kekasihNya terkena penyakit hati terlalu lama. Sedangkan kita, mungkin, sudah bertahun tahun kita terjangkit, tapi Allah “membiarkan” kita. Karena kita sama sekali tidak merasa punya penyakit.

3. Keberanian, keteguhan dan ketenangan itu pemberian Allah ‘Azza wa Jalla.

Wallahu A’lam.

Alhamdulillaahi robbil ‘alamin

Kertanegara, Ahad Kliwon, 24 Februari 2019 M / 19 Jumadil Akhir 1440 H (repost)

Wawan Setiawan

Sumber cerita : Habib Naufal Alaydrus, Kisah dan Hikmah dalam Kalam Habib Muhammad bin Hadi Assegaf (hlm. 15)
Saduran atas kitab Tuhfatul Asyraf. Jilid 1 hlm. 5.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *