Kelembutan Nabi : Yahudi yang Melaknat dan Badui yang Kencing di Masjid

1 min read

Kelembutan adalan sifat paling dominan dalam diri Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. Kelembutan itu berasa dari sifat rahmat yang dilimpahkan Allah kepada beliau.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya/21 : 107)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah mashdarur rohmah (perlambang kasih sayang Allah ta’ala). Yang ada dalam diri beliau hanya kasih sayang.  Kepada seluruh makhluk Allah beliau selalu memandang dengan kasih sayang. Apalagi terhadap orang-orang beriman (mukmin).

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah/9 : 128)

Kasih sayang itu terpancar dalam kelembutan beliau, meski menghadapi kata kata yang buruk. Pada suatu hari seorang Yahudi lewat di depan rumah Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Saat itu beliau sedang bersama ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.

Yahudi itu berkata, “Assaamu ‘alaikum”. Ia pura pura menyapa dengan ucapan salam kaum beriman, tapi sebenarnya dia berniat menghina. Karena yang ia ucapkan bukan “assalaamu ‘alaikum” tapi “assaamu ‘alaikum”.

Jika Assalaamu bermakna keselamatan dan kesentosaan, maka assaamu berarti kecelakaan. Jadi Yahudi tadi sebenarnya berkata, “Semoga laknat dan kecelakaan atas kalian” kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan ibunda Aisyah.

Sayidatuna Aisyah marah dan menjawab, “La’natullah ‘alaikum” (laknat Allah untuk kalian). Rasulullah bersabda,

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِى الْأَمْرِ كُلِّهٖ

“Sesungguhnya Allah menyukai kelembutan dalam segala perkara”

Sayidah Aisyah berkata, “Ya Rasulallah awalam tasma’ (apakah tuan tidak mendengar) ucapannya yang sangat kasar? Ia mengatakan kita ini laknat dan celaka”.

Rasulullah berkata, “cukup engkau menjawab : wa’alaikum, jangan lebih”. Demikianlah kelembutan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Baca juga kisah Rasulullah dan ummul mukminin di https://www.mqnaswa.id/saat-ibu-aisyah-kehilangan-nabi/

Apalagi kepada umat beliau, kaum beriman. Rasulullah memperlakukan mereka dengan penuh pemaafan dan pengertian terhadap banyak umat Kanjeng Nabi yang belum mengerti adab dan hukum.

Dikisahkan suatu hari ada seorang Badui (Arab pelosok) yang masjid ke masjid Nabi lalu ia kencing seenakanya. Para sahabat semuanya marah. Masak kencing di masjid ? Ada yang mencela, ada yang memaki, bahkan ada yang ingin memukul. Tapi Rasulullah mencegah mereka seraya berkata, “Biarkan dia sampai selesai terlebih dahulu. Baru kemudian diajari adab dan ditunjukkan tempat buang air yang benar”.

Rasulullah memahami, tidak mungkin orang beriman sungguh sungguh ingin menghina masjid bahkan bersama Rasulullah di dalamnya. Mungkin di dusunnya memang terbiasa kencing di mana saja. Tidak ada kemarahan, tidak ada caci maki atau celaan, tidak ada teguran pedas dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk orang yang kencing di dalam masjid.

Sampai – sampai, selesai sholat Yahudi ini berdo’a :

أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِيْ وَ مُحَمَّدًا وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا

Ya Allah, rahmatilah aku dan Nabi Muhammad tapi jangan engkau rahmati selain kami berdua

Mendengar do’a Badui itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لَقَدْ حَجَرْتَ وَاسِعًا

“Sungguh engkau menghalangi rahmat Allah yang Maha Luas”

Inilah pendidikan yang penuh kelembutan dari Nabi kita. Inilah akhlak Nabi kita yang lembut tidak terkira.

 

Baca juga kisah kelembutan Nabi di https://bincangsyariah.com/khazanah/kisah-kelembutan-hati-rasulullah/ atau  di https://tebuireng.online/kebaikan-dan-kelembutan-rasulullah-saw/

 

Wallaahu A’lam

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamin

Kertanegara, Selasa Legi, 3 September 2019 M / 3 Muharram 1441 H

Wawan Setiawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *