Kisah tentang Ketaatan dan Ketidaktaatan yang sama sama menyelamatkan
Bismillahir rahmaanir rahiim
Diceritakan bahwa ada dua orang disiksa di neraka. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan keduanya dikeluarkan. Setelah keluar, Allah bertanya kepada mereka, “Apakah yang menyebabkan kalian masuk neraka?”
“Karena kami selalu mengikuti kemauan (nafsu) kami”, jawab mereka
“Bukankah telah Kularang kalian bermaksiat kepadaKu. Bukankah Aku telah mengutus para rasul dengan bukti bukti yang nyata?. Dan bukankah telah Kukatakan lewat lisan para ulama bahwa siapa saja yang taat akan memeroleh surga, sedang orang yang bermaksiat akan tinggal di neraka ?”
“Benar, tapi kami tidak taat dan selalu bermaksiat kepadaMu”
“Kembalilah ke neraka dan rasakan siksaKu” perintah Allah
Orang yang satu bergegas kembali, namun yang kedua berjalan dengan enggan, bahkan sesekali menoleh ke belakang.
Melihat respon yang berbeda itu Allah bertanya, “Mengapa engkau berjalan begitu cepat ke neraka, seolah ingin sekali masuk ke dalamnya?.
Orang itu menjawab, “Tuhanku, ketika di dunia aku selalu tidak menaati perintahMu. Maka sekarang sudah seharusnya aku taat padaMu. Aku pun bersegera menaati perintahMu”.
Kepada yang satunya Allah bertanya “Lalu mengapa engkau berjalan dengan enggan, bahkan menoleh ke belakang, seolah engkau enggan melaksanakan perintahKu?”
Orang itu menjawab, “Tuhanku, aku sudah merasakan dahsyatnya siksaMu. Setelah aku dikeluarkan, aku sangat takut, sehingga aku sangat mengharapkan kasih sayang dan kemurahanMu. Engkau Maha Pengasih dan Penyayang”
Allah berfirman, “Masuklah kalian berdua ke dalam surga”
Beberapa hikmah dari kisah ini :
Ketaatan dan mengharap kasih sayang Allah harus berjalan bersama. Ketaatan dan Pengharapan seperti dua sayap yang tidak boleh patah sebelahnya.
Tidak boleh orang hanya mengandalkan ketaatan saja tanpa mengaharap kasih sayang Allah. Sebaliknya tidak benar orang yang hanya mengandalkan kemurahan Allah tapi tidak menjalankan ketaatan kepada Allah.
Seyogyanya seseorang berusaha selalu menaati Allah, tapi ia tidak mengatakan amal itu yang akan menjamin keselamatannya. Sehingga ia sangat berharap mendapat kemurahan dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu A’lam.
Alhamdulillaahi robbil ‘alamin
Kertanegara, Ahad Kliwon, 24 Februari 2019 M / 19 Jumadil Akhir 1440 H (repost)
Wawan Setiawan