Khutbah Nikah dari Syaikhona Kholil Bangkalan

2 min read

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Momen pernikahan adalah momen paling bahagia bagi pasangan laki laki dan perempuan. Momen tersebut akan tetap abadi, terkenang hingga masa tua. Di sisi lain momen pernikahan adalah dermaga menuju harapan di masa depan. Maka diundanglah keluarga, handai taulan, para sepuh, hingga para ulama. Tiada lain, memohon ikhlas do’a dari mereka untuk perjalanan ibadah yang sangat panjang.

Disusun pula rangkaian acara yang baik, mengikuti anjuran para ulama. Agar “upacara yang sakral” itu benar benar penuh dengan keberkahan. Di antara sunnah dalam rangkaian akad nikah adalah khutbah nikah. Meskipun khutbah bukanlah rukun nikah/ tidak mempengaruhi sah dan batalnya akad nikah tetapi khutbah nikah adalah sunnah yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Memuliakan sunnah Nabi bukanlah perkara sepele dan remeh.

Siapakah yang paling baik untuk berkhutbah dalam akad nikah? Tentu saja wali-nya. Namun biasanya sang wali nikah meminta kepada seorang tokohdari para ulama untuk memberikan khutbah nikah karena melihat keilmuan mereka dan keutamaan mereka.

Pada pernikahan puteri beliau yang mulia, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkhutbah. Tentu saja dengan Bahasa Arab. Pada zaman sekarang, masih ada juga yang mempertahankan khutbah Rasul tersebut, dalam bahasa Arab, persis tanpa menambahinya.

Ada pula yang menambahinya dengan mau’idhah hasanah hingga berupa pengajian yang berdurasi sedang hingga sangat panjang. Tidak mengapa. Asalkan menambah manfaat dan sesuai dengan keadaan pada saat berlangsungnya akad nikah.

Dalam kitab As-Silaah fi Bayaanin Nikaah, Al-‘Alim Ar-Robbani Al-Quthb Al-Shomadani Asy-Syaikh Muhammad Kholil bin ‘Abdul Lathif Al-Bankalani menukil khutbah nikah yang disusun oleh Al-Imam Al-‘Allamah Syaikh Hasan Al-‘Athar sebagai berikut :

أَلْحَمْدُ للهِ مُصَوِّرِ الْأَجِنَّةِ فِى ظُلَمِ الْأَرِحَامِ. جَاعِلِ النِّكَاحِ سَبَبًا لِبَقَاءِ نِسْلِ الْأَنَامِ. وَسيْلَةً إِلَى اشْتِبَاكِ الشُّعُوْبِ وَالْأَقْوَامِ. نَاظِمِ عِقْدِ الْأُلْفَةِ بَيْنَ الزَّوْجَيْنِ أَحْسَنَ نِظَامٍ. وَجَاعِلِ نِظَامَ الْعَلَمِ مَرْبُوْطًا بِهٰذَا الْإِنْتِظَامِ. أَحْمَدُهٗ سُبْحَانَهٗ وَتَعَالٰى عَلٰى هٰذِهِ النِّعَمِ الْعِظَامِ. وَاَشْكُرُهٗ عَلٰى مَا أَوْلَانَا مِنْ بَدَائِعِ الْإِكْرَامِ.

Segala puji hanya milik Allah. Dzat yang menentukan rupa janin dalam kegelapan rahim. Dzat yang menjadikan pernikahan sebagai sebab langgengnya keturunan manusia. Sebagai wasilah bercampurnya antara satu suku dengan suku lain, satu kaum dengan kaum yang lain. Dialah Dzat yang mengatur ikatan yang terbaik utnuk menyatukan kedua mempelai sebagai pasangan. Bahkan Dia telah menjadikan keteraturan alam ini terkait dengan tatanan ikatan pernikahan ini. Hamba memuji-Nya Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi atas nikmat-nikmat yang agung ini. Dan hamba bersyukur atas segala keindahan dan kemuliaan ini.

وَ أَشْهَدُ أَنْ لّۤا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ. شَهَادَةً مُوَصِّلَةً إِلٰى دَارِ السَّلَامِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ وَصَفِيُّهٗ وَخَلِيْلُهٗ. الْقَائِل : حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلَاثٌ : النِّسَاءُ وَالطِيْبُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِى الصَّلَاةِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَمَنْ وَلَاهُ.

أَمَّا بَعْدُ :

Hamba bersaksi, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dzat yang Maha Esa,  tidak ada sekutu bagiNya. Dengan persaksian yang menyampaikan kami ke syurga-Nya. Dan kami bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah hambaNya, utusanNya, sahabat karib dan kekasih-Nya. Beliau yang bersabda : “Di-cinta-kan kepadaku dari dunia ini tiga hal : wanita, wewangian, dan dijadikan shalat sebagai penyejuk untukku. Shalawat dan salam semoga terlimpah atas beliau, Sayidina Muhammad dan keluarga beliau, sahabat dan para penolong beliau.

Amma Ba’du :

فَإِنَّ النِّكَاحَ سُنَّةٌ مَرْغُوْبَةٌ وَطَرِيْقَةٌ مَحْبُوْبَةٌ.لِأَنَّ بِهٖ بَقَاءَ التَّنَاسُلِ وَدَوَامَ التَّوَاصُلِ. وَقَدْ قَالَ تَعَالٰى :

وَمِنْ أٰيَاتِهٖ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً. وَاْنْكِحُوْا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَأَمَائِكُمْ إِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهٖ. وَقَالَ رَسُوْلُهُ الْأَكْرَمُ وَحَبِيْبُهُ الْأَعْظَمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَنَاكَحُوْا تَنَاسَلُوْا فَإنِّيْ مُبَاهٍ بِكُمُالْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Sesungguhnya Nikah adalah Sunnah yang disenangi dan jalan hidup yang dicintai. Karena dengan sebab pernikahan, langgenglah keturunan manusia dan abadilah ikatan kasih sayang di antara mereka. Sungguh Allah ta’ala telah berfirman :

وَمِنْ أٰيَاتِهٖ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً.

“Dan di antara tanda tanda kekuasaan Allah adalah Dia telah menciptakan pasangan dari jenis kalian sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. QS. Ar-Rum/30 : 21

Allah ta’ala juga telah berfirman :

وَاْنْكِحُوْا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهٖ

Dan nikahilah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak dinikahi dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka termasuk orang-orang yang fakir maka Allah akan mencukupkan mereka dengan anugerah-Nya. QS. An-Nur/24 : 32

Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda :

تَنَاكَحُوْا تَنَاسَلُوْا فَإنِّيْ مُبَاهٍ بِكُمُالْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Menikahlah dan milikilah keturunan. Sesungguhnya Aku akan membanggakan kalian di hadapan umat yang lain pada hari kiamat”.

وَهٰذَا عَقْدٌ مُبَارَكٌ مَيْمُوْنٌ وَاجْتِمَاعٌ عَلٰى حُصُوْلِ خَيْرٍ لَّكُمْ. فِيْهِ عَقْدُ فُلَانٍ عَلٰى فُلَانَةَ. فَأَسْئَلُ اللهَ أَنْ يُلْقِيَ بَيْنَهُمَا الْمَحَبَّةَ وَالْوِدَادَ, وَيَرْزُقَهُمَا النَّسْلَ الصَّالِحَ مِنَ الْبَنَاتِ وَالْأَوْلَادِ. حَتّٰى يَرَوْنَ الْأَسْبَاطَ وَالْأَحْفَادَ. وَيُوّسِّعَ عَلَيْهِمَا الرِّزْقَ, وَيَحْفَظَهُمَا مِنْ مَكَائِدِ الْخَلْقِ.

Sungguh ini adalah akad/ ikatan yang diberkahi dan penuh keberuntungan. Ini adalah perkumpulan yang menghasilkan kebaikan dunia dan akhirat untuk kalian. Dalam pertemuan ini telah terjalin ikatan antara ….. dengan ….

Kita memohon kepada Allah agar mempertemukan keduanya dalam cinta dan kasih. Memberi rizki keduanya keturunan yang shalih. Anak anak hingga cucu cucu perempuan dan laki-laki hingga. Semoga Allah melapangkan rizki bagi keduanya. Dan melindungi mereka berdua dari kejahatan dan tipu daya makhlukNya.

Demikian salah satu khutbah yang disusun oleh salah satu ulama kita. Semoga kita bisa mengambil manfaat dan keberkahan darinya.

 

Wallahu A’lam

Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin

Kertanegara, Jum’at Wage, 30 November 2018 M/ 22 Rabi’ul Awwal 1440 H

Wawan Setiawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *