Kisah Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dalam Kandungan Ibu Aminah

2 min read

Kisah Nabi dalam kandungan

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Suatu ketika ada salah seorang jamaah yang bertanya kepada guru kami, Abah Irfa’i QS. “Apa landasan dari selametan kehamilan?”

Memang mayoritas masyarakat melakukan selametan kehamilan, khususnya ketika 4 bulan dan 7 bulan. Secara akal sebenarnya tidak perlu cari dalil, cukup bahwa kehamilan adalah sebuah karunia yang sangat agung. Bukankah sudah semestinya kita banyak bersyukur.

Kemudian, kehamilan itu kan identik dengan perjuangan, hidup dan mati seorang ibu. Semua ibu, bahkan siapu pasti mengiyakannya. Nah, bukankah sangat pas kalau pada hari hari seperti itu kita banyak berdoa dan meminta saudara tetangga untuk mendoakan agar ibu dan bayi lahir dengan selamat.

Terlepas dari pemilihan waktu 4 dan 7 bulan, yang pasti memiliki filosifi tertentu (insya Allah pada artikel artikel berikutnya), Abah Irfa’i menjawab :

“Ketika Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dalam kandungan, para Nabi datang untuk mengucapkan selamat dan mendo’akan. Tentu itu tidak bisa terjadi pada diri kita. Maka kita “menghadirkan” mereka dengan membaca ayat ayat suci Al-Qur’an yang -khususnya- berisi kisah kisah para Nabi dan orang orang mulia. Karena dengan menyebut nama orang shaleh saja, bisa menjadi sebab turunnya rahmat Allah. Apalagi dengan membaca Al-Qur’an yang di dalamnya banyak disebutkan para kekasih Allah Ta’ala“.

Ketika mendengar jawaban beliau, sempat terbetik dalam hati saya. Abah berkata seperti itu dari kitab apa ya? Lebih dari 10 tahun kemudian, saya dapat kiriman kitab Maulid Ibriz karangan Syaikh Nawawi Banten. Ternyata di dalamnya persis seperti yang dikatakan Abah Irfa’i QS.

Dalam Kitab tersebut diceritakan kurang lebih sebagai berikut :

Sayidah Aminah berkata, “Ketika aku mengandung “Kekasihku” Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, di awal masa kehamilanku, yaitu bulan Rajab.

Suatu malam, ketika aku dalam kenikmatan tidur, tiba tiba masuk seorang laki-laki yang sangat elok parasnya, wangi aromanya, dan tampak sekali pancaran cahayanya.
Dia berkata, “Marhaban bika Ya Muhammad (Selamat datang untukmu Wahai Muhammad)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab “Aku Adam, ayah sekalian manusia”
“Apa yang engkau inginkan?”
“Aku ingin membawa kabar gembira. Bahagialah engkau wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Sayidil Basyar” (Pemimpin Manusia)”

Pada bulan kedua datang seorang laki-laki, seraya berkata, “Assalamu’alaika Ya Rasulallah (Salam untukmu wahai utusan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Tsits”
“Apa yang engkau inginkan”
“Aku ingin menggembirakanmu, bergembiralah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibut Ta’wil wal Hadits” (Pemilik Ta’wil dan Hadits)”

Pada bulan ketiga datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Nabiyallah (Salam untukmu wahai Nabi Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Idris”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyir Ro-iis” (Nabi Pemimpin)”.

Pada bulan keempat datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Habiballah (Salam untukmu wahai Kekasih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Nuh”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibun Nashri wal Futuh” (Pemilik Pertolongan dan Kemenangan)”.

Pada bulan kelima datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya shafwatallah (Salam untukmu wahai Sahabat Karib Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Hud”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bergembiralah wahai ibu Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibusy Syafa’ah fil yawmil Masyhud” (Pemilik Syafaat di Hari persaksian/ Hari kiamat)”.

Pada bulan keenam datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Rohmatallah (Salam untukmu wahai kasih sayang Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Ibrohim AlKholil
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Jalil” (Nabi yang Agung)”.

Pada bulan ketujuh datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya manikhtaarohullah” (Salam untukmu wahai orang yang telah dipilih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isma’il Adz-Dzabih (Yang disembelih)”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Malih” (Nabi yang Elok)”.

Pada bulan kedelapan datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Khirotallah” (Salam untukmu wahai pilihan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Musa putra Imran”
“Apa yang engkau inginkan”
“Kabar gembira Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Man Yunzalu ‘alaihil Qur’an” (Orang yang akan diuturunkan padanya Al-Qur’an)”.

Pada bulan kesembilan, yakni bulan Robi’ul Awwal, datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Rosulallah” (Salam untukmu wahai utusan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isa putra Maryam”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Mukarrom wa rosulil mu’adhom” (Nabi yang dimuliakan dan Rasul yang diagungkan)”..

Wallahu A’lam,

Kertanegara, Jum’at Kliwon, 16 November 2018 M / 8 Rabi’ul Awwal 1440 H

Ditulis pertama kali 20 November 2017 diposting di facebook

Wawan Setiawan

Sumber :

Shuhbah bersama Syaikh Irfa’i Nahrawi QS

Syaikh Nawawi Banten, Maulid Ibriz, hlm 17-19

Baca juga : Pertemuan ayah dan ibunda Nabi di https://www.mqnaswa.id/pertemuan-sayid-abdullah-dan-sayidah-aminah/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *