Ruh orang yang tidak beriman, sejak dicabut dari tubuhnya hingga di dalam kuburnya.
Pengajian Tanbihul Ghafilin Bagian Ke-22, BAB Dahsyatnya Siksa Kubur
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Ini adalah kelanjutan hadits sebelumnya tentang penyambutan ruh orang yang beriman. Silahkan baca di http://www.mqnaswa.id/rasulullah-mengisahkan-penyambutan-ruh-orang-yang-beriman/
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya hamba yang kafir (tidak beriman) ketika ia akan mengadapi alam akhirat dan meninggalkan alam dunia, turunlah kepadanya malaikat malaikat yang gelap wajahnya. Mereka membawa kain yang kasar kemudian mereka duduk di dekat orang itu, terus berjejer hingga sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, “Hai jiwa yang buruk, keluarlah menuju kemarahan dan kemurkaan Allah ! Kemudian ruhnya dipisahkan dari setiap anggota tubuhnya dan dicabut ruh itu seperti mencabut mencabut besi yang ditusukkan pada daging yang basah.[1] Maka bersamaan dengan keluarnya ruh itu, putuslah semua otot kecil dan otot besar orang itu.
Kemudian ruh itu diambil. Tetapi malaikat tidak memegangi itu dengan tangannya meski hanya sebentar, melainkan ia langsung melemparkannya ke kain yang kasar yang dibawanya serta. Ketika itu, ruh mengeluarkan bau yang sangat menusuk seperti bau bangkai.
Para malaikat naik ke langit dengan membawa ruh itu. Setiap kali mereka melewati sekelompok malaikat, mereka selalu ditanya, “Ruh apa ini yang buruk sekali (manusia atau bukan ?)”. Mereka menjawab, “Ini adalah ruh fulan bin fulan” dengan menyebutkan hal yang sangat buruk darinya. Hingga mereka sampai di langit dunia.
Mereka meminta agar pintu langit dibuka, tapi pintu langit tidak juga terbuka.
(Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat) : QS. Al-A’raf/7 : 40
إِنَّ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوْا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابَ السَّمَاۤءِ وَلَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِيْ سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِيْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Kemudian Allah ta’ala berfirman, “Tulislah kitab amalnya di dalam Sijjiin” Para malaikat pun melemparkannya hingga ruh itu kembali ke jasadnya di kubur. (Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat ) : QS. Al- Hajj/22 : 31
وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِيْ بِهِ الرِّيْحُ فِي مَكَانٍ سَحِيْقٍ
Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
Maksudnya ruh itu ditolak dilangit dan di kembalikan ke jasadnya di kubur. Maka dua orang malaikat lalu mendatanginya seraya bertanya, “Siapa Tuhanmu !?”
Mengenai keadaan manusia ketika ditanyai di dalam kubur baca juga http://www.nu.or.id/post/read/95616/ini-kesadaran-dan-kehidupan-ahli-kubur-saat-ditanya-munkar-dan-nakir
Ruh itu menjawab seperti orang terkejut, takut dan kebingungan, “Aku tidak tahu”
“Apa agamamu ?”
Kembali ruh itu menjawab, “Aku tidak tahu”
“Apa yang kamu ketahui tentang lelaki ini (Rasulullah) yang telah diutus kepadamu ?”
Ruh itu menjawab lagi, “Tidak tahu”.
Maka terdengarlah panggilan dari langit, “Dia telah mendustakan Aku, maka hamparkanlah alas tidur dari neraka untuknya, dan bukalah lorong dari kuburnya sampai pintu neraka, hingga menyambarlah panas neraka dan hawa busuknya. Menyempit pula kubur itu hingga hingga tulang persendiannya berantakan.
Kemudian datang seorang dengan wajah sangat buruk dan menjijikkan, pakainnnya pun berbau busuk, ia berkata dengan nada menghina, “Berbahagialah ! Inilah hari yang telah di-ancamkan kepadamu, tapi kamu tidak meyakininya !”
Ahli kubur itu berkata, “Siapa kamu ?”
Ia menjawab, “Aku adalah amal perbuatanmu”
Maka ia berkata, “Wahai Tuhan, jangan Engkau tetapkan kiamat, jangan engkau tetapkan kiamat” yang membuat aku akan sengsara lebih dahsyat lagi.
Wallahu A’lam
Alhamdulillaahi robbil ‘alamin
Catatan Pengajian PakNas di Musholla Ar-Raudlah MQ. Nasy’atul Wardiyah Bersama Ust. Hambali Ahmad
Kertanegara, Senin Kliwon, 24 Juni 2019 M / 20 Syawal 1440 H
[1] Diibaratkan bagian bagian tubuh ini adalah daging basah, yang didalamnya ada ruh yang melekat pada daging dan semua otot serta sarafnya. Ruh itu dicabut dengan keras hingga lepas dari daging, otot dan syaraf syaraf itu.