Kisah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Kurma Segar

1 min read

Kisah kedermawanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang istimewa

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Rasulullah adalah orang yang sangat dermawan. Beliau digambarkan tidak pernah mengatakan “tidak” kepada orang yang meminta sesuatu kepada beliau. Bahkan saat beliau tidak punya. Beliau tetap mengusahakan untuk memberi orang yang meminta padanya. Sangat jauh dengan kita, meski kita punya, seringkali terasa berat kita untuk memberi sesuatu, apalagi yang masih kita butuhkan atau kita inginkan. Apalagi jika kita tidak punya.

Suatu ketika sahabat datang dari perjalanan dagangnya. Ia membawa oleh oleh kain dari luar neger. Kain yang indah khusus untuk Rasulullah. Tapi baru saja Rasul memakainya, ada seorang sahabat yang meminta, dan Rasulullah langsung memberikannya.

Ketika mendengar kisah ini, tidak terbayang sama sekali dalam benak kita, itu benar benar terjadi dalam kisah nyata. Seolah akan kita bertanya, “Apakah benar sampai seperti itu?”. Itu memang menggambarkan dua hal. Pertama sangat dermawannya Rasul, kedua, terbiasanya kita dengan sifat pelit. Keduanya membuat kita sulit membayangkan manusia yang sangat dermawan seperti itu.

Suatu hari, Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat dan ayah mertua Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Khulafaur Rasyidin yang pertama, melihat kurma segar yang pertama pada musim kurma. Beliau pun membeli seikat penuh kurma sebagai hadiah. Beliau tahu, Rasul sangat menyukai kurma segar.

Abu Bakar pun meletakkan kurma itu hadapan Rasul. Para sahabat lain yang menemai beliau. Baru saja Rasul akan mengulurkan tangan untuk memakan kurma itu, seorang Badui padang pasir, yang terkenal sederhana dan polos berkata, “Ya Rasul, bolehkan aku meminta kurma. Aku sangan menyukainya”.

Para sahabat tentu sangat terganggu dengan ketidak sopanan badui ini. Tapi sebelum mereka menegur, Rasulullah telah mengulurkan tanganya untuk memberikan kurma itu, semuanya, kepada si Badui yang kemudian pergi dengan senang. Dan mereka melanjutkan pembicaraan.

Sayidina ‘Umar bin Khattab, khalifah kedua yang juga mertua Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beranjak pergi untuk menyusul Badui itu. Beliau menawarkan kepada Badui sejumlah uang untuk ditukar dengan kurma segar itu. Badui pun setuju menjual kurmanya. Lalu Sayidina Umar meletakkan kurma segar itu di hadapan Rasulullah.

Tapi si Badui itu pun datang lagi, seperti sebelumnya, ia meminta kurma yang ada di hadapan Rasulullah. Padahal Rasulullah belum sempat mencicipinya. Rasulullah pun memberikan semuanya, tanpa mengambil satu pun untuk dirinya.

Setelah si Badui pergi, Sayidina Ali, keponakan dan menantu Rasulullah menyusulnya. Ia membeli kurma itu dari si Badui dan meletakkanya lagi di hadapan Rasulullah. Lagi lagi, Badui itu datang dan meminta kurma kepada Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab dengan bercanda, “Wahai fulan, engkau sangat menyukai kurma, atau engkau sedang memutar roda usaha?”.

Terbayangkah dalam benak kita kedermawanan seperti ini?

Wallahu A’lam.

Alhamdu lillahi robbil ‘alamin

Kertanegara, Sabtu Pon, 9 Maret 2019 M / 2 Rajab 1440 H

Wawan Setiawan

Kisah tentang kedermawanan yang lain dapat anda baca di : https://www.mqnaswa.id/kisah-nabi-ibrahim-kedermawanan-1/ dan https://www.mqnaswa.id/kedermawanan-2/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *