Kisah Ruh : 10 Ruh di dalam 1 Badan

3 min read

Kisah ruh ini mengenai 10 santri yang sedang mengalami pendidikan pengembaraan.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Kisah ini tentang 10 orang sufi yang senantiasa bersama sama. Mereka adalah murid-murid dari seorang syaikh di atas gunung. Mereka sedang menjalani pendidikan untuk berkelana dari suatu tempat ke tempat lain. Tidak boleh meminta minta, pun tidak boleh menolak jika ada orang yang berbaik hati memberi mereka.

Pendidikan semacam ini memang lazim dilakukan para syaikh. Keyakinan murid yang mantap atau berkah dari Syaikh, atau (yang pasti) karena ridlo dan ketetapan Allah ‘Azza wa Jalla, biasanya setiap murid mengalami kepayahan dan kekurangan makanan, maka ada saja orang yang menawarkan memberi makanan.

Ada seorang santri yang diperintah gurunya untuk berkeliling pesantren. Ia sempat mendapat pertolongan dari seorang, tapi kemudian ketika ia kembali ke tempat itu, tidak ada yang mengenalnya. Kisahnya bisa anda baca di : https://www.mqnaswa.id/di-mana-tempat-itu-2/

Ke-sepuluh murid itu pun menjalankan perintah gurunya dengan tulus ikhlas. Mereka berkeliling dari satu tempat ke tampat lain, dari satu kampung lalu pindah ke kampung lain. Di setiap tempat yang mereka singgahi, mereka akan berusaha menanam kebaikan apa saja yang mampu mereka lakukan. Membantu orang yang membangun rumah, membantu membuat batu bata, menolong orang sakit, dan apa saja. Setiap orang-orang kampung sudah mulai mengenalnya, mereka akan segera pindah ke tempat lain. Mereka diberi amanat agar tidak tumbuh rasa berharap, dan senang dikenal oleh orang-orang.

Kehidupan yang mereka lalui bersama sama sekian lama membuat ikatan batin yang sangat kuat diantara ke sepuluh murid itu. Hingga suatu ketika mereka mengalami kesulitan di suatu kampung. Mereka telah berpuasa seharian, namun belum ada sedikitpun makanan untuk mereka makan. Bahkan hari kemarin, mereka hanya berbuka dengan seteguk air. Sementara tenaga mereka terkuras untuk membantu orang-orang.

Entahlah, mengapa di kampung ini, sudah dua hari, tidak ada seorang pun yang menawari mereka untuk sekedar makan. Mereka sudah mulai berharap kepada belas kasih manusia. Namun mereka sadar pada perintah syaikh agar mereka benar benar berharap kepada Allah. Karena yang mereka lakukan benar benar hanya karena Allah.

Waktu berbuka sudah lama lewat, malam sudah gelap. “Kita akan bermalam dalam keadaan lapar lagi” kompak fikiran mereka mengatakan hal itu. Mungkin karena sudah bersama sekian lama, sampai fikiran pun bisa sama. Bahkan seringkali mereka mengalami mimpi yang sama.

Mengenai beberapa orang yang mengalami mimpi yang sama, salah satunya, dapat anda baca kisahnya di : https://www.mqnaswa.id/dua-hikayat-indahnya-kasih-sayang/

Tiba tiba ada seorang lelaki mendatangi mereka dan mengajak mereka untuk makan bersama di rumahnya.

“Aku baru saja mengadakan syukuran. Aku ingin menjamu kalian semua. Datanglah kalian ke rumahku”

Seorang murid yang diangkat sebagai pemimpin dari rombongan itu berkata, “Tuan, cukup aku saja yang datang kepada tuan. Aku mewakili teman-temanku lainnya”

“Tidak saudara, yang saya maksud saya ingin menjamu agar kalian semua makan di tempatku”

Si pemimpin itu berkata, “Benar tuan, aku mewakili temanku untuk makan di rumahmu”

“Bagaimana mungkin makan bisa diwakilkan wahai saudara”

Pemimpin itu tersenyum seraya berkata, “Hal itu sangat mungkin bagi kami. Jika salah seorang dari kami ada yang makan, maka yang lain pun akan ikut kenyang. Bukankah rasul bersabda, “Orang beriman itu seperti satu tubuh. Jika satu bagian mengalami demam, maka bagian yang lainnya pun ikut terserang rasa sakitnya”

Lelaki itu tentu tidak akan berbantah tentang hadits Nabi. Namun ia sendiri belum bisa meyakini betul apa yang dikatakan santri pemimpin rombongan ini. Maka ia hanya terdiam. Hingga pemimpin itu berkata lagi :

“Baiklah kalau anda masih ragu”

Ia kemudian mengambil pisau dari tas peralatan mereka. Di hadapan lelaki itu, ia menggoreskan pisau itu sedikit di kulitnya. Ternyata, tangan dan setiap murid itu, ikut berdarah.

Apakah ini karena ruh mereka telah menjadi satu badan, atau seperti apa ? tentu persisnya hanya Allah yang Maha Tahu. Bagaimana persisnya ruh hingga bisa demikian, itu pun hanya Allah yang tahu. Tapi kadangkala ruh menjelma dalam wujud-wujud, itu ada kisahnya.

Habib Ali bin Hasan suatu ketika berjalan dengan murid muridnya. Habib Ali bin Hasan yang kita ceritakan ini adalah sama dengan Habib Ali bin Hasan dalam “Kisah dua ruh satu badan”  yang bisa anda baca di : https://www.mqnaswa.id/dua-ruh-satu-badan/

Baru saja rombongan Habib Ali bin Hasan berpapasan dengan seorang wanita yang sangat cantik hingga semua murid tampak terpesona. Namun mereka masih menjaga diri. Mereka sadar wanita yang sangat cantik seperti itu jika dipandang lama akan menimbulkan syahwat dan iblis pasti segera datang untuk menjerumuskan. Segera saja mereka berpaling, apalagi setelah wanita cantik itu, ada seorang lelaki yang sangat seram penampilannya. Ia mengikuti wanita cantik itu sambil sebentar melirik murid murid Habib Ali dengan lirikan yang tajam.

Habib ‘Ali berkata, “Tahukah kalian siapa sebenarnya wanita cantik itu ?”

Murid-murid terdiam. Salah seroang mereka berkata, “Tentu saja Tuan yang lebih tahu daripada kami”

Lalu Habib ‘Ali berkata lagi, “Wanita cantik itu adalah dunia, kekayaan dan kesenangannya yang menjelma”

Salah seroang murid yang tampaknya “menyesal” berkata, “Ah, kalau saja aku tahu itu adalah jelmaan kesenangan dunia. Aku ingin sekali memilikinya. Mengapa tuan Syaikh tidak mengatakan sejak ketika bertemu?”

“Apakah kau tidak melihat siapa yang mengikuti wanita itu?”

“Tentu aku melihat lelaki yang busuk baunya, tatapannya tajam, seolah ia sudah mengenal kami”

Syaikh berkata, “Dia adalah setan yang siap menjerumuskan kalian”.

Apakah kisah ruh yang demikian itu sebenarnya atau kisah ruh semacam ini bersifat alegori saja? Hanya Allah yang tahu, namun gambaran seperti itu pun terjadi pada diri Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam perjalanan Isra Mi’raj. Ketika itu Nabi melihat suatu wujud, ketika ditanyakan kepada Jibril, ia menjawab, itu adalah “gambaran dari dunia”. Kisah kisah isra Mi’raj, insya Allah, akan kami kisah kan secara lengkap pada bagian yang lain.

 

Wallahu A’lam

Alhamdulillaahi robbil ‘aalaminn

Kertanegara, Naswa
Ahad Legi, 26 Januari 2020 M / 1 Jumadil Akhir 1441 H
Wawan Setiawan

One Reply to “Kisah Ruh : 10 Ruh di dalam 1 Badan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *