Lebih Utama Doa Dari Rumah atau Ke Kubur?

1 min read

Lebih Utama Doa Dari Rumah atau Ke Kubur?

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan:

Berdoa kepada ahli kubur pahalanya akan sampai, lalu lebih baik yang mana antara berdoa dari rumah ataukah berdoa langsung di dekat kuburannya saat ziarah? Jamaah Mushallah al-Huda, Perum Bhayangkara Taman, Sidoarjo.

Jawaban:

Mari kita perhatikan dalil-dalil hadis berikut;

Hadis Pertama:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من عبد يمر بقبر رجل كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا عرفه ورد عليه السلام (رواه الخطيب في التاريخ ٦/ ١٣٧ وابن عساكر ١٠/ ٣٨٠ عن أبى هريرة وسنده جيد ورواه عبد الحق في الأحكام وقال : إسناده صحيح كما في القلوبي)

“Rasulullah Saw bersabda: Tidak seorangpun yang melewati kuburan temannya yang pernah ia kenal ketika di dunia dan mengucap salam kepadanya, kecuali ia mengenalnya dan menjawab salamnya” (HR al-Khatib al-Baghdadi dalam al-Tarikh VI/137 dan Ibnu ‘Asakir X/380 dari Abu Hurairah. Dan sanadnya baik, juga diriwayatkan oleh Abdulhaqq dalam al-Ahkam, ia berkata: Sanadnya sahih)

Hadis Kedua:

عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من رجل يزور قبر أخيه ويجلس عنده إلا استأنس به ورد عليه حتى يقوم

“Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Tak seorang pun yang berziarah ke makam saudaranya dan duduk di dekatnya, kecuali ia merasa senang dan menjawabnya hingga meninggalkan tempatnya”

Al-Hafidz al-Iraqi memberi penilaian terkait status hadis ini:

قال الحافظ العراقي أخرجه ابن أبي الدنيا في القبور وفيه عبد الله بن سمعان ولم أقف على حاله ورواه ابن عبد البر في التمهيد من حديث ابن عباس نحوه وصححه عبد الحق الأشبيلي (تخريج أحاديث الإحياء ٤/ ٢١٦)

“Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi al-Dunya dalam al-Qubur. Di dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Sam’an, saya tidak mengetahui perilakunya. Hadis yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Abdilbarr dari Ibnu Abbas dan disahihkan oleh Abdulhaqq al-Asybili” (Takhrij Ahadits al-Ihya IV/216)

Hadis Ketiga:

وفي الأربعين الطائية روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال آنس ما يكون الميت في قبره إذا زاره من كان يحبه في دار الدنيا (الحافظ جلال الدين السيوطي في بشرى الكئيب بلقاء الحبيب ١/ ١٠ وشرح الصدور بشرح حال الموتى والقبور ١/ ٢٠٢)

“Disebutkan dalam kitab Arba’in al-Thaiyah bahwa diriwayatkan dari Rasulullah Saw: Sesuatu yang paling membahagiakan pada mayat di kuburnya adalah ketika ia diziarahi oleh orang yang ia cintai ketika hidup di dunia” (al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam Busyra al-Kaib I/10 dan Syarh al-Shudur I/202)

Ibnu Qayyim berkata:

قال ابن القيم الأحاديث والآثار تدل على أن الزائر متى جاء علم به الميت وسمع سلامه وأنس به ورد عليه وهذا عام في حق الشهداء وغيرهم فإنه لا يوقت قال وهو أصح (بشرى الكئيب بلقاء الحبيب للحافظ جلال الدين السيوطي ١/ ١٠)

“Ibnu al-Qayyim (murid Ibnu Taimiyah) berkata: Hadis dan dalil dari para Sahabat menunjukkan bahwa ketika peziarah datang, maka mayit mengenalnya, mendengar salamnya, senang dengan kedatangannya dan menjawab salamnya. Hal ini berlaku umum, baik untuk orang yang mati syahid atau yang lainnya, dan hal ini berlaku setiap waktu. Ibnu al-Qayyim berkata: Ini adalah pendapat yang lebih kuat” (al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam Busyra al-Kaib I/10)

Berdasarkan riwayat-riwayat di atas, maka berdoa untuk ahli kubur di makamnya lebih utama. Dan jika makam orang tua, kerabat dan teman sangat jauh, maka boleh berdoa dari rumah kita.

Alhamdulillahi rabbil ‘aalaamiin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai ziarah ke makam para wali baca di : https://www.mqnaswa.id/ziarah-ke-makam-para-wali-wisata-religi/

Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/117644/persamaan-tidur-dan-mati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *