Mahallul Qiyam

1 min read

Mahallul Qiyam

Mahallul Qiyam

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan:

Sudah menjadi tradisi yang hampir selalu diamalkan dalam pembacaan shalawat, yaitu berdiri saat menyebut kelahiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (Mahallul Qiyam). Apa hukumnya dan sejak kapan dilakukan?

Jawaban:

Tidak banyak ulama yang menjelaskan hukum masalah ini (Mahallul Qiyam), kalaupun ditemukan tidak ada yang mengatakan haram. Ibnu Hajar al-Haitami misalnya, meski mengatakan bid’ah namun boleh dilakukan oleh masyarakat umum:

ونظير ذلك فعل كثير عند مولده صلى الله عليه وسلم ووضع أمه له من القيام وهو أيضا بدعة لم يرد فيه شيء على أن الناس إنما يفعلون ذلك تعظيما له صلى الله عليه وسلم فالعوام معذورون لذلك بخلاف الخاصة والله سبحانه وتعالى أعلم بالصواب ( الفتاوى الحديثية لابن حجر الهيتمي – ج ١/ ص ١٧٩ )

“Hal yang sama telah dilakukan banyak orang saat Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan saat Ibu Nabi shallallahu ‘Alaihi Wasallam melahirkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan berdirinya, adalah sebuah bid’ah yang tidak ada dasarnya. Hanya saja orang-orang melakukannya untuk mengagungkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam maka orang awan ditolerir, berbeda dengan orang khusus.” (Fatawa Haditisyah Ibnu Hajar 1/179)

Sementara dalam kitab-kitab Tarikh, berdiri semacam ini saat shalawat merupakan ijtihadnya Imam Subki yang kemudian diikuti banyak ulama lain (Shalihi asy-Syami dalam Subul al-Huda wa ar-Rasyid 1/344). Penjelasan yang lebih lengkap disampaikan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha yang mengutip dari Mufti Syafi’iyah di Makkah, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan:

وقد بسط الكلام على ذلك شيخ الإسلام ببلد الله الحرام مولانا وأستاذنا العارف بربه المنان سيد نا أحمد بن زيني دحلان في سيرته النبوية، ولا بأس بإيراده هنا، فأقول: قال رضي الله عنه ومتعنا والمسلمين بحياته. ( فائدة ) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم، وقد فعل ذلك كثير من علماء الأمة الذين يقتدى بهم. قال الحلبي في السيرة فقظ حكى بعضهم أن الإمام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه صلى الله عليه وسلم: قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب، وأن تنهض الأشراف عند سماعه، قياما صفوفا أو جثيا عل الركب، فعند ذلك قال الإمام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد. واجتماع الناس له كذلك مستحسن ( اعانة الطالبين – ج ٣/ ص ٤١٤ )

“Masalah ini telah dijelaskan oleh Syaikhul Islam di Tanah Haram, junjungan kamj, ustadz kami yang Ma’rifat Billah, Sayid Ahmad Zaini Dahlan dalam kitab Sirah Nabawinya, dan akan saya sampaikan di sini. Beliau berkata: “(Faidah) Telah berlaku sebuah tradisi bahwa orang-orang jika mendengar sebutan kelahiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka mereka berdiri untuk mengagungkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Berdiri ini adalah sesuatu yang baik karena ada tujuan mengagungkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Hal tersebut sudah dilakukan banyak ulama yang menjadi panutan umat. Al-Halabi menyebutkan dalam kitab as-Sirah bahwa sebagian ulama menyampaikan saat Imam as-Subki berkumpul bersama para ulama di masanya, maka pembaca syair melantunkan syair karya ash-Sharshari pujiannya untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

“Sedikit sekali pujian untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan tinta emaa, di atas kertas dari tulisan terbaik di kitab-kitab. Hendaknya bangkit orang-orang mulia saat mendengarnya, berdiri dan berbaris, serta berlutut di atas kendaraan”

Saat itu, maka Imam as-Subki dan orang-orang yang ada berdiri semua, maka terjadilah kebahagiaan dan amaliyah Maulid di tempat itu. Dan berkumpulnya banyak orang untuk acara tersebut juga sesuatu yang baik.” (Ianat ath-Thalibin 3/414)

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

____________________

Sumber : buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh bid’ah 2”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

____________________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai dalil pembacaan shalawat disertai menabuh terbang baca di : https://www.mqnaswa.id/membaca-shalawat-disertai-menabuh-terbang/

Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/131251/sholawat-kamaliyah-lafal-dan-keutamaannya?_ga=2.225104666.1055086916.1631256369-956878984.1622648018

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *