Makna Bacaan dan Gerakan dalam Shalat (2)

2 min read

Pengajian Kitab Lathaifuth Thaharah Bagian Ke-9 : Makna dalam Bacaan dan Gerakan Shalat

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Baca bagian sebelumnya, penjelasan makna do’a iftitah di : https://www.mqnaswa.id/makna-bacaan-dan-gerakan-dalam-shalat-1/

Membaca Surat Al-Fatihah

Kemudian kita mengucap :

Yakni, hamba mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dari godaan setan, nafsu, hawa dan syahwat yang selalu mengajak ajak kepada keburukan.

Kemudian mengucap :

بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَحِيْمِ

Aku mendirikan shalat ini karena pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala, yang maha pemurah kepada seluruh hambaNya. Yang bersifat kasih sayang kepada hambaNya yang beriman, yakni dengan memberi taufik (hidayah dan pertolongan) mau mendirikan shalat.

Arti Rahman adalah Maha mewujudkan seluruh hamba hambaNya dengan kemudahan sandang pangan, tanpa membedakan beriman atau tidak beriman.

Sedangkan Rahim adalah Maha memberi taufik kepada hambaNya yang beriman, memberi mereka hidayah dalam Islam dan iman, serta mau menjalankan shalat dan ibadah lainnya.

Jadi, Rahman itu untuk seluruh makhluk, sedangkan rahim itu khusus untuk orang-orang beriman di akhirat. Sebagaimana perkataan “Ar-Rohmaanu bil Iijad, rahiimu bil imdaad” (Sifat RahmanNya dengan mewujudkan seluruh makhluk, sifat RahimNya dengan memberi pertolongan – kepada hambaNya yang beriman).

Jika hamba telah mengetahui, bahwa ia bisa mendirikan shalat itu karena kekuasaan dan sifat kasih Allah, ia mau mendirikan shalat itu karena taufik dari Allah, bukan dengan kekuasaannya sendiri, maka – dengan menyadari hal itu – ia mengucap :

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Segala sifat sempurna itu hanya milik Allah Subhanahu Wa ta’ala, kok mau memberi pertolongan kepada hambaNya yang hina untuk berbuat taat dan menjauhi maksiat.

Yakni Dzat yang menguasai menciptakan dan memelihara seluruh alam. Memberikan apa saja  yang dibutuhkan hambaNya, baik berupa duniawiyah atau ukhrowiyah. Dalam hal ibadah pun ada yang dianugerahi taufiq bil ibadah (pertolongan untuk menjalankan ibadah), ada pula yang dianugerahi taufiq bilma’rifah (pertolongan untuk mengenalNya).

الرَّحْمٰنِ الرَحِيْمِ

Yang maha Pemurah, kok berkenan menjadikan kamu ahli berbakti kepada Allah. Dan menjadi orang yang “dizinkan menghadap dan diajak bicara oleh Allah”.

Makna Arrohim di sini lebih jauh adalah yang maha mengasihi kamu ketika lemah dan hina, kemudian diberi taufik, kekuatan untuk bisa berbuat taat dan mendirikan shalat.

مَالِكَ يَوْمِ الدِّيْنِ

Dzat yang menguasai dan merajai hari kiamat. Yakni menguasai wujud (ada) nya hari kiamat dan memberi pengadilan kepada seluruh ahli agama.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

Sungguh sungguh hamba menyembah kepada Tuan dengan pertolongan dan belas kasih Tuan kepada hamba. Dan kepada Tuan kami mohon pertolongan dalam semua urusan hamba, yang baik menurut Tuan, hamba pasrah.

إِهْدِنَا الصِّرَاطَ  لْمُسْتَقِيْمَ

Muga muga Tuan memberi petunjuk kepada agama yang hak. Dan muga muga Tuan memberi petunjuk agar hamba dalam jalan yang lurus, yang benar dan baik menurut Tuan.

Arti agama yang lurus adalah istiqomah. Karena istiqomah adalah ruh-nya syariat. Istiqomah secara dhahir artinya mengikuti perintah dan menjauhi larangan. Adapun maknanya secara batin adalah ridla terhadap ketetapan Allah yang Maha Agung Subahanahu Wa ta’ala, enak atau tidak enak. Itulah karomatul insan (nilai yang menentukan kemuliaan manusia).

صِرَاطَ  الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

Wujud shirothol mustaqim (jalan yang lurus) adalah jalan yang dilalui oleh para Nabiyullah, para awliya-ullah yang telah Engkau beri nikmat mereka semua.

Arti shirothol mustaqim adalah jalan yang ditempuh para anbiya dan awliya. Maka ketika wajib bagi orang yang membaca fatihah ketika sampai di ayat ini (shirothol ladziina an’amta ‘alaihim) hatinya “eling” / sadar dan meminta kepada Allah agar di beri istiqomah, bisa dikumpulkan bersama para kekasih Allah, meskipun kita ahli maksiat, tapi kita mencintai para kekasih Allah.

غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Shirothol mustaqim itu bukan jalan yang Engkau murkai (yakni agama Yahudi) dan bukan jalan yang Engkau sesatkan (yakni agama Nasrani). Jadi shirothol mustaqim artinya agama Islam, agama yang telah menjadi laku hidup para rasul, para Nabi dan para wali semuanya.

Kemudian disunahkan mengucap :

آمِينْ

Yakni, semoga Tuan mengabulkan semua permohonan hamba.

Baca Juga dialog Allah dan hamba ketika membaca surat Fatihah di : https://www.mqnaswa.id/dialog-allah-dan-hambanya-ketika-membaca-alfatihah/

Membaca Surat Al-Qur’an

Kemudian disunnakan membaca surat yang kamu hafal. Tetapi yang lebih utama adalah surat yang engkau fahami maknanya. Jangan sampai engkau mengucap tapi tidak faham apa yang dimaksud.

Tapi, jika kamu tidak mengerti apa makna/ maksud dari yang engkau baca, maka merasa-lah bahwa dirimu sedang berdiri di hadapan Allah Tuanmu. Segala gerak gerik dan diammu merasa-lah bersama Allah. Dan merasa-lah selalu dilihat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Wallahu A’lam.

Alhamdu lillahi robbil ‘alamin

Catatan Pengajian PakNas di Musholla Ar-Raudlah MQ. Nasy’atul Wardiyah Bersama Ust. Hambali Ahmad

Kertanegara, Jum’at Pahing, 8 Maret 2019 M / 1 Rajab 1440 H

Wawan Setiawan

 

Jangan lupa melanjutkan mempelajari makna bacaan shalat pada artikel berikutnya di ; https://www.mqnaswa.id/makna-bacaan-dan-gerakan-shalat-3/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *