Pengajian Kitab Tanbihul Ghafilin Bagian Ke-14 tentang perintah Nabi untuk merebut 5 (Lima) hal (keadaan) dan anjuran puasa di musim Penghujan
Bismillahir rahmaanir rahiim
Ja’far bin Burqon meriwayatkan dari Maimun bin Mihran, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menasehati seorang lelaki seraya bersabda, “Rebutlah 5 hal (keadaan) sebelum kedatangan 5 hal. Msa mudamu sebelum tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa longgarmu sebelum sempit (sibuk)mu, masa cukupmu sebelum faqir (masa kekurangan) mu, dan masa hidupmu sebelum matimu”
Dalam hadits ini, sungguh Rasulullah telah mengumpulkan ilmu yang sangat banyak. Seseorang mampu melakukan banyak hal/ banyak kegiatan di masa mudanya, yang kegiatan itu tidak akan mampu dilakukan ketika sudah tua. Bisa juga bermakna, jika seseorang membiaskan bermaksiat sejak muda nya, maka ketika tua, sulit baginya untuk menghindar dari kemaksiatan itu. Oleh karena itu hendaknya bagi seorang pemuda membiasakan diri dalam tingkah/ keadaan amal amal baik sejak masa muda, sehingga amal amal baik itu mudah diamalkannya ketika sudah tua.
Ucapan Nabi “Sehatmu sebelum sakitmu”.
Sehat itu ibarat sambungan yang bisa mengantarkan orang sampai pada urusan dirinya maupun hartanya. Maka hendaknya seseorang “merebut” masa sehatnya untuk amal amal shaleh dalam harta dan badanya. Sebab jika dia sakit, sambungan itu terputus, lemahlah badannya untuk amal taat, dan “pendek/ berkuranglah” kemampuan tangannya untuk bisa mentasarufkan / mengelola hartanya.
Ucapan Nabi “Longgarmu sebelum sibukmu”.
Maksud waktu longgar di situ adalah waktu malam, sebab (biasanya) waktu siang adalah waktu yang sibuk. Maka hendaknya memanfaatkan waktu malam dengan mendirikan shalat, dan memanfaatkan waktu siang (waktu sibuk) untuk berpuasa (karena puasa bukan aktifitas yang penuh gerak, bisa dilakukan sambil sibuk bekerja). Lakukanlah puasa di waktu siang (waktu sibuk), apalagi waktu musim penghujan (tidak terlalu haus).
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Musim dingin itu “ghanimah” (rampasan perangnya)nya orang mukmin, waktu malamnya panjang, maka dirikanlah shalat. Waktu siangnya pendek, maka berpuasalah”.
Dalam riwayat yang lain, “Waktu malam itu panjang, jangan jadikan singkat dengan tidur (sebab jika tidur terasa pendek, tahu tahu sudah pagi). Dan siang itu putih bercahaya, jangan jadikan suram dan kotor dengan dosa dosamu (lakukanlah banyak pekerjaan yang mulia)”
Ucapan Nabi “Masa cukupmu sebelum masa fakirmu”
Maksudnya, jika kamu ridlo dengan apa apa yang telah diberikan Allah kepadamu, berupa makanan atau lainnya, maka gunakanlah hal itu, jangan tamak terhadap apa apa (rejeki) yang ada di tangan orang lain.
Ucapan Nabi “Hidupmu sebelum matimu”
Karena seseorang tetap bisa melakukan sesuatu selagi hayat di kandung badan (masih hidup). Jika ia telah menghadapi kematian, maka putuslah semua amalnya. Oleh karena itu, hendaknya seorang mukmin tidak menyia-nyiakan hari hari nya di dunia fana ini untuk merebut (mendapatkan ghonimah/ rampasan perang) di hari hari keabadaian di akhirat kelak.
Berkata seorang yang bijaksana dalam bahasa Persia (yang artinya) : “Ketika kamu anak anak, kamu menghabiskan waktumu bersama anak anak yang lain. Ketika menginjak remaja, kamu habiskan waktumu dengan kelalaian dan senda gurau (kesia siaan), ketika engkau suda tua, engkau habiskan waktumu dalam kelemahan (tidak bisa banyak berbuat amal shaleh). Maka kapan kamu beramal untuk Allah ta’ala?
Karena setelah mati, tidak bisa untuk beribadah kepada Allah ta’ala. Engkau hanya mampu berjuang bersungguh-sungguh ketika masa hidupmu. Dan di masa itu engkau menyiapkan kedatangan malaikat maut. Dan ingatlah selalu akan kedatangannya, karena dia (malaikat maut) tidak pernah lupa kapan waktunya dia datang menjemputmu.
Wallahu A’lam.
Alhamdu lillahi robbil ‘alamin
Catatan Pengajian PakNas di Musholla Ar-Raudlah MQ. Nasy’atul Wardiyah Bersama Ust. Hambali Ahmad
Kertanegara, Ahad Kliwon, 24 Februari 2019 M / 19 Jumadil Akhir 1440 H
Wawan Setiawan
Jangan lupa baca bagian awal dari bab ini, baca di : https://www.mqnaswa.id/makna-senang-bertemu-allah/