Makna Hadits “Niat Seorang Mukmin Lebih Baik dari Amalnya”

1 min read

Apakah maksud dari Hadits Nabi yang mengatakan “Niat lebih baik dari Amal”?

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Niat adalah landasan pertama dalam Amal. Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niat”

Amal yang tidak disertai niat tidak sah dan tidak berpahala. Allah memberi balasan / karunia kepada manusia sesuai dengan niatnya. Betapa banyak amal yang seolah baik, menjadi tak bernilai karena tidak disertai niat. Sampai sampai ada seorang guru yang meminta muridnya berhenti shalat malam karena niatnya yang jelek.

Tentang hal i ni baca : https://www.mqnaswa.id/godaan/

Sebaliknya betapa banyak amal yang seolah biasa saja, menjadi agung nilainya karena agung niatnya.

Maka, untuk setiap perbuatan yang akan dilakukan. Untuk setiap ucapan yang akan disampaikan. Untuk setiap amal yang akan ditunaikan, hendaklah diawali dengan niat yang baik.

Adapun makna dari hadits :

نِيَّةُ الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلْهٖ

“Niat seorang mukmin itu lebih baik dari amalnya”

Maksudnya, seorang mukmin itu memiliki sifat ia selalu ingin melakukan kebaikan kebaikan. Ia selalu berusaha mengamalkan cita cita yang mulia, padahal ia hanya mampu melaksanakan sebagian saja dari keinginan dan cita citanya itu.

Contoh, seorang yang berniat akan menggunakan nafasnya untuk senantiasa berdzikir kepada Allah, atau untuk tafakkur, ternyata ia hanya mampu melakukan pada sebagian waktunya saja. Maka dalam keadaan itu, amal yang ia mampu lakukan adalah baik, tetapi, niat yang melandasinya jauh lebih baik.

Contoh, seseorang akan makan, tapi dia berniat, makan untuk menjaga kesehatan badan, agar bisa mencari nafkah untuk anak, isteri. Agar bisa bersedekah kepada yang tidak mampu dan sebagainya. Maka sangat terlihat sekali, niat itu lebih baik daripada perbuatan (amal) yang dilakukannya.

Maka para ulama zaman dahulu sangat mementingkan memahami persoalan niat ini. Bahkan mereka benar benar mempelajari “Bagaimana menetapkan niat dengan baik” sepeti halnya mereka mempelajari “Bagaimana melakukan suatu amal dengan baik”. Mereka mempelajari tata cara makan yang baik, sebelumnya mereka mempelajari tata cara “niat makan” yang baik.

Lebih jauh lagi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهٗ حَسَنَةً

“Barang siapa berniat melakukan suatu kebaikan namun ia (kemudian) tidak mampu melakukannya, maka Allah mencatat baginya 1 kebaikan” (HR. Muslim)

Mendengar hadits ini kita teringat kembali tentang kisah seorang yang hanya berniat, bahkan niatnya pun hampir-hampir seperti angan angan kosong belaka, tetapi Allah telah memberi ganjaran seolah niat itu telah dilaksanakan, padahal sama sekali ia belum melaksanakannya.

Lebih lengkap tentang kisah tersebut baca di https://www.mqnaswa.id/dua-hikayat-indahnya-kasih-sayang/

Sebagai penutup akan kami tuliskan nasihat Habib Ali Al-habsyi penyusun Maulid Simtud Duror, beliau mengatakan, “Niat adalah dasar dari seluruh amal. Betapa banyak derajat yang tinggi dan nikmat yang agung diperoleh karena niat yang baik. Perbaiki dan perbanyak niat, karena memperbanyak niat baik dapat mensucikan dan melipatgandakan amal”.

Wallahu A’lam.

Alhamdu lillahi robbil ‘alamin

Kertanegara, Senin Pon, 4 Maret 2019 M / 27 Jumadil Akhir 1440 H

Wawan Setiawan

Sumber : Habib Novel Alaydrus, Anda Bertanya Salaf Menjawab dan sumber lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *