Megengan Dan Malam Nishfu Sya’ban

1 min read

Megengan Dan Malam Nishfu Sya’ban

Megengan Dan Malam Nishfu Sya’ban

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan:

Sebagian orang Jawa dan Madura menyambut datangnya bulan suci Ramadlan dengan istilah atau sebutan ‘Megengan’. Banyak dari mereka yang bersedekah di akhir bulan Sya’ban tersebut. Adakah tuntunannya?

Jawaban:

Menjelang bulan suci Ramadlan umat Islam menyambut dengan rasa senang dan bahagia dengan mengaji dan bersedekah di masjid dan Mushalla, tradisi ini disebut ‘Megengan’. Secara substansi sebagai bentuk pengamalan sejak masa sahabat berikut:

عن أنس قال كان المسلمون إذا دخل شعبان انكبوا على المصاحف فقرؤها وأخرجوا زكات أموالهم تقوية للضعيف والمسكين على صيام رمضان

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik: “Jika telah masuk bulan Sya’ban maka umat Islam selalu membaca al-Quran dan mengeluarkan zakat hartanya, untuk membantu orang lemah dan miskin dalam melakukan puasa Ramadlan.” ⁶⁷)

Pertanyaan:

Apakah benar seperti yang disampaikan oleh ustadz-ustadz Wahabi yang mengatakan bahwa hadits-hadits tentang Nishfu Sya’ban adalah hadits dlaif dan palsu, sehingga melakukan amalan di malam tersebut adalah bid’ah?

Jawaban

Hadits-hadits Nishfu Sya’ban memang sebagian ada yang dlaif, bahkan ada pula yang palsu. Namun yang harus disampaikan kepada umat juga ada hadits sahihnya, yaitu:

عن معاذ بن جبل عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يطلع الله عز وجل على خلفه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلفه إلا لمشرك أومشاحن

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafiq yang menebar kebencian antar sesama umat Islam).” (HR. Ath-Thabrani)

Ulama Wahabi Syaikh Albani: “Ini adalah hadits shalih. Diriwayatkan dari banyak sahabat dengan jalur riwayat yang berbeda-beda, yang saling menguatkan. Mereka adalah Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah al-Khusyani, Abdullah bin Amr, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik bin Aisyah.” ⁶⁵)

Nishfu Sya’ban juga telah dikenal di antara para sahabat, berikut riwayatnya:

قال الواقدى: وكان في هذه السرية مع عبد الله بن جعفر واثلة بن الأسقع وكان خروجهم من أرض الشام وهي دمشق إلى دير أبي القدس في ليلة النصف من شعبان وكان القمر زائد النور. وقال وأنا إلى جانب عبد الله بن جعفر. فقال لي: يا ابن الأسقع ما أحسن قمر هذه الليلة وأنوره، فقلت: يا ابن عم رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه ليلة النصف من شعبان وهي ليلة مباركة عظيمة، وفي هذه تكتب الأرزاق والآجال وتغفر فيها الذنوب والسيئات وكنت أردت ان أقومها. فقلت: إسيرنا في سبل الله خير من قيامها والله جزيل العطاء. فقال: صدقت

“Watsilah berkata: Saya beeada di dekat Abdullah bin Ja’far. Ia berkata kepada saya: “Wahai putra Asqa’, betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini”. Saya berkata: “Wahai sepupu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ini adalah malan Nishfu Sya’ban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Sata ingin beribadah di malam ini”. Saya berkata: “Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baik dari pada beribadah di malamnya. Allah maha agung pemberiannya”. Abdullah bin Ja’far berkata: “Kamu benar.” ⁶⁶)

____________________

⁶⁵) Silsilah Sahihah 3/135

⁶⁶ Futuh asy-Syam 1/73

⁶⁷) Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif, 1/138

Sumber : buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh bid’ah 2”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

____________________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai dalil melakukan amalan di malam nishfu sya’ban baca di : https://www.mqnaswa.id/malam-nishfu-syaban/

Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/106168/megengan-atau-tradisi-penyambutan-ramadhan-dalam-islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *