Kehidupan Akhirat adalah Kehidupan yang Sesungguhnya
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَنَا مِنْ بَنِيْ اٰدَمَ. وهَدَانَا عَلٰى دِيْنِ الْاِسْلَامِ. وَ أَدْخَلَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِ الْأَنَامِ. اَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ذُوْ الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُنَا فِى يَوْمِ الزِّحَامِ. وَصَلَّى اللهُ عَليهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَاَحْبَابِهِ النُّجَبَاءِ البَرَرَةِ الْكِرَامِ. فَيَاۤ اَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهْ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .أمَّا بَعْدُ :
Hadirin Hadaniyallah wa iyyaakum
Segala puji kehadirat Allah ‘Azza Wa Jalla, dengan pujian yang sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya. Sesungguhnya kita tidak bisa memuji dan bersyukur kepada Allah dengan puji dan syukur yang sesuai. Maksudnya begini. Di antara kita pasti pernah mengalami sakit. Ketika sakit, makanan yang harusnya terasa gurih, manis bahkan terasa pahit di lidah. Pada keadaan sakit, Allah membuat sedikit syaraf di lidah kita tidak berfungsi. Ketika sehat, syaraf kita berfungsi dengan baik.
Coba kita bayangkan, di otak kepala manusia saja ada lebih dari 100 milyar syaraf. Setiap satu syaraf bersambung dengan 10.000 syaraf lainnya. Untuk bisa melihat senyum anak kita yang masih bayi, untuk bisa melihat hijaunya sawah, kita membutuhkan milyaran syaraf. Untuk bisa merasakan makanan, kita membutuhkan milyaran syaraf. Jika satu syaraf disyukuri dengan satu kali syukur, maka setiap hari kita harus bersyukur milyaran kali. Dan tidak ada yang mampu seperti itu. Kita hanya mampu mengucap Alhamdulillah, Alhamdulillah.
Shalawat salam semoga senantiasa dicurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam, yang selalu kita berdoa agar Allah merahmati kita untuk bisa melihat wajah beliau di dunia dan akhirat. Bisa berkumpul dalam rombongan beliau dan mendapat syafaat beliau. Karena kalau tanpa syafaat Nabi, apa lagi yang bisa kita harapkan dengan amal yang penuh cacat dan kekurangan.
Hadirin Sidang Jum’at yang semoga diliputi ketenangan dari Allah
Sebagai khatib kami berwasiat untuk diri kami sendiri dan untuk jamaah semuanya, marilah kita meningkatkan takwa kepada Allah, dengan cara memahami bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan di akhirat nanti, sedangkan hidup di dunia ini seperti mimpi. Sebagaimana firman Allah ta’ala :
وَإِنَّ الدَّارَ الْأٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ.
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. QS. Al-Ankabut/29 : 64
Kita mengenal sebuah maqolah, yang cocok dengan ayat di atas. Oleh sebagian ulama ucapan ini dimasukan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam, sebagian ulama menyatakan ini adalah ucapan Sayidina ‘Ali Karomallahu Wajhah, berbunyi :
أَلنَّاسُ نِيَامٌ فَإِذَا مَاتُوْا انْتَبَهُوْا
Manusia itu tidur, ketika mati barulah mereka terbangun
Bagaimana memahami ucapan ini ?.
Hadirin Sidang Jum’at yang semoga diliputi rahmat Allah
Pertama, mimpi itu sangat sebentar.
Jika sehari kita hidup 24 jam, tidurnya paling 4-6 jam, dalam tidur itu kita mimpi sekitar 5-10 menit saja. Tapi dengan waktu yang teramat pendek itu kita seolah olah melakukan banyak hal dalam mimpi, sepertinya lama. Padahal tidak.
Begitu pula, hidup di dunia ini, sepertinya lama. Padahal tidak. Jika manusia hidup 100 tahun di dunia, jika dibandingkan kehidupan akhirat, 100 tahun itu hanya seperti 2,5 jam saja. Kenapa, karena 1 hari atau 24 jam di akhirat sama seperti 1000 tahun di dunia. Jadi kalau kita hidup 100 tahun, maka kira kira sama dengan 2,4 jam saja.
Perhatikanlah firman Allah ta’ala :
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحٰهَا
Pada hari Kiamat, manusia merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari QS. An-Nazi’at/79 : 46
Hadirin jamaah jum’at Hadaniyallah wa iyyaakum
Kedua, Mimpi itu bukan kenyataan.
Maksudnya begini, seringkali kita bermimpi yang terlihat aneh, tapi ternyata maknanya bagus. Sebaliknya, seringkali mimpi tampak baik, tapi maknanya sebaliknya.
Sama seperti kehidupan dunia ini. Seringkali kita mengalami kesulitan kesulitan di dunia ini, ternyata kesulitan itu berbuah kebaikan di dunia atau di akhirat. Sebaliknya, Seringkali kita mendapatkan harta, jabatan dan kesenangan di dunia ini, tapi ternyata itu semua menjadi sebab kita jatuh dalam jurang kecelakaan di dunia dan di akhirat.
وَعَسٰى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسٰى أَنْ تُحِبُّوْا شَيئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Boleh Jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian, dan boleh Jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allahlah yang mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. QS. Al-Baqarah/2 : 216
Hadirin jamaah jum’at yang dimuliakan Allah
Ketiga. Meskipun bukan kenyataan, mimpi itu berhubungan dengan kenyataan.
Menurut para ulama maupun ahli kejiwaan, mimpi itu selalu berhubungan dengan kehidupan nyata manusia sehari hari. Orang yang dekat dengan Allah, maka mimpinya seringkali merupakan petunjuk dari Allah ta’ala. Sedangkan orang yang jauh dari Allah seringkali mimpinya dipengaruhi oleh syetan. Dan orang yang sibuk memikirkan dunia/ pekerjaan maka mimpinya diantarkan oleh nafsunya yang terikat oleh dunia.
Seperti itulah kita di dunia ini. Jika kita berusaha selalu dekat dengan Allah, maka hidup kita di dunia selalu mendapat bimbingan dari Allah, dan kelak ketika kita akan bangun (waktu mati), bangun dengan tenang, seperti orang yang baru mimpi indah. Jika kita di dunia jauh dari Allah, hanya menuruti hawa nafsu, maka kehidupan kita selalu mendapat dukungan dari syetan dan nafsu itu sendiri. Sehingga ketika bangun (waktu mati) kita di liputi kecemasan seperti orang yang baru mimpi buruk.
Syaikh Irfa’i memberikan sebuah ungkapan, “Jika mimpi mu baik, menunjukkan hidupmu baik. Jika mimpimu berkualitas, menunjukkan engkau orang yang berkualitas” Artinya jika hidup kita di dunia baik dan berkualitas, itu menunjukkan baik dan berkualitasnya kehidupan kita di akhirat nanti.
Hadirin jamaah jum’at sekalian
Marilah kita memperindah mimpi kita. Memperbaiki kualitas kehidupan kita di dunia. Dengan persaudaraan, dengan kasih sayang, dengan amal shalih, dengan pengabdian kepada Allah. Jangan memperburuk kehidupan di dunia dengan keserakahan, saling iri dengki, saling menghujat dan menghina, saling bermusuhan. Itu semua ibarat mimpi buruk yang akan membuat kita cemas ketika bangun di alam barzakh nanti. Bukankah semua orang menginginkan mimpi yang indah?
Mari terus berusaha taqorrub/ mendekat kepada Allah agar selalu medapat hidayahNya dan marilah memperbanyak kebaikan di dunia yang fana dan sementara ini agar mendapat kehidupan di akhirat yang penuh dengan kebahagiaan. Karena kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِالْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فَيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khuthbah Kedua
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهٖ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ, ,أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ أَكْمَلُ الْمَخْلُوْقَاتْ.. فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ, اتَّقُوْا اللهَ’ أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى’ اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ, وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ, الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, وَقَاضِيْ الحَاجَاتِ, وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَاْلإِ حْسَانِ, وَاِيْتَآءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهٖ يَزِدْكُمْ, وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِه: يُعْطِكَمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin
Kertanegara, Kamis Pon, 29 November 2018 M/ 21 Rabi’ul Awwal 1440 H
Wawan Setiawan
Baca juga khutbah tentang https://www.mqnaswa.id/anak-adalah-amanat-dan-fitnah/