Menabuh Terbang di Masjid Dan Membaca Shalawat

1 min read

Menabuh Terbang di Masjid Dan Membaca Shalawat

Menabuh Terbang di Masjid Dan Membaca Shalawat

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan :

“Saat peringatan hari besar Islam kita menjumpai beberapa masjid mengundang kelompok hadlrah untuk membaca Salawat, kasidah Arab dan lainnya. Bolehkah menabuh terbangan di dalam Masjid?” Hadi, Sby

Jawaban :

Kita ulas dahulu hukum alat musik ‘terbang’ (ad-duf) dalam beberapa hadis. Diriwayatkan bahwa :

في البخاري أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم سَمِعَ بَعْضَ جَوَارٍ يَضْرِبْنَ بِالدُّفِّ وَهي تَقُول وَفِينَا نَبِيٌّ يَعلَمُ مَا فِي غَدٍ فَقَالَ صلى الله عليه وسلم دَعِيَ هذا وَقُولي الَّذِي كُنت تَقُولينَ (رواه البخاري رقم ٤٠٠١)

Nabi mendengar beberapa budak perempuan yang menabuh terbang (HR al-Bukhari No 4001) Dan Rasulullah tidak melarangnya. Di hadis lain :

وفي التِّرمذِيّ وابنِ ماجه أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم {لَمّا رَجَعَ من بَعضِ غَزَوَاتِهِ أَتَتهُ جَارِيةٌ سَوْدَاءُ فَقَالَت يَا رَسُولَ الله إِنِّي نَذرتُ إِنْ رَدَّكَ اللهُ تعالى سَالِمًا أَنْ أَضْرِبَ بَينَ يَدَيكَ بِالدُّفّ فقال لها إِن كُنتِ نَذَرتِ فَأَوفِ بِنَذرِك}

“Ketika Rasulullah pulang dari peperangan didatangi oleh seorang budak wanita hitam dan ia berkata: “Wahai Nabi, saya bernadzar jika Engkau kembali dari perang diselamatkan oleh Allah, saya akan menabuh terbang di hadapanmu. Rasulullah menjawab: “Jika kamu bernadzar seperti itu, maka lakukanlah nadzarmu” (HR Turmudzi no 3690 dan Ia menilainya sahih).

Dengan demikian menabuh terbangan adalah boleh.
Sedangkan dalil menabuh terbang di masjid adalah sebuah hadis :

حَدِيثُ (أَعْلِنُوا النٍّكَاحَ وَاجْعَلُوهُ فِي الْمَسَاجِدِ وَاضْرِبُوا عَليهِ بِالدُّفّ)التّرمذي وَضَعّفهُ وابن ماجه وابن مَنِيع وَغَيْرُهُمْ عَنْ عائشة مَرْفُوعًا بِهذَا وهو حَسَنٌ فَراوِيهِ عِنْدَ الترمذي وَإن كَانَ ضَعِيفًا فَإِنَّهُ قَد تُوبِعَ كَمَا فِي ابنِ مَاجَه وَغَيرِهِ (المقاصد الحسنة للسخاوي ص : ١٢٥)

“Ramaikanlah pernikahan, jadikan pernikahan di masjid dan tabuhkanlah dengan terbang” (HR Turmudzi, ia menilainya dlaif dan ulama yang lain juga mendlaifkannya). Namun ahli hadis al-Hafidz as-Sakhawi berkata bahwa hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ibnu Mani’ dan lainnya. Dengan demikian hadis ini berstatus hasan karena diperkuat (mutaba’ah) oleh riwayat lain”. (Al-Maqashid al-Hasanah 125)

Dari hadis ini ahli fikih Syafiiyah, Ibnu Hajar al-Haitami berkata :

وَفِيهِ إِيمَاءٌ إِلى جَوَازِ ضَربِ الدُّفِّ فِي الْمَسَاجِدِ لِأجْلِ ذَلكَ فَعَلى تَسلِيمِهِ يُقَاسُ بِهِ غَيرُهُ وَأَمَّا نَقْلُ ذَلِكَ عن السَّلفِ فَقدْ قَالَ الْوَلِيُّ أَبُو زُرْعَةَ فِي تَحْرِيرهِ صَحَّ عَنْ الشّيخِ عِزِّ الدِّينِ بنِ عَبْدِ السَّلَامِ وَابْنِ دَقِيقِ الْعِيدِ وَهُمَا سَيّدَ الْمُتَأَخِّرِينَ عِلْمًا وَوَرَعًا وَنَقَلَهُ بَعضُهُمْ عَنْ الشَّيخِ أَبِي إِسْحَاقَ الشِّيرَازِيّ رَحِمَه الله تعالى وَكَفَاكَ بِهِ وَرِعًا مُجْتَهِدًا (الفتاوى الفقهية الكبرى – ج ١٠/ ص ٢٩٨)

“Hadis ini mengisyaratkan dibolehkannya menabuh terbang di masjid. Hal tersebut disampaikan oleh ulama Salaf seperti Abu Zur’ah, Ibnu Abdi Salam, Ibnu Daqiq al-Id, Asy-Syairazi dan sebagainya” (Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra 10/298)

Pertanyaan:

Dalam shalawatan yang dilakukan oleh misalnya grup Banjari, Majelis Ta’lim dan sebagainya, kadang shalawatan tersebut disertai dengan terbangan. Apakah membaca shalawat disertai menabuh terbangan diperbolehkan?

Jawaban:

Hukumnya diperbolehkan:

عن أنس بن مالك أن النبي صلى الله عليه وسلم مر ببعض المدينة فإذا هو بجوار يضربن بدفهن ويتغنين ويقلن

نحن جوار من بنى النجار يا حبذا محمد من جار. فقال النبي صلى الله عليه وسلم《 يعلم الله إني لأحبكن 》

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melewati sebavian Madinah, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berjumpa dengan anak-anak perempuan yang menabuh terbang, bernyanyi dan bersyair: “Kami adalah anak-anak wanita dari Bani Najjar. Aduhai indahnya Muhammad sebagai tetangga”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah tahu bahwa aku mencintai kalian.” (HR. Ibnu Majah, dinilai sahih oleh al-Hafidz al-Bushiri)

Di dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak melarang, justru membiarkan bahkan memuji mereka.

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik” dan buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh bid’ah 2”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai hukum berkalung baca di : https://www.mqnaswa.id/berkalung-jimat/

Baca juga : https://www.nu.or.id/post/read/127884/gus-yahya-yakin-nu-adalah-wasilah-penyempurna-cahaya-allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *