Mengatasi Rasa Malas Beribadah

1 min read

Mengatasi rasa malas beribadah harus berasal dari rasa butuh kita kepada Allah. berikut penjelasan Habib Luthfi bin Yahya.

 

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi wabarakaatuh

Habib Luthfi yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, saya seorang kepala keluarga yang sedang berusaha untuk bisa menjadi imam bagi anggota keluarga saya. Namun saya mempunyai permasalahan. Setiap kali hendak melaksanakan perintah agama, hati saya selalu diliputi rasa malas, setiap kali ingin berdo’a, saya bingung do’a apa yang harus saya panjatkan. Karena itu saya sering gonta ganti do’a.

Habib, saya inging memperbaiki dibadah saya, berilah saya nasihat. Saya juga mohon agar Habib berkenan memberikan bacaan do’a yang baik untuk saya, keluarga, dan orang tua, yang dapat diamalkan setiap hari, terutama sehabis shalat lima waktu.

Semoga Allah senantiasa melindungi Habib sekeluarga dari berbagai macam bencana dan kesulitan. Amiin,,,,

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi wabarakaatuh

Ahmad Herman
Palangkaraya

 

Wa’alaikumus salam Warahmatullaahi wabarakaatuh

Terima kasih atas do’a anda. Semoga anda sekeluarga juga selalu berada dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amiin.

Untuk masalah yang pertama (kemalasan dalam beribadah), coba tanyakan kepada diri kita terlebih dahulu. Apakah kita merasa benar-benar membutuhkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bila belum, marilah kita jadikan diri kita ini benar-benar membutuhkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Manusia akan selalu membutuhkan Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Hanya saja, kebanyakan kita baru merasa butuh Allah jika kita sedang mengalami kesusahan.

Kita ini nol. Tidak punya daya dan kekuatan.

Siapa yang bisa menjamin besok pagi ketika bangun tidur kita masih bisa menggerakkan tubuh kita ? Siapa yang bisa menjadin dalam satu jam ke depan kisa masih segar bugar ? Siapa yang bisa menjamin nanti kita masih tergerak untuk shalat ?

Kalau toh kita bisa beraktifitas dalam keseharian karena kondisi tubuh kita yang sehat, dari mana kesehatan itu berasal ?

Kalau kita beranggapan bahwa tubuh kita sehat karena kita menerapkan pola hidup sehat dengan pola konsumsi makanan yang sehat, istirahat dan olahraga yang teratur, dari mana niatan atau kesadaran untuk berpola hidup sehat itu muncul ?

Beranikah kita mengklaim bahwa niatan atau kesadaran itu muncul karena kehendak atau kekuatan sendiri ? Atau ketika kita ringan dalam menjalankan ibadah kita, beranikah kita mengklaim bahwa itu atas kekuatan kita sendiri ? Atau lebih jauh, beranikah kita memastikan bahwa akhir hidup kita nanti dalam keadaan husnul khatimah ?

Sungguh, dalam setiap detik kehidupan kita tidak pernah lepas dari pengaturan Allah. Karena sebenarnya kita itu faqir di hadapan Allah. Sehingga kita semua sangat sangat tergantung kepada Allah. Sangat sangat butuh kepada Allah.

Di dalam setiap gerak dan langkah kita, di dalam setiap tarikan dan embusan nafas kita, di dalam setiap detak jantung kita, di dalam setiap dzikir dan fikir kita, Allah lah yang sejatinya menggerakkan dan memberi kita kekuatan.

Laa hawla walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adhiim. Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Karena itu, mari kita jadikan pendekatan diri kita kepada Allah sebagai sebuah keperluan kita, kebutuhan kita, melebihi kepentingan kita terhadap makan, minum dan berpakaian misalnya. Kita merasa perlu betul apa tidak kepada Allah ?

Coba kita tingkatkan ini dulu. (Insya Allah akan mengatasi rasa malas dalam beribadah).

Lanjutannya mengenai : Bingung Sering Gonta ganti Do’a, silakan baca di : https://www.mqnaswa.id/bingung-sering-gonta-ganti-doa/

 

Rubrik Konsultasi Spiritual
Bersama Habib Luthfi bin Yahya

Majalah AlKisah No. 21/Tahun VIII, hlm. 100-101

Diketik ulang oleh Wawan St
MQNaswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *