Modal Bikin Pabrik Diserahkan Kyai Semua

1 min read

Modal bikin pabrik sudah diserahkan Kyai, mobil sudah berpindah tangan, salah satu kisah kedermawanan Gus Dur yang sulit sekali dicari padanannya. Berikut kisahnya.

Baca juga kisah kedermawanan Gus Dur : Menyumbang 75 Juta Tanpa Pikir Lama

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Jika Anda datang ke tempat Gus Dur, Anda akan diterima dengan baik. Jika butuh saran dan nasihat, ia akan memberi masukan. Bahkan, jika membutuhkan uang untuk keperluan umat, ia tak segan-segan memberikan apa yang dimilikinya, sekalipun secara pribadi ia sangat membutuhkan.

Begitu ciri umum para Kyai, siap didatangi kapan saja untuk menerima keluh kesah umat. Akan tetapi, pengorbanan yang dilakukan Gus Dur melampaui prestasi rata-rata para Kyai, sehingga penghormatan yang diberikan kepadanya pun jauh lebih tinggi. Apalagi dengan sejumlah karomah yang dimilikinya, umat banyak yang menyebut beliau wali (kekasih Allah).

Nasihin Hasan, teman akrab Gus Dur dalam aktifitas LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), memiliki kisah yang bisa menjadi teladan tentang pengorbanan Gus Dur.

Tahun 1980-an, mereka berdua giat di LSM Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan MASyarakat (P3M). Untuk beraktivitas, Gus Dur ketika itu sudah memiliki sebuah mobil merek Citroen kecil warna merah, yang sering kali ditaruh di kantor P3M.

Suatu ketika, Gus Dur berencana meningkatkan kesejahteraan keluarga. Maklum, ada isteri dan sejumlah anak yang harus diberi nafkah sehari-hari. Kebutuhan sekolah anak-anak juga semakin hari semakin tinggi.

Usaha yang digagas adalah mendirikan pabrik kecap. Sayangnya, biaya investasi (modal) awalnya belum mencukupi. Lalu muncullah ide untuk melego (menjual) mobil merah kecil itu. Nasihin menuturkan, ia diminta bantuan Gus Dur untuk menjualkan.

Setelah ditawarkan ke sana-sini, beberapa bulan kemudian terjuallah Citroen kecil itu dengan harga 3 juta rupiah. Maklum, sudah mobil rongsokan. (Tapi, untuk tahun 1980, uang senilai itu sudah sangat besar). Ibu Sinta Nuriyah, isterinya, sudah menunggu-nunggu uangnya agar bisnis bisa segera dimulai.

Singkat cerita, transaksi dilakukan, mobil sudah berpindah tangan digantikan uang segepok yang ditaruh di dalam amplop. Uang itu segera diantar ke rumah Gus Dur.

“Nggak sampai satu hari, ada seorang Kyai datang. Nggak tau gimana ceritanya, duit dalam amplop itu diserahkan semuanya ke kyai itu,” kata Nasihin yang pernah menjadi ketua PP Lakpesdam periode 2004-2010 ini.

“Yang kena kan saya. Saya ditanyain Ibu Sinta Nuriyah. “Bagaimana rencana bikin pabrik kecapnya?”

Nasihin kebingungan dan hanya bisa menjawab, “Tidak tahu Bu,,,”.

Lemaslah mereka berdua, dan bubarlah rencana membikin pabrik kecap yang sudah dirancang dalam waktu lama itu. Tidak ada biaya lagi, sementara mobil juga sudah berpindah tangan.

Bagaimana sikap Anda jika menghadapi sitausi serupa yang dialami Gus Dur ?

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamin.

Sumber : Buku Gus Dur Wali (Achmad Mukafi Niam & Syaifullah Amin)

Kertanegara, MQNaswa
Senin, 06 Desember 2021

Wawan St

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *