Pahitnya Obat

1 min read

pahitnya obat

Seorang raja memiliki istri yang sangat dia cintai. Sayang, istrinya tidak bisa memberinya keturunan. Banyak tabib yang telah berusaha mengobatinya, namun belum ada satu pun yang berhasil, belum ada satu pun obat yang manjur. Suatu hari ia diberitahu bahwa ada seorang tabib yang sangat mahir di suatu tempat tertentu.

“Panggillah dia kemari” titah sang Raja.

Tak beberapa lama datanglah sang tabib ke hadapan raja.

“Jika kalian ingin aku mengobatinya, maka biarkanlah aku berdua dengan permaisuri, aku ingin menyampaikan sesuatu yang sangat rahasia kepadanya, namun tutuplah antara aku dan permaisuri dengan hijab” kata sang tabib.

Mereka pun meninggalkan tabib dan permaisuri.

“Setelah kuamati penyakitmu, ternyata ajalmu telah dekat. Sisa umurmu tak cukup untuk mengandung dan melahirkan. Umurmu hanya tinggal 40 hari lagi” kata sang tabib kepada permaisuri raja.

Setelah merasa cukup berbicara dengannya, sang tabib kemudian mohon diri.

Sejak pertemuannya dengan sang tabib, nafsu makan sang permaisuri sangat berkurang. Makan siang dihidangkan, namun ia tidak  memakannya. Makan malam disiapkan, ia jugak tidak menyentuhnya. Ia makan sedikit sekali.

Raja khawatir dengan keadaan istrinya.

“Apa yang terjadi denganmu?” tanya raja.

“Orang bijak itu mengatakan bahwa umurku tinggal 40 hari” jelas istrinya.

Permaisuri lalu menceritakan semua yang dikatakan oleh sang tabib.

Semakin hari tubuh sang permaisuri semakin kurus. Hingga empat puluh hari berlalu, tetapi ternyata ia tidak mati juga. Raja kemudian mengutus orang untuk mengundang sang tabib.

“Empat puluh hari telah berlalu, namun istriku tetap hidup” kata raja kepada sang tabib.

Tabib menjawab, “Sesungguhnya aku tidak tahu kapan ajalku tiba, apalagi ajal orang lain.  Namun saat itu, jika aku memberikan ramuan obat yang pahit, aku yakin istrimu akan menolak. Hal itu bisa kupahami karena telah banyak tabib yang memberikan obat, tapi tidak berhasil. Maka aku tidak menemukan obat yang lebih manjur dari berita yang menakutkannya. Ketahuilah, istrimu selalu makan makanan yang nikmat nikmat, yang kebanyakan berlemak, sehingga lemak menutupi rahimnya. Sekarang temuilah dia dan “kumpul” lah dengannya. Insya Allah dia akan hamil.

Tak lama kemudian tersebar berita bahwa permaisuri raja telah hamil.

Hikmah :

  1. Seringkali kita harus meninggalkan banyak kenikmatan untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih besar.
  2. Seorang guru seperti seorang tabib yang memberikan obat yang pahit, sedangkan murid seperti pasien yang seringkali menolak pahitnya obat

Alhamdulillahi robbil ‘aalamin

Kertanegara, Sabtu Kliwon, 9 Februari 2019 M / 4 Jumadil Akhir 1440 H

(Repost)

Wawan Setiawan

Sumber : Tuhfatul Asyraf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *