Pengkhianat yang Tersambar Petir

2 min read

Pengkhianat yang tersambar petir adalah kisah menceritakan Amir bin Thufail dan Ibad bin Qays yang hendak berkhianat dan membunuh Rasul. Berikut kisahnya.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Allah melindungi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, utusanNya, dari segala tipu daya kaum pengkhianat. Dan untuk para pengkhianat itu, Rasulullah memohon agar Allah membiasakan mereka.

Allah sebagai satu-satunya pelindung menjadi keyakinan para rasul, nabi, dan kaum shalihin. Tentu, ini juga menjadi keyakinan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

الله ولي الذين آمنوا

“Allah pelindung orang-orang  yang beriman” (QS. Al-Baqarah/2 : 257)

Pada tahun ke-9 setelah hijrah Nabi ke Madinah, utusan-utusan dari berbagai negeri jazirah Arab mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mendengarkan ajaran yang beliau bawa. Oleh karena itu, tahun itu dinamakan ‘Aamul Wufuud (Tahun Utusan-utusan).

Banyak utusan yang menerima ajaran Islam dengan ikhlas dan legawa. Tetapi ada juga yang berkhianat dan ingin membunuh Rasulullah. Mereka terus sajadalam kegelapan karena mengingkari hidayah yang ingin Allah anugerahkan kepada mereka. Utusan yang berkhianat itu dari Bani Amir, yang dipimpin Amin bin Ath-Thufail.

Untuk melaksanakan niat jahatnya, Amir bersekongkol dengan Ibad bin Qays menyusun suatu strategi makar. Skanarionya, dia akan duduk bersama-sama Rasulullah dan mengajaknya bercakap-cakap. Pada saat itulah, Ibad bertindak sebagai penjagal, yang akan menikam Rasulullah dari belakang dengan pedangnya.

Skenario itu pun dijalankan pada hari yang telah ditetapkan.

Amir menemui Rasulullah degan penuh sandiwara, sebagai orang yang tunduk dan mengharap tuntunan Sang Nabi. Mereka duduk dan berbincang dengan beliau tentang masalah agama.

Pada saat yang telah ditentukan, Amir memberikan kode dengan mata kepada Ibad yang duduk di belakang nabi. Namun ternyata Ibad tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan Amir melihat Ibad tampak seperti orang yang tercengang, kebingungan. Dalam hati, Amir bertanya, mengapa Ibad tidak bergerak untuk membunuh Rasulullah ?

Berkali-kali Amir memberi kode, dan berkali-kali pula Amir melihat Ibad hanya melongo seperti orang kebingungan. Sehingga Amir menjadi jengkel.

Setelah “konsultasi agama” pura pura itu usai, mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Amir membentak ibad, “Mengapa engkau tidak membunuhnya, hai penakut?”

“Siapa bilang aku takut, Amir. Bukankah engkau telah mengetahui keberanianku?’’ Ibad membantah. “Lalu mengapa engkau tidak membunuhnya!” kata Amir semakin marah.

“Ada kejadian yang ajaib, hai Amir. Setiap kali aku akan menikamnya, hanya engkau yang kulihat, dan aku sama sekali tidak melihat Muhammad. Apakah engkau mau tertusuk padangku?”  jawab ibad.

“Muhammad lah yang berada di depanmu!” Amir menegaskan.

“Benar, Amir,  aku juga melihatnya. Tapi, setiap akan menusuknya, aku tidak melihatnya, aku hanya melihat engkau”

Inilah mukjizat yang telah Allah berikan kepada Rasul-Nya. Pada hakikatnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap saja berada di tempatnya. Namun Ibad tidak melihat beliau,k arena Allah telah menutup penglihatannya, sehingga  yang terlihat hanya Amir, kawan  sekngkolgnya. Posisi Ibad dibuat sangat sulit. Kalau dia menikamkan pedangnya,seolah yang akan terkena adalah teman sediri. Karena itu, rencana pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun tidak bisa terlaksana.

Allah telah melindungi Nabi Muhammad, dari segala tipu daya mereka. Dan untuk utusan-utusan yang telah berkhianat itu, Rasulullah memohon agar Allah  membinasakan mereka. Di tengah perjalanan pulang dari kota Madinah, Amir terserang penyakit kolera hingga mati. Sedangkan Ibad, ia mati tersambar petir. Mereka berdua tidak pernah kembali lagi ke negerinya.

Ini mengingatkan kita pada firman Allah ta’ala, “Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh, dan Kami merencanakan makar [balasan] juga, sedang mereka tidak menyadari.”-QS An-Naml [27]:50.

ومكروا مكرا ومكرنا مكرا وهم لا يشعرون

“Mereka benar benar merencanakan makar (untuk berkhianat) dan Kami telah membuat makar (untuk menghacurkan rencana mereka), sedang mereka tidak menyadari”.

 

Alhamdulillahi robbil ‘aalmin

Kertanegara, MQNaswa
Sabtu, 4 Desember 2021

Sumber : Majalah AlKisah
Diketik ulang oleh Rossani el-Naswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *