Peringatan untuk Ayah (dan ibu) dalam mendidikan anak dalam Pengajian Tanqihul Qoul al-Hatsits Syarah Lubabul Hadits Ke-6
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الْبَابُ الْتَّاسِعُ وَالْعِشَرُوْنَ : فِى فَضِيْلَةِ الرَّمْيِ
Bab Ke- dua puluh sembilan menjelaskan tentang keutamaan memanah, yakni memanah untuk membunuh orang kafir demi meninggikan agama Allah ta’ala.
الْبَابُ الْثَّلاثُوْنَ : فِى فَضِيْلَةِ بِرِّ الْوَالِدَيْنِ
Bab ke- tiga puluh menjelaskan tentang keutamaan berbakti pada dua orang tua.
Bersabda Nabi ﷺ : “Perbedaan Iblis dengan anak yang durhaka kepada orang tua hanya satu tingkat di dalam neraka. Ia menjadi tetangga iblis di neraka. Dan perbedaan antara para Nabi dengan anak yang berbakti kepada kedua orang tua hanya satu tingkatan di dalam syurga. Ia menjadi tetangga para Nabi di syurga”
الْبَابُ الْحَادِى وَ الْثَّلاثُوْنَ : فِى فَضِيْلَةِ تَرْبِيَّةِ الْأَوْلَادِ
Bab ke- tiga puluh satu menjelaskan tentang keutamaan Mendidik Anak.
Bersabda Rasulullah ﷺ : “Barangsiapa yang diberi rizki seorang anak, namun ia tidak mendidik anaknya membaca Al-Qur’an, maka setiap dosa yang dilakukan akanaknya akan ditimpakan atas ayahnya di hari kiamat. Si anak akan akan menghisab (menuntut) ayahnya sebab tidak mengajarkan al-Qur’an padanya, dan Allah pun memenuhi tuntutannya.”
Sayidina ‘Ali karromallaahu wajhah berkata, “Ajarilah anak anak kalian Al-Qur’an, niscaya kalian akan masuk syurga dengan (syafaat) pertolongan mereka pada hari kiamat”.
(Ini adalah peringatan bagi semua orang tua, juga peringatan penting bagi para Guru agar memerhatikan pendidikan Al-Qur’an) Baca tentang Al-Qur’an yang “memiliki ruh dan perasaan” di : https://www.mqnaswa.id/mahjuuroo-bahkan-al-quran-punya-perasaan/
الْبَابُ الْثَّانِيْ وَالْثَّلاثُوْنَ: فِى فَضِيْلَةِ التَّوَاضُعِ
Bab ke- tiga puluh dua menjelaskan tentang keutamaan tawadlu’ (rendah hati)
Bersabda Rasulullah ﷺ : “Tidak ada seorang hamba yang memaafkan,kecuali pasti ditambah kemuliaannya oleh Allah. Dan tidak ada orang yang merendahkan dirinya karena Allah, kecuali pasti akan diangkat derajatnya”.
الْبَابُ الْثَّالِثُ وَالْثَّلاثُوْنَ: فِى فَضِيْلَةِ الصُّمْتِ
Bab ke- tiga puluh tiga menjelaskan tentang keutamaan diam
Bersabda Nabi ﷺ : “Diam sangat banyak hikmatnya, tapi sangat sedikit yang melakukannya”. Beliau ﷺ juga bresabda, “Barangsiapa menjaga firi dari keburukan perut dan kemaluan serta liasannya, maka ia benar benar telah menjaga diri dari segala macam keburukan”.
Apakah diam harus selalu tidak berbicara ? Ternyata tidak demikian, baca penjelasan makna “diam yang aktif” dari Syaikh Irfa’i di https://www.mqnaswa.id/makna-diam-dalam-penjelasan-kh-irfai-nahrawi-qs/
الْبَابُ الْرَّابِعُ وَالْثَّلاثُوْنَ: فِى فَضِيْلَةِ الْإِقِلَالِ الْأَكْلِ وَالنَّوْمِ وَالرَّاحَةِ
Bab ke- tiga puluh empat menjelaskan tentang keutamaan menyedikitkan makan, tidur dan santai
Bersabda Rasulullah ﷺ : “Perangilah nafsu kalian dengan (senjata) lapar dan haus. Sesungguhnya ganjaran dalam hal itu sama seperti ganjaran berperang di jalan Allah. Dan sesungguhnya tidak ada amal yang lebih dicintai Allah dibandingkan lapar dan haus”.
الْبَابُ الْخَامِسُ وَالْثَّلاثُوْنَ: فِى مَنْعِ الضَّحْكِ
Bab ke- tiga puluh lima menjelaskan tentang mencegah dari tertawa
Rasulullah ﷺ di tanya, “Siapakah manusa yang paling utama ?”. Beliau menjawab, “Yaitu orang yang sedikit makannya dan sedikit tertawanya, serta ridlo dengan pakaian yang menutupi auratnya”
(Padahal Rasulullah senantiasa tersenyum dan tertawa, bagaimana penjelasannya, insya Allah pada bagian yang akan datang)
الْبَابُ الْسَّادِسُ وَالْثَّلاثُوْنَ: فِى فَضِيْلَةِ عِيَادَةِ الْمَرِيْضِ
Bab ke- tiga puluh enam menjelaskan tentang keutamaan menjenguk orang yang sakit
Bersabda Rasulullah ﷺ : “Jika seseorang mengunjungi orang yang sakit, maka ia masuk ke dalam rahmat Allah, lalu jika ia duduk di dekat orang yang sakit, maka rahmat Allah itu menetap dalam dirinya”.
Baca kisah sakitnya Nabi Ayub di : https://www.mqnaswa.id/nabi-ayyub-malu-berdoa-kepada-allah/
الْبَابُ الْسَّابِعُ وَالْثَّلاثُوْنَ: فِى فَضِيْلَةِ ذِكْرِ الْمَوْتِ
Bab ke- tiga puluh tujuh menjelaskan tentang keutamaan mengingat mati
Bertanya Sayidah ‘Aisyah kepada Rasulullah ﷺ : “Adakah orang yang (bukan syuhada, tetapi) dikumpulkan bersama syuhada ?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Ya (ada). Yaitu orang yang mengingat mati 20 kali dalam sehari.
(Bagaimana cara mengingat mati 20 kali sehari ini ? Insya Allah akan dijelaskan kemudian).
Wallahu A’lam
Alhamdulillahirobbil ‘alamin
Kertanegara, MQ Naswa
Selasa, 02 Juni 2020 M / 10 Syawal 1441 H
Wawan Setiawan