Perjalanan Raja Iskandar Dzulqarnain Ke Negeri Habsyi 1 – 2

2 min read

Dzulqarnain menakluk negeri Andalusia

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Bagian 1

Setelah (Dzulqarnain) menaklukkan negeri Andalusia, maka masyhurlah kabar tersebut dan gentarlah segala raja-raja maghrib mendengarnya. Dihantarkan oleh penduduk Andalusia segala perahu untuk menyeberang lautan pasukan Raja Iskandar berikut Raja Nikmat, raja Andalusia, beserta pasukannya yang ingin menyertai perjalanan Raja Iskandar. Adapun jumlahnya 300 kapal dan lancang.

Hatta (sehingga) dilihat Raja Iskandar Dzulqarnain ujung pulau itu adalah sebuah bukit. Berkeliling lah Raja menaiki bukit itu selama 7 hari. Berkata Raja Iskandar kepada Raja Nikmat : ” Bawakan hamba seorang daripada yang tua dari pulau ini, hamba hendak bertanya.”

Maka Raja Nikmat pun menyuruh panggil seseorang.

Setelah datang orang yang tua dari pulau itu, maka titah Raja Nikmat :” Wahai orangtua, bahwa Raja yang diberi Allah Ta’ala kekuasaan hendak bertanya kepadamu. Janganlah engkau tiada kata yang sebenarnya yang kau sembahkan.”

Maka berkata Raja Iskandar Dzulqarnain dengan bahasa Rum karena kebanyakan orang Andalusia tahu akan bahasa Rum:”

Wahai orangtua, berapa bentang luas laut ini?”

Maka sembah orangtua : “Ya Syah Alam, jauhnya daripada daratan ini kira-kira sehari perjalanan orang berkuda. Jika sekiranya baik angin, adalah pelayaran setengah hari juga.”

Sabda Raja Iskandar : “Bagaimana air laut itu, tenangkah atau deraskah?”

Maka sembahnya : ” Ya tuanku, air laut itu tenang. Kita lihat alun itu sebab angin juga yang membawanya.”

Kata Raja Iskandar : “Air laut itu tawar atau tidak?”

Sembah orang tua : “Ya Syah Alam, seluruh air laut asin dan pahit. Jika airnya tawar niscaya berubah warnanya jadi busuk lama kelamaan, hingga bahwasanyalah baunya ke laut. Maka jadi binasalah air laut mencium baunya. Bahwa Allah Ta’ala menjadikan air laut itu asin adalah suatu karunia Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya.”

Hal demikian tersebut dibenarkan oleh Raja Iskandar. Jika air tawar lama berhenti jadi busuk baunya. Kata Raja Iskandar : “Berapa dalam laut itu?”

Maka sembahnya : “Ya Syah Alam, adapun air berbagai-bagai dalamnya. Ada yang 40 hasta.”

Raja Iskandarpun menghadap kepada Nabi Khidlir dan berkata : “Ya Nabi Allah, sebab hamba bertanya kepada orangtua itu, hamba bermaksud membuat jembatan di atas laut ini agar tak lagi orang berperahu menyeberangi laut ini, karena hamba hendak singgah pada pulau ini. Lagipula karena melihat batu yang dapat diikat akan jembatan itu. Maukah Tuan hamba mengerjakannya?”

Berkata Nabi Khidlir : “Hai Raja yang diberi anugerah Allah Ta’ala. Jikalau yakinlah pada hati Raja akan dapat kerjakan, bahwa Allah Ta’ala akan menolong Tuan hamba.”

Kata Raja Iskandar : “Sesungguhnyalah telah yakin di hati hamba bermohon kepada Allah untuk mengerjakannya. Mari bersegeralah Tuan hamba dan Balminas Hakim membuat jembatan.”

Berkata Raja Iskandar kepada Raja Nikmat : “Segerakanlah Tuan hamba orang mengambil batu pada dua pulau itu.”

Berkata Raja Iskandar kepada Nabi Khidlir : “Ya Nabi Allah, himpunkanlah oleh Tuan hamba segala pandai besi bersama-sama dengan tentara kita ini. Suruh mereka menempa memahat batu. Dan disuruhnya semua rakyat mengerjakan hal tersebut.”

Berkata Nabi Khidlir, “Hai Tuan hamba Raja yang dimuliakan Allah Ta’ala, atas hambalah mengerjakannya. Maka janganlah Raja masyghul pada pekerjaan itu.”

Setelah mendengar jawaban Nabi Khidlir, maka sukacitalah hati Raja Iskandar mendengarnya.


Bagian 2

Nabi Khidlir pun membuka perbendaharaan membagikan harta kepada semua orang yang bekerja. Syahdan disuruhnya orang berseru-seru:
“Siapapun kamu yang fakir tiada makanan, mari terima upahmu. Barangsiapa yang ingin kaya, kerjakanlah dengan karena Allah Ta’ala. Maka bekerjalah kalian kaum masing–masing pada pekerjaan menghubung dan membelah kayu dan batu. Dan menuang kapur sepanjang pasir ini.”

Maka dikerjakanlah oleh semua orang akan jembatan itu 70 hasta bentangnya.

Bermula Raja Andalusia menghimpunkan semua rakyatnya orang yg pandai dari benua maghrib bekerja kepada Nabi Khidlir dan Balminas Hakim. Maka disuruh Raja Iskandar bubuh jembatan itu seperti kota kiri kanan. Adapun lama pekerjaan jembatan itu selama 8 bulan.

Setelah selesai maka berjalanlah segala lasykar menyeberang jembatan hingga daratan pulau. Pulau dengan daratan tanpa air. Maka berkata Nabi Khidlir : “Bahwasanya telah kita tinggalkan segala air yang mengalir di batu bumi yang ada. Sekarang tiada dapat kita dengan air melainkan kita menggali di dalam bumi. Apabila hamba tunjukkan tempatnya, maka perintahkan oleh Raja Iskandar menggali telaga supaya dapat mengambil air itu sebagai bekal kita dalam perjalanan.”

Kata Raja Iskandar : “Ya Nabi Allah. Jika demikian tiada dahaga lasykar kita dalam perjalanan.”Kata Nabi Khidlir : “Tiadakan diberi Allah demikian karena diperintahkan Allah Ta’ala di dalam tangan kita semuanya.”

Raja Iskandar dan Nabi Khidlir berjalan ke suatu tempat dan menunjukkan tempat agar digali sebuah telaga. Setelah digali sedalam 3 hasta terdapatlah air disana. Maka semua lasykarpun mengambil air sebagai bekal mereka. Setelah itu berjalanlah semuanya sekitar 40 hari lamanya. Tiada di dengar oleh mereka sesuatu pun. Esok harinya terlihat oleh mereka tentara yang amat banyak. Maka harubirulah tentara Raja Iskandar, masing-masing memegang senjata. Berbarislah semua hulubalang. bersambung………


Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin
Sumber :
Buku Hikayat Iskandar Dzulqarnain
Terbitan ke-57 seri ILDEP

Penerbit Balai Pustaka.

Dari postingan Bpk. Totok W – Grup WA  Kopisoda (Komunitas Pecinta Kyai Sholeh Darat)

Nur Syazliana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *