Dzulqarnain bersama Nabi Khidlir di negeri Habsyi
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Bagian 3
Sebermula Nabi Khidlir di hadapan segala lasykar itu. Syahdan dipegangnya dua bilah pandahan dan pedang. Nabi Khidlir pun memacu kudanya mendahulukan dirinya menghampiri pasukan itu. Setelah hampir dekat pada mereka itu, maka dilihatnya tentara yg amat banyak tiada sampai pandahannya kepada kesudahan tentara itu. Maka diseru oleh Nabi Khidlir akan tentara itu seperti ombak mengalun lakunya.
Merekapun berhenti dan melihat tentara Raja Iskandar. Maka datanglah seorang dari kaum mereka kepada Nabi Khidlir. Orangnya hitam, berkendara di atas kuda hitam. Tutup kepalanya kulit binatang. Senjatanya 6 bilah pandahan dan 2 bilah dibawah paha kanan dan dua bilah dibawah paha kiri dan cokmar di tangan kanannya dan sebilah di kiri. Maka hampirlah dia dekat kepada Nabi Khidlir. Syahdan dia berkata dengan bahasanya :
“Hai laki-laki, siapa kamu dan darimana engkau datang? Dan hendak kemana kamu pergi?”
Maka jawab Nabi Khidlir dengan bahasa kaum itu :
” Adapun kami ini tentara Allah Ta’ala. Dan Raja kami Raja Iskandar, gelarnya Dzulqarnain anak Raja Darab, Rumi bangsanya, Makaduniah nama negerinya, hendak pergi kepada tempat matahari terbenam. Demikianlah.”
Orang itu berkata :
” Hai orang muda, dengarkan pula aku bertanya kepadamu ini، apa maksud kaum kamu dan rajamu ini berhimpun ini dan apa yang kamu perbuat?”
Maka heranlah laki-laki itu mendengar fasihnya lidah Nabi Khidlir berkata-kata itu. Syahdan dilihatnya rupa Nabi Khidlir terlalu baik wajahnya, bercahaya-cahaya seperti bulan purnama. Katanya :
” Hai orang muda, dari mana engkau tahu bahasa kami?”
Kata Nabi Khidlir :
” Tuhanku yang memberitahu aku segala bahasa makhluk. Tiada jua suatu kaum di dunia ini melainkan dapatlah aku berkata-kata dengan bahasa kaum itu.”
Tercenganglah orang itu mendengar kata Nabi Khidlir. Maka ujarnya :
” Hai orang muda, adapun kami dari kaum Habsyi ada 5 kaum. Satu kaum Damdam, kedua kaum Qirmatah, ketiga kaum Zarawah, keempat kaum Harawah dan kelima kaum Qawamah namanya. Akan suatu jenis daripada 5 kaum itu, seorangpun tiada dapat mengetahui akan bilangannya. Kami semua menyembah berhala. Adapun kami datang berhimpun kemari ini sebab Tuan kami berhala memberitahu kami akan kamu datang ini. Disuruhnya kami melawan kamu berperang dan dijanjikannya kami beroleh kemenangan atas kamu. Karena itulah yang kamu lihat kaum yang berhimpun ini. Bahwa akan kaum kamu itu kulihat seumpama setitik yang titik pada air laut juga terhadap kaum kami.”
Bagian 4
Berkata Nabi Khidlir :
” Hai laki-laki, pergilah engkau kembali kepada kaum kamu. Berhenti dahulu disana agar kita bersuruh-suruhan dengan kata yang baik-baik. Jika dapat bagi kamu kita berdamai juga. Jika tiada dapat, niscaya kamu lihatlah apa yang akan terjadi diantara kami dan kamu.”
Maka dikala itu dihelanya kekang kudanya hendak berpaling. Maka dipegang oleh Nabi Khidlir. Kata Beliau :
” Hai laki-laki pahlawan, beritahu aku siapa namamu?”
” Namaku Azmu dari kaum Damdam.” Maka diapun memacu kudanya kembali kepada kaumnya.
Nabi Khidlirpun kembali kepada Raja Iskandar. Diceritakan semuanya jepada Raja Iskandar. Kemudian berkata Raja Iskandar :
” Sebagaimana bicara kita pada pekerjaan ini?”
Berkata Nabi Khidlir :
” Adapun pekerjaan baik kita sabar dahulu. Dengan perlahan-lahan kita semua mengerjakannya karena tentaranya itu terlalu banyak dan ghalib lakunya.”
Maka duperintahkan Baginda menanti datang daripada orang Habsyi itu.
Ketika Azmu sampai kepada kaumnya, maka diceritakanlah semua yang didengarnya dari Nabi Khidlir. Diceritakannyalah laki-laki itu tahu semua bahasa semua kaum. Maka heranlah segala Raja Habsyi mendengarkannya. Maka kata segala raja Habsyi itu :
” Hai Azmu, segala hal itu akan kita jawab jua. Kita bercahaya. Adapun kaum kita ada 5 jenis, berlainan bahasanya. Jikalau dia tahu bahasa 5 kaum ini, sungguhlah seperti katamu itu.”
Maka keluarlah kelima Raja menuju tentara Raja Iskandar beserta Azmu hingga hampirlah dekat kepada tentara Raja Iskandar.
Setelah terlihat nereka itu oleh tentara Raja Iskandar, maka diberitahukan kepada Nabi Khidlir. Berjalanlah berkendara dengan ditemani seseorang kehadapan kelima Raja Habsyi itu. Ketika dilihat Nabi Khidlir akan Azmu beserta kelima Raja tersebut, maka dipanggillah dengan bahasa mereka :
“ Hai Azmu, siapakah kelima orang yang besertamu?”
Sahut Azmu :
” Hai orang muda, ketika hamba kembali dari kamu itu maka kuceritakan kepada semua Raja kaum kami semua kata-katamu bahwa Tuan Hamba mengetahui semua bahasa. Adalah 5 orang ini dari kaum masing-masing bahasanya. Seyogyanya engkau sahuti katanya itu, karena orang-orang ini datang hendak bercakap dengan Tuan juga.”
“Baiklah.” Kata Nabi Khidlir.
Serta merta dihampiri Nabi Khidlir mereka itu berkendara diatas kudanya. Belum pernah dilihat akan kuda mereka yang besar mirip gajah. Orang yg menaiki duduk diatasnya mirip seperti bukit lakunya. Mereka semua berkalung manik-manik. Bajunya terbuat dari kulit.
bersambung………
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin
Sumber:
Buku Hikayat Iskandar Dzulqarnain
Terbitan ke-57 seri ILDEP
Penerbit Balai Pustaka.
Dari postingan Bpk. Totok W – Grup WA Kopisoda (Komunitas Pecinta Kyai Sholeh Darat)
Nur Syazliana
Kelanjutan kisah raja Iskandar Dzulqarnain (5-6) baca di : https://www.mqnaswa.id/perjalanan-raja-iskandar-dzulqarnain-ke-negeri-habsyi-5-6/
Baca juga kisah malaikat yang mendapat tugas aneh dari Allah : https://www.mqnaswa.id/dua-malaikat-yang-mendapat-tugas-aneh-dari-allah/