Perpindahan Kiblat di Bulan Sya’ban

1 min read

Perpindahan Kiblat di Bulan Sya’ban dan Kemuliaan Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam (Ngaji Kitab Maa Dzaa Fii Sya’ban Ke-2)

Bismillaahir rahmaanir rahiim

MENGAPA DAN ADA APA DI BULAN SYA’BAN ?

Di bulan Sya’ban, terjadi beberapa kejadian dan peristiwa peristiwa yang seharusnya mendapat perhatian yang tersendiri dengan mengadakan peringatan, perkumpulan, dan berbagai kegiatan seremonial keagamaan.

Beberapa peristiwa agung yang terjadi pada bulan Sya’ban adalah :

  • Perpindahan Kiblat

Pada bulan Sya’ban inilah kiblat yang semula menghadap Baitul Muqaddas (Baitul Maqdis di Palestina) berpindah ke arah Ka’bah (di Makkah al-Mukarromah). Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri telah menanti nanti perintah Allah (agar shalat menghadap Ka’bah), beliau sangat meninginkan shalat dengan menghadap ke arah Ka’bah.

Setiap hari beliau bangun seraya seringkali wajah beliau menengadah ke langit, mengharap harap turunnya wahyu Allah ta’ala. Sampai akhirnya Allah menggembirakan beliau, dan memenuhi harapan beliau.

Allah mewujudkan apa yang beliau (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam)  inginkan dan apa yang membuat hati beliau senang. Diturunkanlah firman Allah ta’ala :

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَآءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al-Baqarah/2 : 144)

[Perhatikanlah ayat di atas, Allah menurunkan firman-Nya dengan kalimat, “Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Padahal bisa saja Allah perintahkan cukup dengan perintah. Tapi Allah menggunakan redaksi “yang membuat kamu suka/ ridlo/ senang]

Hal itu selaras dengan firman Allah ta’ala :

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰى

“Dan kelak Tuhanmu pasti akan memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga hati kamu menjadi ridlo/ senang” (QS. Adl-Dluha/93 : 5)

[Betapa Allah mencintai Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sehingga seakan-akan Allah mengikuti keinginan Nabi – tentunya hal ini telah Allah tetapkan/ takdirkan sejak zaman azali, bahwa pada suatu ketika arah kiblat akan berpindah. Namun dalam perjalanan sejarahnya, perpindahan itu terjadi setelah momen “Nabi mengharap-harap” kan pindahnya arah Kiblat ke arah Ka’bah dan Allah memenuhinya]

Sehingga Sayidah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkomentar :

مَا أَرَى رَبَّكَ إِلَّا يُسَارِعُ فِى هَوَاكَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيْ)

“Aku tidak melihat Tuhanmu kecuali Ia selalu segera mengabulkan apa  yang engkau inginkan” (HR. Al-Bukhari)

Kendati demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah ridla/ senang terhadap apa saja kecuali Allah pun ridla akan hal tersebut. [Yakni gerak gerik Nabi senantiasa pada kondisi yang diridloi Allah ta’ala, karena ia adalah hamba Allah yang paling tinggi pengabdian dan penghamba-annya kepada Allah tuannya].

Syaikh Abu Hatim al-Busthi rahimahullah ta’ala berkata : “Kaum muslimin shalat menghadap Baitul Maqdis selama 17 bulan 3 hari” (1 tahun, 5 bulan, 3 hari). Karena Nabi Muhammad shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang di kota Madinah pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal, dan Allah memerintahkan beliau shalat menghadap Ka’bah pada hari Selasa, 15 Sya’ban.

[Tidak kah pemaparan ini membuat kita bersyukur ? Kita dijadikan umat seorang Nabi yang istimewa lagi diistimewakan oleh Allah ta’ala. Bukankah perintah pertama dalam Al-Qur’an adalah mengingat Allah (QS. Al-Fatihah/1 : 1) lalu bersyukur kepada-Nya (QS. Al-Fatihah/1 : 2) ??]

 

Wallahu A’lam,
Alhamdulillaahi robbil ‘alamin

Kertanegara, MQNaswa, 29 Maret 2021
Wawan St

Pengajian sebelumnya : https://www.mqnaswa.id/landasan-kuat-memperingati-hari-hari-bersejarah/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *