Pesan Mursyid Thariqah Naqsyabandi : Islam Harus Ditampung dalam Kebeningan Hati

1 min read

Islam adalah agama Allah yang Maha Suci, Maha Pengasih dan Penyayang. Diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yang digambarkan AlQur’an memiliki sifat kasih sayang dan kepedulian yang besar.

لقد جاءكم رسول من انفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رءوف رحيم

“Telah datang kepada kalian, Rasul dari kaum kalian, (sifatnya) : berat terasa olehnya beban (penderitaan) kalian, sangat menginginkan keselamatan untuk kalian, amat belas kasih dan penyayang kepada orang beriman” QS. AtTaubah/9 : 128

Rasul dianugerahi Allah akhlak yang luhur, sehingga pesan pesan agama, nilai nilai AlQur’an terpancar dari diri beliau secara sempurna.

وانك لعلى خلق عظيم
Sungguh engkau Muhammad, benar benar berakhlak agung

كان خلقه القران
Akhlaknya adalah AlQur’an

Cahaya Islam ditampung dalam hati Rasul yang bercahaya, memancar ke relung hati para sahabat. Dari hati yang bercahaya ke hati yang bercahaya. (Nurun ‘alaa nur). Menghasilkan insan insan pilihan sepanjang zaman.

Tetapi, jika Islam tidak ditampung dalam hati yang jernih/ bening maka tidak akan terwujud yang demikian.

Hal ini disampaikan Abah KH. Irfa’i, mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah, dalam shuhbah di ndalem Pondok Kasepuhan Atas Angin, Ciamis, sebagaimana dicatat oleh putera beliau, Gus Ayatullah Attabik Janka Dausat sebagai berikut :

“Islam itu anugerah yang besar dari Allah untuk mencapai kejayaan, kemuliaan dunia sampai akhirat. (Islam) Itu ibarat air yang bersih dan suci.

Jika ia diterima dengan bejana yang suci dan bersih pula, maka akan bermanfaat untuk membangun kehidupan sejahtera dan mulia. Kehidupan individu atau sosial, di dunia sampai akhirat.

Tapi jika diterima dengan bejana yang kotor, justru akan melahirkan kekeruhan dan penyakit.

Artinya, kalau Islam itu diterima dengan hatinya, hati nurani (hati yang bercahaya), inilah nurun ala nurin, yang akan melahirkan energi luar biasa dahsat, yang agung, namanya Taqwa.

ولو ان اهل القرى امنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والارض

“Maka apabila ahli (penduduk) suatu negeri itu beriman dan taqwa, Allah akan berikan berkah-berkah Allah dari langit dan dari bumi” QS. Al-A’raf/7 : 96

Sebaliknya, jika Islam itu diterima dengan emosi, ini sama dengan kita menaruh sesuatu bukan pada tempatnya. Jika demikian yang terjadi, maka tidak ada yang ditunggu kecuali kehancuran.

Agama yang seharusnya menjadi nurun ala nurin, yang menurunkan cahaya dan hidayah Tuhan, berubah menjadi dlulumatin fauqa dlulumatin (kegelapan di atas kegelapan/ kegelapan yang berlapis lapis), yang melahirkan dholalah atau kesesatan.

Agama yang seharusnya membuahkan sakinah mawaddah wa rahmah, tetapi yang lahir wahsyah baghdo’ dan adawah (liar, kebencian dan permusuhan).

Inilah fenomena kehidupan yang kita saksikan hari ini. Maka marilah kita letakkan islam pada tempat yang mulia dan Agung.

Jadikanlah islam sebagai Agama, sebagi ruh spirit dalam pergerakan lahir maupun bathin, inilah yang namanya insan rabbani.

Jangan jadikan islam sebatas pakaian yang akhirnya melahirkan kesombongan. Apalagi sampai islam dijadikan senjata yang akhirnya kenistaan yang akan datang.

هدانا الله واياكم صراطك المستقيم
Amiin,,

Kertanegara, Jum’at Pon,
9 November 2018 M / 1 Rabiul Awwal 1440 H

Wawan Setiawan

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *