Pujian Setelah Adzan Dalam Fikih

1 min read

Pujian Setelah Adzan Dalam Fikih

Bismillahi rahmanir rahim

Pertanyaan :

Ketika ada waktu antara adzan dan iqamah biasanya muadzin melantunkan puji-pujian, syair doa dan sebagainya. Adakah dalil-dalil yang memperbolehkan hal itu? Amri, Sby

Jawaban :

Memang ada 2 hal yang kadang dibaca bersama jelang iqamat, yaitu doa atau pujian, seruan mengajak berjamaah dan sebagainya. Terkait dengan doa yang dibaca, dijelaskan dalam sebuah hadis :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صلّى الله عليه وسلّم لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَنِ وَالْإِقَامَةِ (رواه أبو داود رقم ٥٢١ والنسائي في “عمل اليوم والليلة” رقم ٦٧ وابن خزيمة في “صحيحه” رقم ٤٢٥ ورواه الترمذي ٣٥٩٤)

“Tidak akan ditolak sebuah doa yang dibaca antara adzan dan iqamat” (HR Abu Dawud No 521, dinilai sahih oleh Ibnu Khuzaimah). Pada intinya doa yang dibaca adalah karena waktu tersebut adalah waktu mustabah.

Sementara melantunkan syair di dalam masjid, apabila dalam syair tadi mengandung pujian yang benar, petuah – petuah, etika, atau ilmu-ilmu yang bermanfaat adalah boleh. Seorang sahabat Hassan bin Tsabit telah benar-benar melantunkan syair-syair pujian kenabian di masjid Madinah di hadapan Rasulullah Saw dan para sahabat. Berikut riwayatnya :

وَفِي صَحِيْحِ الْبُخَارِي أَنَّ عُمَرَ رضي الله عنه مَرَّ فِي الْمَسْجِدِ وَحَسَّانُ يُنْشِدُ فِيْهِ الشِّعْرَ فَلَحِظَ إِلَيْهِ فَقَالَ كُنْتُ أُنْشِدُ فِيْهِ وَفِيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَنْشُدُكَ بِاللهِ أَسَمِعْتَ رَسُوْ لَ الله صلّى الله عليه و سلّم يَقُوْلُ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أيِّدْهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِ قَالَ نَعَمْ (رواه البخاري رقم ٣٢١٢ ومسلم رقم ٦٥٣٩)

“Umar lewat di masjid sementara Hassan membaca syair. Hassan melirik kepadanya dan berkata: Saya membaca syair di masjid, dan di dalamnya ada orang yang lebih baik daripada anda. Kemudian Umar menoleh ke Abu Hurairah, lalu bertanya: Saya bersumpah untukmu demi Allah, apakah kamu mendengar Rasulullah bersabda: Kabulkan saya, Ya Allah, kokohkan Hassan dengan malaikat Jibril? Abu Hurairah menjawab: Ya, saya mendengarnya” (HR al-Bukhari No 3212 dan Muslim No 6539)

Pujian setelah adzan adakalanya membaca shalawat, berikut dalilnya:

إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثل ما يقول ثم صلوا علي فإنه من صلى على صلاة صلى الله عليه بها عشرا.

Rasulullah Saw. bersabda: “Jika kalian mendengar muadzin, maka jawablah seperti yang diucapkan oleh muadzin. Lalu bershalawatlah kepadaku. Sebab, barangsiapa bershalawat satu kali kepadaku, maka Allah merahmatinya sebanyak sepuluh kali.”(HR. Muslim)

Dari hadits ini kemudian muncul fatwa:

أفتى شيخنا الشوبري حين سئل عما يفعل من الصلاة والسلام على النبي صلى الله عليه وسلم قبل الإقامة هل هو سنة أوبدعة بأنه سنة ثم رأيت ذلك منقولا عن جماعات من محققي العلماء.

“Syaikh Syaubari berfatwa ketika ditanya tentang bacaan shalawat kepada Nabi Saw. sebelum iqamah, apakah sunnah atau bid’ah? Beliau menjawab sunnah. Hal itu dikutip dari banyak ulama.”¹³)

Dan adakalanya membaca doa, berikut haditsnya:

عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم《لا يرد الدعاء بين الأذان والإقامة》

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Doa tidak akan ditolak diantara adzan dan iqamah.” (HR. Abu Dawud, sanadnya sahih)

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin

_______________

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik” dan buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah 2”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai wanita penyapu masjid dan perhatian Rasulullah Saw. Baca : https://www.mqnaswa.id/wanita-penyapu-masjid-dan-perhatian-rasulullah/

Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/127199/isra-mi-raj-dan-shalat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *