Rasulullah Menghibur Sahabiyah (sahabat perempuan, seorang ibu) yang Kehilangan Putranya
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Diantara sekian banyak sahabat yang aktif menghadiri majelis-nya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, ada seorang sahabat yang senantiasa datang bersama putranya yang masih kecil. Ia suka mendudukkan purtanya itu di hadapannya. Suatu hari, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bertanya kepadanya :
“Apakan kau mencintainya?”
“Duhai Rasul, semoga Allah mencintaimu sebagaimana aku mencintai putraku ini,” jawabnya.
[yakni cinta yang sangat dalam. Ibu ini merasa cintanya begitu dalam kepada puteranya sehingga mengharapkan Rasul mendapat cinta yang demikian besar dari Allah. Tentunya sahabat perempuan ini juga mengetahui bahwa rahmat Allah tidak mungkin bisa digambarkan. Ucapannya ini semata hanya mengungkapkan betapa besar cintanya kepada sang buah hati]
Suatu hari, putra yang sangat dicintainya itu meninggal dunia, sehingga ia tidak dapat hadir dalam majelis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia selalu teringat kepadanya. Rasul pun segera menanyakan keadaan lelaki itu kepada para sahabat:
“Mengapa Fulan tidak hadir, apa yang terjadi dengannya?”
“Duhai Rasul, putranya yang biasa engkau lihat, meninggal dunia,” jawab para sahabat.
Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam segera mengunjungi sahabatnya itu dan menanyakan keadaan putranya. ketika ia memberitahukan kepada beliau bahwa putranya itu telah meninggal dunia, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan bela sungkawa kepadanya dan berkata:
“Duhai Fulan, mana yang lebih kamu sukai, engkau bersenang-senang dengan anakmu sepanjang hidupmu atau ia meninggal dunia terlebih dahulu dan nanti ketika kamu berjalan menuju salah satu pintu Surga, ternyata ia telah menantimu disana dan membukakan pintu Surga untukmu?”
“Duhai Rasul, tentu aku lebih suka jika ia terlebih dahulu menantiku di depan pintu Surga dan membukakan pintu itu untukku,” jawabnya.
“Nah, itulah yang kamu peroleh,” sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Mendengar berita gembira ini para sahabat bertanya kepada beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“Duhai Rasul, keistimewaan ini hanya untuknya, atau juga berlaku untuk kita semua?”
“Ini juga berlaku untuk kalian semua,” jawab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Baca : Kisah Perhatian Rasulullah kepada Wanita Penyapu Masjid
Demikian kisah Rasulullah menghibur seorang sahabat yang kehilangan putera terkasihnya. Dalam kisah diatas, ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik. Seorang pimpinan majelis, hendaknya ia peka terhadap kondisi orang-orang yang hadir di majelisnya. Berusaha mengenal mereka lebih dekat. Jika mereka tidak tampak hadir, berusaha untuk mengetahui penyebabnya. Jika ia mengalami kesulitan, bertindak untuk menolongnya. Jika ia sedih, maka berusaha untuk menghiburnya. Sehingga, terjalinlah cinta kasih diantara sesama Muslim, yang indah dan membawa kedamaian bagi segenap alam. Demikianlah majelis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, penuh kasih sayang, saling menghormati dan mencintai.
Alhamdulillaahi robbil ‘alamin
Sumber : keindahan Budi Nabi
Penulis : Naufal (Novel) bin Muhammad Alaydrus
Nayra Fathimah Nadhifah MQNaswa