Pengajian Ke-1 Kitab Aqidatul Awwam : Mengenal Sayid Ahmad Al-Marzuqi, kitab Aqidatul Awwam dan hubungannya dengan kita sebagai santri Nusantara.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Riwayat Hidup Sayid Ahmad Al-Marzuqi (1205 H – 1262 H)
Penyusun Qashidah ‘Aqidatul ‘Awwam
Sayid Ahmad bin Sayid Ramadhan bin Manshur bin Sayid Muhammad bin Syamsuddin Muhammad bin Sayid Rois bin Sayid Zainuddin bin Nashibuddin bin Nashiruddin bin Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Rois Ibrahim bin Muhammad bin Sayidi Marzuq al-Kafafi bin Sayidi Musa bin Abdullah al-mahodl bin Imam Hasan Matsan bin Imam Hasan Sibthi bin Imam ‘Ali Karomallahu wajhah wa fathimatuz zahra binti Rasulillah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Beliau lahir di daerah Sinbath (Mesir) pada tahun 1205 H/1791 M. Dari jalur ayah bersambung sampai dengan Sayidina Hasan bin Ali/ Fathimah, sedangkan dari jalur ibu bersambung sampai dengan Sayidina Husein bin Ali/Fathimah radhiyallahu ‘anhum.
Oleh Syaikhus Sajjaadah al-wafaiyah Abul Iqbal Ahmad Wafa beliau (Sayid Ahmad al-Marzuqi) diberi nama kun-yah (nama panggilan untuk menghormati) Abul Fauz dan nama laqob “al-Marzuqi” karena nisbat kepada leluhur beliau Syaikh Marzuq al-Kafafi (sebagaimana telah disebutkan dalam runtutan nasab beliau di atas). Syaikh Marzuq adalah seorang ulama ‘arif billah (ulama yang mengenal Allah / ahli makrifat) yang dimakamkan di daerah Kafafah, negeri Hijaz.
Beliau bermadzhab Maliki bahkan menjadi mufti (orang yang diberi kewenangan berfatwa) untuk madzhab maliki di Makkah al-Mukarromah setelah kewafatan mufti sebelumnya. Mufti sebelumnya tidak lain adalah kakak beliau sendiri yang bernama Sayid Muhammad. Setelah Sayid Muhammad wafat pada tahun 1261 H/1845 M, maka digantikan oleh adiknya, yakni Sayid Ahmad Al-Marzuqi (penyusun qashidah Aqidatul Awwam ini) hingga beliau wafat satu tahun kemudian (1262 H/1846 M) dalam usia 57 tahun.
Beliau seorang ulama yang wara’ (sangat hati-hati), zahid, pengajar utama di masjidil Haram, memiliki murid yang sangat banyak yang belajar di 104 zawiyah miliknya yang tersebar di berbagai negeri, menyusun banyak karangan yang masyhur, di antaranya :
- Matan Aqidatul ‘Awwam
- Tah-shil Nailil Maram (Syarah Aqidatul Awwam)
- Bayaanul Ashl fii lafdhi Baa Fadhal
- Tashiilul Adz-haan ‘alaa matan Taqwiimul Lisaan fin Nahwi al-Khawarizmi
- Al-Fawaaidul Marzuqiyah syarah al-ajrumiyah
- Mandhumah fi qowa’idish shorfi wan nahwi
- Matan nadhom fi ‘ilmil falak (yang diberi syarah oleh kakaknya, sayid Muhammad)
Di antara kitab-kitab beliau, Aqidatul Awwam lah yang paling banyak tersebar hingga ke nusantara. Selain karena pembahasannya adalah pokok aqidah mendasar yang sangat penting tapi sederhana dan mudah dipahami. Juga karena nadhom ini memiliki kekhususan karena langsung diajarkan oleh ﷺ (sebagaimana akan dikisahkan nanti).
Oleh karena itulah Aqidatul Awwam ini menjadi menarik perhatian yang sangat besar dari para ulama, sehingga muncul banyak syarah (penjelasan) atas qashidah ini di antaranya :
1. Tahsil Nailil Maram Karya Syaikh Ahmad al-Marzuqiy pemilik Nazham
2. Nurudh Dholam Karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantaniy
3. Tashilil Maram Karya Syaikh Ahmad al-Qath’aniy
4. Nurudh Dholam Karya Syaikh Muhammad Ali BaAthiyyah al-Dau’aniy
5. Arkanil Iman Li Ummatil Islam Karya Syaikh Umar Abdullah Kamil
6. Rowihatul Aqwam Karya Kyai Bisri Musthofa (Bahasa Jawa)
7. Jalaul Afham Karya Syaikh Ihya Ulumiddin murid Sayyid Muhammad Ibn Alawiy al-Malikiy
8. Aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah Terjemah dan Syarh Aqidatul Awam karya K.H. Muhyiddin Abdus Shamad (Bahasa Indonesia)
9. Terjemah dan Syarh Aqidatul Awam karya K.H Fadhlil an-Nadwiy (Bahasa Indonesia)
Murid murid beliau yang masyhur di antaranya : Syaikh Ahmad Dahan, Sayid Ahmad Zaini Dahlan, Syaikh Thahir at-Takruri, Syaikh Ahmad al-Hawani. Para ulama nusantara pun termasuk murid murid beliau. Karena salah satu murid beliau yang bernama Sayid Ahmad Zaini Dahlan kelak akan menjadi ulama besar, mufti madzhab Syafi’i di Makkah al-Mukarromah dan mendidik banyak sekali pelajar dari nusantara. Di antaranya Syaikh Nawawi Banten, Syaikh Sholeh Darat Semarang, Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau dan lain lain. Dari mereka lah seluruh ulama pendiri pondok pesantren di Indonesia menimba ilmu hingga menyebarkannya di tanah Nusantara.
Pengajian Kitab Kyai Sholeh Darat dapat dibaca di : https://www.mqnaswa.id/category/kyai-sholeh-darat/
Sayid Ahmad Al-Marzuqi adalah pecinta ilmu sejati, beliau tetap mengajar hingga menjelang wafat. Di akhir hayatnya beliau masih membaca Kitab Tafsir Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil atau dikenal dengan Tafsir Baidlowi. Beliau wafat pada hari Senin, tahun 1262 H dalam usia 57 tahun dan dimakamkan di Ma’la Makkah Al-Mukarramah.
Semoga kita, kedua orang tua, anak turun semuanya, mendapat keberkahan dan manfaat ilmu beliau, amiin.
Wallahu A’lam
Alhamdulillahi robbil ‘aalamin
Kertanegara, Naswa
Sabtu Kliwon, 25 Januari 2020 M / 29 Jumadil Awal 1441 H
Wawan Setiawan