Sayidah Khadijah Jatuh Cinta

1 min read

Jatuh cinta lah Sayidah Khadijah kepada Nabi Muhammad setelah mendengar dan menyaksikan keunggulan, kepribadian dan sifat beliau (Shallallahu ‘Alaihi Wasallam)

 

Pengajian kitab al-Busyro fi Manaqib Khadijah al-Kubro ke-6

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Ketika (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah menyempurnakan tujuan beliau (yakni menjalankan bisnis Khadijah) dan telah menjual semua komoditas yang di bawa, beliau kembali menuju kota Makkah denga membawa hasil keuntungan yang sangat banyak.

Beliau datang dengan laba yang melimpah. Sehingga sangat senanglah Sayidah Khadijah. Sayidah Khadijah memuji pekerjaan (Nabi) Muhammad yang sangat baik dan dan memandang (Nabi) Muhammad sebagai pegawai/ rekan bisnis dengan pandangan yang luhur (membesarkan pribadi Nabi Muhmmad). Beliau memuliakan (Nabi) Muhammad dengan sepenuh penuh kemuliaan.

Tidak bisa dipungkiri, syakhsiyah (kepribadian, diri Nabi) Muhammad mulai membekas dalam jiwa Sayidah Khadijah, cukup dalam. Dalam diri Sayidah Khadijah menyembunyikan kekaguman akan  agungnya kemuliaan beliau (Shallallahu ‘Alaihi Wasallam).

Perasaan itu semakin bertambah, setelah Sayidah Khadijah mendengar tanda-tanda kemuliaan, keindahan ahwal (sifat ruhani), bahkan hal-hal yang sulit dinalar oleh akal yang disaksikan dan diceritakan oleh Maisaroh. Hal-hal yang diceritakan tersebut adalah bukti-bukti kenabian yang sangat jelas (bagi Khadijah).

(sebagaimana kita ketahui Sayidah Khadijah sejak kecil “mengaji ilmu agama Ibrahim dan pengetahuan yang sangat banyak kepada paman beliau yang bernama Waraqah bin Naufal, seorang ahli kitab Taurat dan Injil. Di dalam kedua kitab tersebut, banyak diceritakan ciri-ciri Nabi akhiruz zaman)

Maisaroh menceritakan tentang awan yang terus menemani (menaungi Nabi) Muhammad sepanjang perjalanan, juga ucapan Rahib dari gereja Nasthuro. Maisaroh juga menceritakan bagaimana unta yang ditunggangi Nabi sangat patuh sepanjang perjalanan, ketika unta yang lain sulit dikendalikan jika sudah mulai kelelahan, juga rasa heran Maisaroh, melihat perjalanan yang cukup jauh itu terasa sangat ringan dan lebih cepat. Bumi seperti terlipat di bawah langkah unta (Nabi) Muhammad.

Maisaroh menceritakan kekagumannya akan kejujuran/ petunjuk yang ada pada diri (Nabi) Muhammad, sepanjang perjalanan. Juga kerikil dan bebatuan, ketika dia dan para anggota kafilah yang lain kesulitan menapakinya, bebatuan itu seperti lembut dan menyesuaikan dengan injakan langkah kedua kaki (Nabi) Muhammad. Semua itu tersimpan kuat dalam benak/ hati Maisaroh yang melihat langsung dengan kedua matanya sendiri.

Paling membekas dalam diri Maisaroh adalah keindahan sirah (peri kehidupan/ kepribadian Nabi) Muhammad. Keluhuran dalam akhlaknya dan muamalahnya (cara pergaulannya dengan sesiapa saja). Semuanya diceritakan Maisaroh kepada tuannya, Sayidah Khadijah.

Khadijah, sebelumnya, memang telah mendengar dan mengetahui tentang kejujuran ucapan Muhammad, keagungan sifat amanahnya (bisa dipercaya dalam hal apapun, tidak akan berkhianat), kemuliaan akhlak dan kepribadiannya. Kisah Maisaroh ini menambah memantapkan pengenalannya akan diri (Nabi) Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wasallam).

Sifat-sifat dan akhlak yang luhur ini semakin terukir dalam diri Sayidah Khadijah yang mulia. Sehingga ia merasakan suatu “Perasaan yang Aneh”, ketika terkenang rupa dan hakikat (segala hal tentang diri Nabi) Muhammad al-Habiib.

Bahkan Khadijah bingung dengan dirinya sendiri, mengapa ia merasakan “berdebar di dalam jantungnya dan relung perasaannya” ?

Padahal belum lama ia menolak banyak laki-laki, yang ternama, memiliki kemuliaan nasab, dan harta yang melimpah. (Karena sama sekali tidak ada rasa tertarik), Khadijah menolak semuanya, sehingga mereka sangat menyesal, begitu kuatnya keinginan mereka untuk melamar Khadijah.

(Tapi, terhadap Nabi Muhammad, Khadijah tidak bisa memungkiri apalagi menolak “perasaan” nya, yang semakin kuat dan semakin dalam, bahwa ia telah jatuh cinta)

Baca Pengajian Sebelumnya : Khadijah mulai Mengenal dan Mendekati Nabi Muhammad

Wallahu A’lam
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin

Kertanegara, MQNaswa
30 Oktober 2021

Wawan St

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *