Sayidah Khadijah Melamar (Nabi) Muhammad

1 min read

Sayidah Khadijah Melamar (Nabi) Muhammad

Sayidah Khadijah melamar Nabi Muhammad. Beliau tidak mau kehilangan kesempatan yang berharga ini. Inilah kisahnya.

Pengajian kitab al-Busyro fi Manaqib Khadijah al-Kubro ke-7

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Ketika Allah ta’ala telah menghendaki kebahagiaan yang abadi, kemuliaan dan keutamaan untuk Sayidah Khadijah, melebihi semua wanita di dunia ini, maka Allah menjadikan perasaan yang kuat dan mantap dalam diri Khadijah untuk segera mengambil keputusan (melamar Nabi Muhammad), jangan sampai kehilangan kesempatan emas ini.

Al-Busyiri menggubah sebuah syair :

وَاسْتَبَانَتْ خَدِيْجَةُ أَنَّهُ الْكَنْـ   ﴿﴾  ـزُ حَاوَلَتْهُ وَالْكِيْمِيَاءُ

Dan Khadijah mengetahui dengan jelas sesungguhnya (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

adalah khazanah dan kimiya, yang sangat ingin diraihnya

(Catatan :

Khazanah artinya gudang. Yakni, sayidah Khadijah melihat (Nabi) Muhammad adalah gudang yang berisi keistimewaan, kemuliaan dan keluhuran.

Kimiya artinya perbendaharaan yang tersembunyi, yakni sayidah Khadijah melihat Nabi menyimpan suatu hal yang tidak dimiliki siapa pun (maksudnya kenabian).

Atau, Kimiya artinya, sesuatu yang bisa merubah benda atau apa saja, dirubah menjadi bentuk yang lebih indah dan lebih berharga. Artinya Nabi memiliki sifat akan merubah manusia, peradaban dan dunia ini menjadi lebih indah dan berharga).

 

Maka Sayidah Khadijah semakin mantap, memilih untuk dirinya, seorang yang suci lagi terpercaya, pemimpin semua manusia, yang di wajahnya berkilau tanda tanda kemuliaan dan keindahan, yang di dalam dirinya ada kesempurnaan dan keagungan, yang tampak jelas padanya tanda-tanda kepemimpinan, dan muncul darinya isyarat-isyarat keistimewaan dan panutan.

Tidak ada yang bisa dilakukan dan ditunggu, kecuali ia segera mengutus seorang utusan kepada (Nabi) Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wasallam), dan menawarkan dirinya untuk menjadi isteri beliau.

Maka (dalam satu riwayat), Sayidah Khadijah melamar secara langsung kepada (Nabi) Muhammad, rasul yang paling agung, Nabi yang paling mulia (Shallallahu ‘Alaihi Wasallam), seraya berkata kepadanya, “Wahai anak pamanku, sungguh aku telah jatuh cinta kepadamu karena kekerabatanmu, sifat muliamu, dan karena keluhuran derajatmu”.

Dalam riwayat yang lain, Sayidah Khadijah mengutus Nafisah binti Muniyah untuk menyelidiki dan mencari tahu tentang Nabi. (Apakah beliau mau menikah dengan Khadijah)

Maka (ketika bertemu dengan Nabi Muhammad), Nafisah bertanya, “Apakah yang mencegahmu, sehingga engkau belum juga menikah ?”

(Nabi) Muhammad menjawab, “Aku belum punya uang (untuk biaya pernikahan)”

Nafisah berkata, “Seumpama, ada perempuan yang mau menanggung dan mencukupi biaya pernikahannya, dan engkau akan mendapat wanita yang kaya, jelita dan pantas/ sesuai kemuliaannya”

(Nabi) Muhammad bertanya, “Siapa wanita itu ?”

Nafisah menjawab, “Khadijah”

Maka (Nabi) Muhammad pun menerima lamaran Khadijah. (Karena Nabi juga menyukai Sayidah Khadijah. Wanita yang dikenal cantik, kaya, tapi terjaga pergaulannya sejak kecil. Ia dijuluki sayidah thohiroh – wanita mulia yang suci).

Al-Busyiri menggubah sebuah syair yang indah :

وَرَأَتْهُ خَدِيْجَةٌ وَالتُّقَى وَالزُّهْـ   ﴿﴾  ـدُ فِيْهِ سَجِيَّةٌ وَالْحَيَاءُ

Sayidah Khadijah melihat beliau (Nabi Muhammad) adalah seorang yang bertakwa (takut kepada Allah), zuhud,

memiliki karakter dan rasa malu yang kuat.

وَأَتَاهَا أَنَّ الْغَمَامَةَ وَالسَّرْ   ﴿﴾  حُ أَظَلَّتْهُ مِنْهُمَا أَفْيَاءُ

(Apalagi ditambah) datang (kisah-kisah) kepada Sayidah Khadijah,

bahwasanya mendung dan (ranting-ranting) pepohonan selalu menaunginya

وَأَحَادِيْثُ أَنَّ وَعْدَ رَسُوْلِ اللهِ   ﴿﴾  بِالْبَعْثِ حَانَ مِنْهُ الْوَفَاءُ

Dan berita-berita bahwa sesungguhnya akan diutus seorang Rasul (akhir zaman) telah dekat waktunya,

(Khadijah meyakini, hal itu akan) terlaksana pada diri (Nabi) Muhammad

فَدَعَتْهُ إِلَى الزَّوَاجِ وَمَا أَحْـ   ﴿﴾  سَنَ مَا يَبْلُغُ الْمُنَى الْأَذْكِيَاءُ

Maka Sayidah Khadijah mengajaknya (Nabi) Muhammad dalam satu ikatan pernikah.

Sungguh indah, tercapainya harapan dari seorang wanita mulia yang cerdas ini.

 

Baca bagian sebelumnya : Sayidah Khadijah Jatuh Cinta

Wallahu A’lam
Alhamdulillaahi robbil ‘aalmin

Kertanegara, MQNaswa
31 Oktober 2021

Wawan St

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *