Sayidina Hasan, Pemimpin dan Juru Damai

1 min read

Sayidina Hasan, Pemimpin dan Juru Damai sebagai mana dikatakan Rasulullah. Ngaji Mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ke-1

Mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak terhitung jumlahnya. Pertama kita akan mengaji tentang mukjizat Rasul yang berkaitan dengan Masalah Ghaib (sesuatu yang belum terjadi)

Sayidina Hasan adalah putera pertama pasangan agung Sayidina Ali dan Sayidah Fathimah binti Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau diramalkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai seorang pemimpin dan juru damai bagi umatnya.

Suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkhutbah di hadapan para sahabat yang mulia. Beliau bersabda :

اِنَّ ابْنِيْ هٰذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللهُ اَنْ يُّصْلِحَ بِهٖ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ (وَفِيْ رِوَايَةٍ) عَظِيْمَتَيْنِ.

“Sesungguhnya, anakku ini (maksudnya Sayidina Hasan putra Sayidina Ali – Siti Fathimah), adalah seorang Sayid (pemimpin). Semoga dengannya (dengan sebab dia) Allah akan mendamaikan dua kelompok besar umat Islam”.

Ternyata, 40 tahun kemudian, hal itu terjadi.

Saat itu pasukan besar yang dipimpin Sayidina Hasan (yang telah dibai’at kaum muslimin sebagai khalifah) bertemu dengan pasukan besar Muawiyah (yang tidak menyetujui tampuk kelhalifahan). Alih alih mepertahankan jabatan khalifah, justru Sayidina Hasan (yang baru menjabat selama 6 bulan) memilih berdamai dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Sayidina Muawiyah. Maka berdamailah dua kubu kaum muslimin, yang sejak peristiwa terbunuhnya Sayidina Utsman terpecah pecah.

Terwujudlah tiga “ucapan” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada peristiwa tersebut, yaitu :

Pertama, Sayidina Hasan adalah pemimpin. Terbukti bahwa kelak cucunda beliau ini menjadi pemimpin tertinggi umat Islam, seorang Khalifatur Rasyidah.

Kedua, beliau juru damai. Yakni beliau merelakan jabatan khalifah demi terjadinya perdamaian. Padahal dukungan kepada beliau sangat banyak dan berasal dari sahabat sahabat Nabi yang utama.

Ketiga, bahwa masa khalifah rasyidah (khalifah/ pengganti Rasul) berlangsung 30 tahun. Setelah itu berganti monarki (kerajaan).

Terkait hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Rasulullah Saw bersabda: “al-Khilafatu fi ummatii tsalaatsuna sanatan, tsumma mulkun ba’da dzalika”. Artinya: “Usia khilafah dalam umatku adalah 30 tahun, kemudian setelah itu adalah sistem kerajaan” (HR Ahmad No 21978 dan Turmudzi No 2226, ia mengatakan: ‘Hadis ini hasan’)

30 tahun itu terdiri dari :

Sayidina Abu Bakar : 2 tahun 6 bulan
Sayidina Umar : 10 tahun
Sayidina Utsman : 12 tahun
Sayidina Ali : 5 tahun
Sayidina Hasan : 6 bulan

Jumlah : 30 tahun

Mengenai hal ini baca juga rahasia nama “Muhammad” di : https://www.mqnaswa.id/4-macam-asma-allah-dan-rahasia-hitungan-nama-muhammad/

Shodaqo Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

 Wallaahu A’lam.
Alhamdulillaahi robbbil ‘alamin

Kertanegara, MQ Naswa,
Rabu, 07 April 2021

Wawan St.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *